20

9.6K 1.5K 63
                                    

"Lo di sini, Jess?"

Aku tersedak minumanku sendiri, lalu buru-buru menoleh pada obyek yang menarik perhatian Zee. Keteganganku mengendur saat tahu siapa Jess yang dimaksud Zee. Thank God, she ain't THAT JESS. Yang datang memang kami panggil Jess. Masalahnya di kantor ini sering kali nama panggilan dan nama KTP beda. Jess yang ini nama aslinya bukan Jessica, melainkan Yesti Indarwati, perempuan asal Ngawi yang berpikir nama pemberian mbahnya nggak elit buat ngegaul di Jekardah. Dari sepenggal Yes itulah dia ganti jadi Jess.

Mau aku kutuk dia punya nama panggilan persis nama bininya si bangcat. Nyaris copot jantungku mengira Jess yang legit datang untuk mencariku.

Apa begini nasib 'orang ketiga' yang bertebaran di luar sana?

"Gila banget requirements buat user baru," kata Jess. Padahal nggak ada satu pun dari tim kami yang bertanya.

"Diminta apa?" Zee menimpali dengan ekspresi siap melempar topik ini ke geng gosok makin sip. Geng yang di mana aku nggak masuk hitungan. Geng itu hanya diisi karyawan yang masuk pada angkatan training Zee. Sementara angkatan trainingku sudah banyak yang kibar bendera resign.

"Ini loh user Karawang itu, mereka mau medical check up dan tes fisik juga. Gue maklum kalo MCU. But, oh shit, we talk about physical test. I cannot resist." Jess menyugar rambut sebahunya yang di-curly ala-ala Skeeter Phelan.

Aku memutar bola mata. Gini ya, gaess, aku paham lingkungan kerja internesyenel bikin kita terekspos sama bahasa asing. Kalau kalian memang pengen banget tampil cetar dengan casciscus Enggres di lingkungan kerja, nggak salah kok. Malah bagus banget untuk memperlancar lidah. Yang seringkali bikin aku uweeek adalah momen di mana kosakata belum seberapa, tapi lebay pakai kata umpatan dan aksen sok British. Jess contohnya. Setahun belakangan dia jadi maniak mengumpat in Enggres.

"Ya, dicarilah tes yang sesuai," timpalku sembari membersihkan cipratan air di meja akibat kemunculan Jess.

"Lo enak ngomong gitu. I never ever have physical test in my career."

Zee mengangguk khidmat. Dari matanya, aku tahu dia menghapal baik-baik ucapan kami untuk disebar ke gengnya. Jack sedang pegang training dan Dirgantara punya meeting bareng user. Bu Inggrid jelas-jelas ogah nimbrung. Dia akan ikut pelatihan sistem training terbaru.

Terpaksa aku lagi yang menimpali. Kadang, aku itu suka kasihan kalau ada orang yang dicueki. "Kalo gitu, sekarang kesempatan lo mencoba tes yang baru."

Jess mendesis sebal, lalu menarik kursi Jack dan duduk di situ. "Gue tadi lihat bininya Pak Keydan. Gila, namanya sama kayak gue."

"Nama lo Yesti. Nama dia Jeslyne Hadiguna. Sejak brojol, lo dan dia beda takdir," Zee men-smash ucapan Jess dengan telak.

Aku memberikan senyuman 'Good job' kepada Zee yang terang-terangan senang karena sukses merontokan kesombongan Jess. Seseorang memang harus ditampar komentar biar ingat memijak bumi.

"Tetap aja, gue ngerasa kami nggak beda jauh." Jess mengibaskan rambutnya pongah.

Mentang-mentang jadi interviewer, Jess besar kepala. Dipikirnya dia yang paling berjasa di perusahaan.

Aku jengkel, lalu melirik Bu Inggrid yang sama muaknya. Zee sudah memegang ponsel di kolong meja, pertanda siap meluncurkan gosip ke grupnya.

"Loh ada Jess?" Nggak ada bunyi nggak ada bau menyan, Pak Keydan nongol di belakangku. Aku terperanjat di kursi, lalu duduk tegang.

"Pagi, Pak." Jess tersenyum malu-malu garong. Hapal kami tuh sama tingkah sok manis isinya busuk.

"Kayaknya kamu sedang nggak ada kerjaan, tolong siap-siap besok ke pabrik user di Karawang. Mereka mau menunjukan tes fisik sekalian MCU," kata Pak Keydan.

Darah seolah surut dari wajah Jess. Dia pasti nggak menyangka wajah malaikat Pak Keydan bisa menebarkan kejahatan seperti melemparnya ke pabrik. Aku tersenyum puas sembari berkata dalam hati, "Mampoos kau!"

"Precious, ikut saya," perintah Pak Keydan.

Mataku membesar. Aku? Aku lagi? Apa lagi sekarang?

Banyak banget cobaan Tzuyu!

###

10/03/2021

Karena nge-bully kamu itu enak, Pre 😂

Karena nge-bully kamu itu enak, Pre 😂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saya bingung sama kamu

🐷 : Kami juga bingung sama Bapak. Maunya apa sih? Nikahin saya? *Looooh

PreciousWhere stories live. Discover now