MISCARRIAGE.....?♡

3.7K 328 117
                                    

Absen dong.

Sweet peng banget punya pembaca yang open minder sama cerita ini :)

Oke, oke i just wanna say thanks buat yang udah nemuin cerita ini, semoga sesuai expektasi kalian ♡

Miss cinggu much ♡😘

Tandain typo yah.

Happy reading🔥

Happy reading🔥

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

*****

" Bunda?! " Seru gadis kecil bersurai sebahu dengan poni micro bangs nya. Wajah gumpal yang sangat imut itu menatap binar wanita cantik di depannya.

Resti tersenyum tulus. Tangannya dia larikan memperbaiki tatanan poni putrinya dengan gemas, " Ada apa Sweetie hm?" Resti bertanya sambil mencubit gemas hidung kecil putri satu-satunya.

" Jadi gede enak nggak sih bunda?" Tanya Naina dengan wajah polosnya. Resti tampak berfikir sejenak.

" Hmm---tergantung my love."

  " Kok tergantung sih bunda?" Wajah menggemaskan putrinya itu semakin membuat Resti tak sanggup lagi untuk tidak menahan tawanya, dia tertawa lepas namun suaranya masih terdengar anggun.

    " Yah karena takdir setiap orang beda-beda sweetie." Resti beralih merangkul lembut tubuh pendek putrinya, dia mendudukkan dirinya disofa bersama Naina kecil dipangkuannya.

" Contohnya?" Namun gadis kecilnya ini masih tak menyerah. Resti tertawa lagi namun kali ini tak besar, tawanya begitu lembut membuat rasa nyaman hinggap dihati gadis kecil itu.

   " Hmm apa yah? Contohnya bunda. Bunda dipercaya sama tuhan untuk menjaga peri kecil tercantik yang pernah bunda temui di dunia ini." Naina kecil menggeliat tak nyaman saat jemari bundanya menguliti perutnya. Tawa keduanya menggema memenuhi ruang keluarga rumahnya.

   " Geli bunda... Udah, udah, jadi kalo gitu aku adalah orang paling beruntung di dunia," Seru gadis kecil itu dengan suara khas anak-anak.

Tangan bantet nya membingkai wajah bundanya seraya melanjutkan kalimatnya," Karena aku di jaga, oleh ibu peri paling cannntikk yang pernah ada." suara pekikan Naina kecil itu mampu menerbitkan senyum bahagia diwajah bundanya. Sekali tarikan, Resti memeluk erat putrinya dengan sayang.

     Beberapa detik berlalu hingga tawa mereka mulai mereda, Naina kecil menatap lurus bundanya yang juga menatapnya penuh sayang.

" Naina anak kecilnya bunda ini pengen cepet-cepet gede, supaya bisa gantian, biar Naina yang jagain bunda."

   " Bunda maukan dijagain Naina? Naina udah jarang nakal kok, Naina juga selama dirumah tante kemarin nggak pernah bandel, jadi anak penurut seperti yang bunda ajarin."

Naina's life NEW VERSION (baca selagi On Going)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz