Heart Blues 9 💙

11 5 3
                                        

Jangan lupa Vote dan Comment!

Follow akun Wattpad Py juga ya!
aleniaapy

Selamat membaca🍒

💙💙💙


09. Perasaan Zoeya


"Duduk!" Perintah Birru kepada Zoeya. Birru melirik pada bangku taman yang berada di sebelahnya, seolah menyuruh melalui tatapan mata yang tajam itu.

Zoeya yang sedari tadi diam seperti patung pun hanya menuruti perintah Birru dengan langsung mendudukkan dirinya di bangku taman itu.

Ya, Birru membawa Zoeya ke taman kompleks yang berada tak jauh dari rumahnya. Hanya butuh waktu kurang lebih sepuluh menit untuk berjalan kaki, hingga sampailah mereka di taman ini.

Taman ini masih terlihat ramai oleh beberapa anak muda yang bermain basket di malam hari, ada juga beberapa pedagang kaki lima yang memang diizinkan untuk berdagang di area taman, asal menjaga kebersihan.

Birru kemudian mendudukkan dirinya di sebelah Zoeya yang terus menerus menunduk. Ia sedikit memberi jarak pada kedua, agar tidak terlalu dekat. Tidak seperti biasanya.

Birru menghela nafasnya kasar. Ia jadi bingung, apa yang harus ia ucap terlebih dahulu untuk saat ini. Suasana terlalu canggung untuk mereka berdua, tidak seperti biasanya.

Apakah pertanyaan, lo suka sama gue?

Atau, ngapain muji-muji Guntur depan Papi Mami?

Atau mungkin, kenapa lo suka sama gue?

Karena terlalu lama keheningan menyeruak, Zoeya pun berinisiatif untuk memanggil Birru terlebih dahulu.

"Lo—"

"Lo—"

Mereka berujar bersamaan, dengan kata yang sama pula, membuat Zoeya mengulum bibirnya ke dalam, sedangkan Birru sudah berdecak pelan.

"Gue denger semua yang lo bilang waktu di meja makan tadi." Ujar Birru pada akhirnya, menyela ucapan Zoeya terlebih dahulu, guna menuntaskan rasa penasarannya.

Dari ribuan kata yang tercipta di otaknya, kenapa malah kalimat yang malah menjurus ke arah dia yang menguping pembicaraan Zoeya? Sialan.

Zoeya mengangguk, tak berniat mengelak.

"Biyu brati denger kata Oya, kalo Oya suka Biyu kan?"

"Hm, gue denger."

Zoeya hanya bisa mengangguk. Ia memainkan jari-jari kukunya yang entah mengapa saat ini lebih menarik perhatiannya.



"Sejak kapan?" Tanya Birru dengan nada yang seperti menyesal, sudah bertanya pada Zoeya tentang hal ini.

"Udah lama..." lirih Zoeya.

"Lo tau gak sih? Rasa lo bisa ngerubah segalanya Ya, persahabatan kita, pertemanan kita, semuanya... Gue malah takut berujung nyakitin perasaan lo," suara birru terdengar frustrasi. Seolah bingung harus berujar bagaimana.

Mata Zoeya sudah berkaca-kaca mendengar penuturan Birru yang seolah-olah menyalahkan perasaanya saat ini.

"Gue-gue juga gak tau yu.." mata Zoeya sudah mulai mengeluarkan peluh air mata.

"Ya lo bisakan tahan perasaan lo?" Kini Birru benar-benar sudah menyalahkan Zoeya seutuhnya, seolah-olah, disukai oleh Zoeya adalah hal yang paling menjijikkan.

Zoeya pun langsung menolehkan kepalanya ke arah Birru, ia menatap maa Birru yang menatapnya dengan pandangan nanar.


"Emang gue bisa, nentuin dengan siapa gue jatuh cinta?! Emang gue bisa? Berhentiin debaran jantung gue tiap dekat sama lo? Emang gue bisa??!!"

Zoeya memekikkan suaranya agak tinggi di akhir kalimat, seraya mengambil nafas sejenak.

"Gak bisa yu gak bisa!!" Lirih Zoeya akhirnya, air mata sudah meleleh dari kedua pelupuk matanya. Hidungnya memerah, wajahnya memerah, dadanya kembang kempis menahan gejolak amarah.

"Kenapa? Tanya Birru dengan entengnya, seolah perasan Zoeya hanyalah angin lewat, perasaan tak kasat mata yang kapan saja bisa berakhir.

Tanpa Birru ketahui, Zoeya sudah berulang kali menahan dan menghilangkan perasaan ini, namun hasil akhirnya tetap sama,

Ia tetap mencintai Birru—

Dalam diam.

Zoeya langsung terkekeh pelan ketika mendengar pertanyaan Birru. Ia sontak mengalihkan pandangannya dari mata Birru ke arah lampu taman di belakang Birru.

Ia berusaha menahan kuat-kuat air mata yang ingin mengalir deras saat ini.

Bisa tidak? Birru menghargai perasaannya, sedikit saja.

Memang salah ya, kalau Zoeya suka dengan Birru? Jikalau Zoeya bisa mengatur perasaan, Zoeya juga tidak ingin mencintai Birru!!

"Karena gue udah lama suka sama lo! Lo udah terlalu bersemayam di hati gue Birru.... tanpa kejelasan sekalipun," tumpah sudah air mata Zoeya kali ini.

Ia langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan. Zoeya terisak hebat. Malu sudah! Malu sudah Zoeya saat ini. Ia rasa, menjauh dari Birru akan menjadi keputusan yang tepat setelah ini. Menjauh agar bisa menghilangkan Birru dari hati dan otak sialannya itu.

Birru menghela nafas pelan. Ia kemudian mendekat, dan memeluk tubuh Zoeya yang terisak hebat.

"It's Okay. Lo gak salah. Anggap aja, kita gak pernah bicarakan ini ya." Ujar Birru pada akhirnya, yang justru membuat hati Zoeya semakin teriris.

Teriris akibat kata-kata Birru yang ternyata sungguh menganggap hina perasaan Zoeya kali ini.

It's okay Oya! Lo kuat!

Zoeya pun langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan, agar isakan pedih ini tidak semakin kencang terdengar di telinga Birru.

Tidak, ia tidak ingin terlihat begitu lemah di mata Birru.

Ia tidak ingin terlihat sangat menyedihkan dimata Birru.

Ia tidak ingin Birru mengasihaninya.

Lebih baik ia yang menghindar, dari pada Birru yang menjauh.

Karena, dijauhi oleh orang yang lo sayang itu sangat menyakitkan.


Zoeya sekarang sadar, bahwa Zoeya sudah kalah, bahkan sebelum berjuang.

💙💙💙

Heart blues kali ini, menceritakan tentang kesedihan Zoeya.

Heart blues itu ya yang dialami Zoeya saat ini.

Perasaan yang tertekan, yang selalu ia tahan.

Tapi, ini belum seberapa, dari ribuan luka yang akan menghampirinya nanti.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Mar 17, 2021 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Heart BluesOù les histoires vivent. Découvrez maintenant