CHAPTER 7

27 26 9
                                    

"Hanya orang beruntung yang mendapatkan kebahagiaan sedangkan saya tidak :)".

~~~

Semalaman gadis itu tidur dilantai yang dingin tanpa alas atau selimut satupun.

Ella terbangun pukul enam pagi langsung duduk dengan mata sayunya, badannya panas, Ella demam.

Ella tidak bisa membendung air matanya lagi rasanya sangat menyesakkan. Ella menghapus air matanya dengan kasar, tangannya begitu sakit juga perutnya terasa seperti digiling.

Mencoba berdiri, Ella berpegangan pada dinding-dinding ruang tamunya dengan perlahan berjinjit takut telapak kakinya terkena pecahan beling, badannya sangat lemas dari kemarin ia belum mengisi perutnya, bahkan rasanya menggigil seperti baru keluar dari lemari es. Mungkin akibat dirinya tertidur atau lebih tepatnya pingsan dilantai tanpa selembar kain sebagai alas.

Ella berusaha bersiap mandi untuk sekolah hari ini ada ulangan Astronomi tidak mungkin bila dia absen hari ini.

Ella menyalakan shower air ke kepalanya tak sadar jika ada luka di wajahnya.

Byurr

"Arghh". pekiknya

Hampir memakan waktu 30 menit Ella bersiap-siap. Acara mandinya berlangsung dengan lama karena ia menyabuni seluruh badannya dengan satu tangan kanannya, tangan kirinya membengkak akibat tinjakan Bagas ayahnya, apalagi ditambah luka memar dibagian perutnya.

Setelah mandi, Ella memandangi dirinya didepan cermin tak ada yang menarik dirinya, lebam bagian pipi dan sudut bibir yang sedikit menganga.

Ella meminum obat penurun panas.
Perlahan Ella mengobati sudut bibirnya dengan salep, lalu mengompres pipinya dengan handuk direndam air hangat, kemudian tangannya sebelah kiri juga dikompres lalu diberi minyak batu agar bengkaknya mengempis.

Untuk bagian perutnya nampak membiru, Ella tidak tahu harus berbuat apa sepertinya ia harus ke dokter setelah pulang sekolah. Untung saja Ella punya uang cadangan.

Ella memakai pakaian sekolahnya lalu dilapis dengan sweater rajut berwarna biru agar tak masuk angin, ia tidak ingin dirinya tambah sakit, demam hanya hal sepele bagi Ella karena setahun sejak kepergian ibunya Ella sakit tidak ada yang mengurusnya.

Membuat sarapan untuknya. Lalu membersihkan serpihan beling semalam.

Jam menunjukkan pukul 7.15 Ella bergegas pergi ke sekolah agar tidak ketinggalan angkot, pas saat Ella keluar dari gang komplek perumahannya, Supir angkot itu ternyata menunggu Ella, ia tahu Ella setiap hari sekolah menaiki angkotnya. Rupanya masih banyak orang baik di dunia ini.

Ella naik angkot meski berjongkok tepat didepan pintu mobil, tidak apa selagi masih bisa ikut.

Sesampainya disekolah tak lupa membayar angkot, Ella bergegas masuk ke kelasnya takut bel berbunyi lalu guru mata pelajaran sudah ada di kelasnya, itu menurut Ella hal yang paling memalukan selain berdiri diluar kelas karena terlambat.

Tak lama kemudian Bel berbunyi menandakan masuk pelajaran pertama, Guru mata pelajaran langsung masuk untuk mengajar.

Hari ini Samuel masuk kelas karena ada ulangan, ia malas mendengar ocehan Mamanya dirumah yang itu-itu saja, maka dari itu ia mau ikut ulangan.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita ulangan kan jadi siapkan kertas selembar disertai pulpen dan perlengkapan lainnya, Ibu yang bagikan sendiri soalnya". Ujar ibu Siska selaku Guru Astronomi.

"Baik bu". Sahut Seluruh siswa yang ada di kelas.

Samuel membuka soal ulangan yang baru saja dibagikan.

ALLEIN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang