"Aku tidak tau harus bagaimana lagi, tujuan hidupku hanya Sehun."

"Yak! Apa kau tidak lihat yang ada di depanmu? Si tiang itu, astaga. Aku pasti akan meninggalkan Sehun jika ada orang sebaik dia di dalam hidupku. Kenapa kau tidak dengannya saja?!" kesal Baekhyun.

"A-aku kira, kau suka Chanyeol." cicit Jongin.

Baekhyun mengangguk, "Benar juga. Kau sudah tidak bisa menerimanya, Jongin. Karena ada aku. Aku akan carikan laki-laki lain nanti! Oke?" tawar Baekhyun.

Jongin tersenyum kecil mendengar ucapan Baekhyun yang berusaha menghiburnya. "Astaga, kau lebih manis tersenyum seperti itu! Jangan menangis lagi, oke? Aku ada urusan. Aku panggilkan Chanyeol."

Baekhyun bangun dari duduknya, dan keluar dari gedung rumah sakit. Memanggil Chanyeol yang duduk sambil memegang batang rokoknya.

"Yak! Kau merokok di rumah sakit?!" tanya Baekhyun.

"Aku masih tau peraturan. Aku hanya memegangnya." jawab Chanyeol tidak setuju dengan ucapan Baekhyun.

"Sudah selesai?" tanya Chanyeol yang tau mereka berdua pasti bercerita tentang Sehun.

Baekhyun mengangguk, "Aku rispek dengan perhatianmu pada Jongin. Bagaimana bisa kau sesabar itu?" tanya Baekhyun.

"Apa jika aku yang di posisi Jongin, kau akan melakukan hal yang sama?" tanya Baekhyun lagi.

Chanyeol membungkuk hormat pada Baekhyun dan segera masuk ke dalam rumah sakit, mengabaikan pertanyaan Baekhyun.

Baekhyun memasang muka masamnya ketika melihat Chanyeol melenggang pergi, "Dasar, tsundere!" ledek Baekhyun sambil mengeluarkan ponselnya dari sakunya, mencari kontak yang ingin dihubunginya.

"Kenapa?"

"Brengsek kau, Oh. Sial, kenapa aku punya sepupu sepertimu?! Aku malu! Bajingan!" caci Baekhyun setelah mendengar suara Sehun dari sebrang dan segera mematikan panggilannya setelah melepas emosinya.

'

Chanyeol masuk kembali ke rumah sakit setelah Baekhyun memanggilnya. Dan Jongin, terlihat sudah tertidur lagi diatas ranjang rumah sakit.

Chanyeol menghela napasnya. Dalam benak Chanyeol, muncul tekad untuk membantu Jongin mengubah hidupnya. Membantu Jongin menemukan kebahagiaannya lagi, tanpa Sehun.

Chanyeol duduk di kursi di samping ranjang Jongin. Meletakkan kepalanya di pinggir kasur Jongin. Dia ikut mengantuk melihat Jongin yang tertidur.

"Aku janji," monolog Chanyeol mengusap punggung tangan Jongin. Dan tertidur dengan kepala di pinggir kasur Jongin.

Beberapa menit Chanyeol tertidur, Jongin membuka matanya. Dia tidak tidur tadi, Jongin menghindari Chanyeol. Menghindari tatapan merasa bersalah Chanyeol.

Jongin mengangkat tangannya, mengusap kepala Chanyeol pelan. "Maaf hyung," bisik Jongin pelan.

'

brak!

Sehun melonjak kaget saat Baekhyun membanting pintu kamarnya. "Sial! Kenapa tidak mengetuk?!" tanya Sehun.

"Aku sedang marah! Kenapa harus mengetuk?!" Sahut Baekhyun melempar tasnya ke arah Sehun.

"Bajingan, kau. Bisa-bisanya orang sebaik Jongin kau sia-siakan seperti itu. Kau manusia paling brengsek--"

"Kau kesal setelah mendengar cerita versi Jongin? Apa kau tidak mau mendengar ceritaku dulu? Aku bukan satu-satunya yang bersalah disini." ucap Sehun membela dirinya sendiri.

Baekhyun melempar bantal ke wajah Sehun, "Kalau begitu ceritakan. Sampai itu tidak mengubah pandanganku.." Baekhyun menunjukkan kepalan tangannya yang mengkerut kesal.

"Dia yang menawarkan tubuhnya."

Baekhyun mengangguk, "Aku tau."

"Saat aku meminta untuk tidak melanjutkan hubungan itu lagi, dia menolaknya dan terus mendesakku--"

"Tanpa ada angin dan hujan, saat Jongin memang sudah anggap itu sudah berakhir, kau datang lagi dan bercinta dengannya lagi." selak Baekhyun membuat Sehun terdiam karena itu memang benar terjadi.

Sehun mengusap rambutnya pusing, "Aku tidak mencari pembelaanmu. Tapi apa kau tidak bisa melihat dari sudut pandangku? Maksudku, aku tidak sepenuhnya salah disini!"

"Tapi dari sudut pandang manapun kau terlihat brengsek, Sehun."

Sehun mendecak sebal, "Dia menawarkan dirinya saat dia tau aku sedang sangat menginginkan Mina. Kau paham apa maksud dari menginginkan itu. Lalu dia datang. Aku ulangi lagi, dia, Jongin datang menawarkan tubuhnya saat aku frustasi karena tidak mendapat tubuh Mina.

Yak, coba saja kau ada di ujung batas nafsumu dan ada orang yang menawarkan dirinya secara cuma-cuma. Apa kau akan menolak?"

"Tapi kau bilang kau straight! Jongin laki-laki, kau tau itu."

"Sudah aku bilang, aku di ujung batas nafsuku Baek. Dan kau tau sendiri paras manis Jongin! Apa kau tidak akan tersihir dengan wajah manisnya itu?"

Baekhyun membuang napasnya kasar tidak bisa menjawab pertanyaan Sehun karena dia tau, Jongin memang semanis itu. Semanis, bahkan lebih manis dari Mina yang Sehun idam-idamkan.

Sehun juga menghela napasnya frustasi. Dia sedang memikirkan bagaimana menikah dengan Mina, tapi Baekhyun malah menambah beban pikirannya dengan membawa-bawa Jongin.

"Lepas dari itu semua, apa kau mencintai Jongin?"

Sehun membulatkan matanya tidak percaya dengan pertanyaan Baekhyun. Dadanya tiba-tiba berdegup kencang tidak jelas. Sehun kembali menghela napasnya frustasi, "Aku tidak mau menjawab itu." tolak Sehun.

"Apa sulitnya? Kau hanya menjawab tidak jika tidak. Apa kau juga tidak bisa tegas dengan perasaanmu sendiri? Kau juga mencintai Jongin?"

"Aku bilang aku tidak mau jawab. Keluar dari rumahku. Aku harus ke rumah Appa." ucap Sehun mengusir Baekhyun.

"Ke rumah Oh Samchon? Kenapa? Ada yang salah? Kau jarang menemui orang tuamu."

"Aku harus membawa mereka ke rumah Mina besok."

"Ada apa?"

"Aku akan melamar Mina."

Baekhyun mematung di depan pintu apartemen Sehun. Bibirnya mengatup rapat mendengar jawaban Sehun, "Kau serius?"

"Ya."

"Lalu Jongin?"

"Bukan urusanku," jawab Sehun menutup pintu apartemennya.

"Sialan! Kau mencintai Jongin! Aku mendengar degupan kencangmu tadi bodoh!" teriak Baekhyun di luar apartemen Sehun.

"Jangan mengada-ada!" sahut Sehun dari dalam.

"Sial. Kenapa jadi dia yang marah? Oh Sehun brengsek. Aku kebiri, tau rasa kau, sialan." hardik Baekhyun berjalan masuk ke lift.

Tbc,

Find A Way (🔞)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon