CHAPTER 3

45 35 5
                                    

"Bertahan dengan sikapmu adalah kebodohan yang ku sengajakan".

POV'S Ella

~~~

"Pergi lo dari sini, CEPAT!". Pinta Samuel dengan nada suara meninggi.

Bella-mama Samuel langsung keluar dari rumah menuju arah suara kegaduhan, pas tiba di halaman rumahnya pandangannya tertuju padaku yang sudah berceceran darah, didepanku terlihat Samuel yang berdiri dengan tangan mengepal juga rahang mengetat.

Bella-mama Samuel langsung berlari menghampiriku hendak membantu berdiri.

"SAMUEL KAMU INI SUDAH GILA YA! APA MAMA PERNAH NGAJARIN KAMU BERSIKAP KASAR SAMA ANAK PEREMPUAN?!, KAMU SAMA SEPERTI PAPA MU SAMA-SAMA TIDAK BERGUNA!!". Bentak Bella-mama menatap tajam Samuel seraya membatu ku berdiri lalu berjalan meninggalkan Samuel.

Tante Bella membantu berdiri dan menuntun ku berjalan dengan hati-hati lalu mendudukkan di kursi depan rumahnya, sekarang aku mengerti mengapa Samuel bersikap kasar dan keras kepala, dia memiliki ayah yang sikap tempramen kasar sama seperti Samuel.

"Tunggu sebentar ya Ella, Tante ambilkan kotak P3K dulu di dalam". Ucap Bella-mama Samuel seraya berjalan masuk kedalam.

Tak lama Tante Bella mengambil, bisa dalam hitungan 3 menit Tante Bella sudah kembali didepan ku berjongkok ingin mengobati luka di lututku yang darahnya terus mengalir ke betisku.

Sedangkan Samuel, dia pergi entah kemana menggunakan sepeda motor KLX warna hitam miliknya begitu saja setelah dibentak mamanya tak meninggalkan sepatah kata pun.

"Sini Tante obati dulu ya". Tante Bella mengeluarkan kapas lalu meneteskan obat Betadine menaruh pelan-pelan di lututku.

"akh!". Pekik ku pelan sambil mengigit bibir bawahnya dengan kuat.

"Sakit ya? Apa mau di bawa kerumah sakit aja Ella?, Tante takut ada luka serius". Ujar Bella-mama Samuel.

"Gausah Tante lukanya ga parah kok, paling diobati setiap hari juga sembuh".

"Maafin Samuel ya Ella, dia bersikap seperti itu karena papanya selalu bersikap kasar padanya". Ucap Bella-mama Samuel dengan nada suara lembut menatap mataku seperti biasanya.

"Ga papa Tante Ella udah biasa, kalau boleh tau sekarang papa Samuel dimana ya?". Tanya ku penasaran

"Ayah Samuel lagi di luar negeri, ngurusin kerjaan kantornya disana". Jawab Bella-mama Samuel.

"Ooh gitu".

Kini Tante Bella yang duduk disebelah ku seraya mengobati luka di telapak tanganku.

"Udah Tante, nanti aja Ella lanjut obati dirumah, Ella pulang aja Tante, lagipula mood Samuel lagi ga bagus, makasih banyak udah mau ngobatin Ella". Imbuhku bergegas berdiri ingin mengambil tas ransel yang ada di sofa ruang tamu. Bella-mama Samuel juga langsung ikut berdiri.

"Tante antar ya, Tante takut kamu kenapa-kenapa dijalan". Jawab Bella-mama Samuel prihatin melihat ku dengan luka-luka di tangan dan lutut.

"Gak papa Tante Ella bisa kok pulang sendiri, lagipula dari sini kerumah Ella tidak lumayan jauh kalau naik ojek, Ella malah merasa direpotkan sama Tante terlalu baik sama Ella, Makasih banyak Tante sudah perhatian sama Ella". Jawab ku lalu berjalan kedalam ingin mengambil tas. Tante Bella menunggu diluar.

Setelah mengambil tasvaku berpamitan mencium punggung tangan Tante Bella lalu melepaskan dalam hitungan detik.

"Ella pamit ya Tante".

"iya hati-hati dijalan, sekali lagi maafin Samuel ya cantik". Jawab Bella-mama Samuel seraya melambaikan tangan pada ku.

"iya Tante santai aja Ella gak papa kok". Perlahan berjalan meninggalkan Tante Bella.

Gerbang di bukakan oleh pak satpam.

"terimakasih pak". Menundukkan kepalaku berterimakasih.

"iya sama-sama non". Jawab pak satpam.

Setelah melewati Gerbang rumahnya, pak satpam langsung kembali menutup.

Aku menghela nafas panjang, berbohong berkata akan menaiki ojek padahal sama sekali tidak punya uang, aku sendiri berbohong karena tak ingin merepotkan Tante Bella.

berjalan pelan dengan kaki pincang di trotoar sambil menikmati lagu menggunakan headset.  mendengarkan lagu BOL4- TO MY YOUTH, sambil tersenyum sejenak melupakan masalah dalam hidupku.

Seketika langkah kakiku terhenti lalu  menoleh melihat Samuel yang tiba-tiba berhenti tepat disebelah ku.

"Naik cepat!". Imbuh Samuel menyuruh naik di atas motornya.

"Kamu ngomong sama aku?". Tanya ku melepas sebelah headset nya lalu menoleh ke belakang dan kedepan tak ada orang selain aku.

"Sama lo bego, cepetan naik gue anter kaki lo aja pincang gimana mau sampai rumah keburu malam". Jawab Samuel menghela nafas kasar.

"Ikut tidak ya? aku takut Samuel melakukan sesuatu padaku, hari juga sudah mulai gelap, ikut saja la semoga dia tak melakukan apa-apa". Gumam ku dalam hati seraya menaiki motor Samuel, dengan tangan kiri berpegangan pada bahu Samuel karena motornya begitu tinggi.

Samuel memacukan motornya  kecepatan sedang, mungkin karena takut aku terjatuh, aku juga tak berpegangan pada tubuhnya.

"Maaf". Imbuh Samuel dengan nada suara yang berbeda saat dia marah tadi.

"Untuk?". Sahut ku

"apa dia minta maaf karena mendorong ku tadi?, aku bahkan hanya menganggap itu hal sepele, wajar saja jika Samuel marah karena dia salah paham". Kataku dalam hati

"Gue kasar sama lo". Jawab Samuel raut wajah datar tak menunjukkan ekspresi apapun.

"Ga papa".

"Alamat rumah". Dua kata yang diucapkan, Samuel melirik ku di spion motor nya.

"Perumahan mawar jalan Kamboja No. 56". Jawabku cekatan.

Keheningan dalam perjalanan terakhir percakapan kami hanya saat Samuel bertanya alamat rumah lalu aku memberitahunya, tak ada satu orang yang mengangkat bicara lagi.

Akhirnya sampai juga didepan rumah, tanganku berpegangan pada bahu Samuel hendak turun dari motor.

"Makasih Sam".  Ucapku sambil tersenyum.

Tak membalas perkataan ku, Samuel langsung memutar motornya memacu laju meninggalkanku.

~~

gimana? mau spill tentang keluarga Ella dulu atau ketemu samuel lagi?

jangan lupa vote and komentar ya gusyy ❤️
juga jangan lupa follow akun wattpad ini yaa ❤️

ily readers ❤️







ALLEIN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang