1

9.5K 702 14
                                    

"Hay mas!" Wanita cantik itu tersenyum lebar ketika seorang pria gagah dan tampan masuk ke dalam Bentley Bentayga miliknya.

Segera setelah pintu mobil mewah itu tertutup, sebuah kecupan mendarat di pipi sang pria.

"Kangen banget sama kamu." Wanita itu berkata sebelum kembali mengecupi pipi si lelaki yang hanya bisa tersenyum sambil mengusap lembut kepala wanita yang disayanginya itu.

Wanita itu bernama Tatiana Atmojo dan sang pria bernama Abdullah Hanafi.

Dua manusia yang sebenarnya sangat berbeda. Satu kesamaan yang dimiliki keduanya adalah sama-sama saling mencintai.

Tatiana, hidup dalam kemewahan. Pewaris perusahaan baja dan perkapalan terbesar di Indonesia, silsilah keluarganya tidak main-main. Siapa yang tidak mengenal nama Atmojo dibelakang nama wanita itu.

Sementara Abdul hanya pria biasa yang sangat jauh berbeda dari Tatiana. Dia hanya seorang prajurit berpangkat Sersan Kepala, dengan penghasilan yang jauh sekali dibandingkan Tatiana. Anak lelaki pertama dari sebuah keluarga biasa.

Kehidupan keduanya berbeda, jauh berbeda. Tapi rasa cinta yang begitu besar diantara keduanya membuat mereka sejenak melupakan semua perbedaan.

"Seminggu nggak ketemu sama mas bikin aku hampir gila." Suara Tatiana begitu mendayu-dayu, dia juga bergelayut manja di lengan Abdul.

"Gimana liburannya? Senang?" Abdul bertanya pada Tatiana yang terlihat seperti tidak mau melepas lengan Abdul.

"Nggak senang karena kamu nggak ikut." Tatiana memajukan bibirnya, cemberut.

"Gimana mau ikut, kan saya dinas." Abdul tertawa kecil.

"Kalau nggak dinas juga mana mau kamu ikut aku mas."

Abdul masih tertawa melihat Tatiana yang semakin cemberut. Tatiana itu cantik, menawan dan luar biasa menyenangkan. Sangat mudah untuk jatuh hati pada wanita yang satu ini.

"Kan liburan keluarga, masa saya ikut."

"Makanya ayo kita nikah, mas. Biar jadi keluarga." Wanita itu mendongak menatap Abdul dengan matanya yang indah diiringi oleh senyuman yang mengembang di bibir penuh miliknya.

Tawa Abdul terhenti, senyuman lelaki itu memudar. Permintaan Tatiana terdengar menggiurkan tapi sangat berat untuk diwujudkan. Bersama Tatiana tidak akan mudah bagi Abdul, dia tidak berani menggapai Tatiana yang begitu tinggi untuknya.

Abdul menyampirkan helaian rambut Tatiana kebelakang telinga wanita itu. Lalu mengelus pipi mulus milik Tatiana dengan lembut, tatapan keduanya saling mengunci.

Tatiana tau jika membahas masalah untuk menikahinya, maka sikap Abdul pasti akan berubah seperti ini. Abdul sudah pernah mengatakan apa yang ada didalam pikiran pria itu padanya, tentang anggapannya mengenai Tatiana yang terlalu tinggi untuknya.

Pria satu ini terlalu keras kepala menurut Tatiana. Dan pikiran Abdul itu sangat tidak masuk akal. Tatiana bahkan sudah mengatakan berulang kali bahwa dia siap untuk melepaskan apa yang dimilikinya agar bisa bersama dengan pria itu. Tapi tetap saja dengan keras kepala Abdul menolak keinginan Tatiana itu.

"Mas, jangan terus menerus keras kepala. Ayo menikah." Kembali Tatiana berkata pada Abdul.

Terlihat Abdul menelan air liurnya dengan susah payah, lalu pandangannya beralih kearah lain.

"Katanya kamu mau makan bakso, kamu belum makan kan?" Abdul kini mengalihkan pembicaraan.

Tatiana menghela nafas pelan. Sebelum kembali pada posisinya, wanita itu kembali mengecup pipi Abdul dengan mesra.

Truely, Madly in Love!Where stories live. Discover now