19

9.9K 1.5K 131
                                    

Bagaimana kamu menggambarkan pagi hari? Melalui cuacanya yang cerah? Dilihat dari tingkat kemanusiaan macetnya? Atau berdasarkan pada peristiwa gila apa yang kamu alami?

Dan bagaimana aku mesti menggambarkan pagi hariku saat langit di luar sana berwarna biru cerah dan kemacetan yang mendadak hengkang, namun berpapasan dengan Jess, istri Pak Keydan. Oh, benar, bojone si bangcat.

Kakiku seketika lesu sewaktu aku melihat penampakan Jess di lobi kantorku. Kantor tempatku bekerja, bukannya lobi gedung. Kebayang dong betapa sempitnya lobi kantor itu. Mau ngumpet di mana?

Jack bersiul di belakangku saat melihat sosok Bu Bos yang legit banget. Legit adalah pilihan kata khas Jack untuk menggambarkan cewek yang cantik, seksi, beraura bidadari, dan melek fashion. Baik aku dan Zee nggak ada yang dia golongkan ke dalam legit. Katanya, kami renyah. Enak pas dikrauk, tapi nggak terlalu membekas. Kampret memang manusia ini.

"Gue iri banget sama Pak Keydan. Nikmat mana lagi yang pria berani dustakan kalo bangun tidur di samping bidadari. Ya, kan?" bisik Jack.

Aku membisukan mulut. Andai aku bukan di posisi cewek pengganggu, aku akan selepet mulut Jack dengan satu fakta. Pak Keydan mendustakan nikmat Tuhan pas bangun bobo di samping gue yang mirip Medusa. Bisa lepas rahang Jack tuh.

"Selamat pagi, Bu." Jack menyapa dengan ramah, bertingkah bak anak trainee yang perlu nyamuk ke senior.

"Oh, halo, selamat pagi." Jess tergagap membalas sapaan Jack yang sok kenal sok asik.

Aku terpaksa tersenyum ke arah Jess supaya nggak dianggap sombong. Padahal aku lebih memilih kabur ke kubikelku yang tenang. Hatiku merasa bersalah banget sama cewek ini. Dia, yang nggak aku kenal dan cuma tahu namanya dari gosip antar cungpret, nggak salah apa-apa, tapi malah aku jahati.

Belum cukup mengenaskan, suasana hatiku diperburuk kehadiran Pak Keydan di lobi. Dia tampil memukau sekali dengan senyum lebar. Seolah-olah ada lampu yang menyorot dirinya seorang.

"Loh? Kalian datang bersama?" Pak Keydan bertanya padaku dan Jack.

"Ketemu di depan aja, Pak," jawab Jack buru-buru.

Dia pikir, hanya dia yang ogah dianggap dekat. Aku juga ogah disebut begitu.

"Pertemuan yang nggak diharapkan kalo pagi-pagi ketemu Jack," imbuhku.

Jack membelalak. Aku pura-pura nggak lihat. Sudah bosan aku tuh lihat akting terlukanya. Dia pikir dia sekelas Zac Efron yang setiap ekspresinya menggetarkan jiwa orang. Pada kenyataannya nggak begitu.

"Kalian dekat ya. Ciri-ciri orang dekat itu ya gini. Sering bertengkar kecil padahal hal sepele." Jess yang sejak tadi senyum manis, ikutan berbicara.

"Nggak mungkin, Bu. Mana sanggup saya berhadapan Pak Waluyo kalo dekati anaknya." Jack menggeleng kuat-kuat sembari menggoyangkan tangan.

"Pak Waluyo?" Jess mengulang nama itu dengan heran.

"Nama bapak saya, Bu," jawabku. Jack nih kebiasaan banget menyebut-nyebut nama papaku, selain Preciken. Tingkahnya memang anak SD banget.

Pandangan Jess berubah padaku. Aku nggak bisa menggambarkannya dengan baik, tapi terasa sekali tatapannya yang menyelidik. Plis, plis, dia nggak tahu aku cewek yang pernah bobo bareng suaminya.

"Ka-kami pamit, Bu, Pak." Seperti pengecut, aku memilih kabur dari sana.

Aku takut. Jujur, aku benar-benar takut tertangkap basah dan merasa kasihan pada Jess.

"Sampai jumpa, Precious!"

Aku nyaris jatuh akibat tersandung kakiku sendiri. Kemudian aku memutar kepala dengan ngeri. Jess melambai padaku dengan senyum lembut yang membuatku tambah bersalah.

Namun pertanyaan yang muncul di benakku lebih berat. Bagaimana Jess bisa tahu namaku?

***

05/02/2021

Haloooo...
Terima kasih banyak buat kamu yang nyariin aku. Aku sehat. Beberapa hari kemarin aku susah ngetik karena mengerjakan urusan lain.

 Beberapa hari kemarin aku susah ngetik karena mengerjakan urusan lain

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Tolong bantu pasangkan dasi saya?

🐷 Pasangin cincin nikah kita di jari manis Bapak pun aku maooo

PreciousDonde viven las historias. Descúbrelo ahora