Inti Alaska mendengarkan penjelasan Aden tanpa ada yang bersuara.

"Lagian ya, adek gue tuh manja banget makanya bonyok merelakan dia tinggal di Solo. Tapi sejak tinggal disana, dia sudah mulai berubah. Sekarang jadi pribadi yang mandiri dalam segala hal tapi ya gitu kalau sama gue tetep manja." Lanjut Aden.

"Gue jadi penasaran, gimana sih adek lo. Cantik kagak?" Tanya Angga penasaran.

"Kagak maulah gue, my princess itu dilarang berkenalan smaa manusia macam kalian berdua."

"Lo pikir kita berdua apaan?" Tak terima Angga.

"Ya Lo pikir aja sendiri, udah buluk, playboy, mesum, bego lagi." Enteng Aden yang langsung mendapat tatapan tajam dari Angga dan Bima.

"Wah wah ga bisa didiemin nih orang." Angga tidak terima.

Iapun berdiri namun diurungkan efek suara yang dingin man tegas. Siapa lagi kalau bukan suara sang ketua.

"Diam!" Inti Alaska langsung diam.

"Bagaimana rencana besok lusa?" Tanya Langit serius.

"Gue aja." Semua orang langsung menoleh ke arah Aden.

"Tumben." Bingung Arjuna beserta yang lain, tanpa terkecuali Langit menatap Aden serius.

"Ada angin apa lo mau ikut? Biasanya kalau gak dipaksa juga gak mau ikut." Heran Dito.

"Ya-ya gue mau aja." Gugup Aden.

"Lo gak menyembunyikan sesuatu dari kita kan?" Memicing Langit.

Aden langsung menatap Langit dengan raut muka tenang seperti semula. Ia tahu bahwa ketuanya ini sangat khawatir dengan anggotanya dengan caranya sendiri.

"Gak kok."

"Gue pengen nunjukin bahwa gue gak lemah." Lanjut Aden.

"Oke. Besok lusa, kumpul di basecamp jam 9 malam." Putusnya.

Langit paham bahwa sahabatnya sedang mengalami masalah namun ia menahan diri untuk tidak ikut campur kecuali saat keadaannya tidak baik barulah ia akan bertindak.

Hari yang ditunggu pun tiba. Balapan liar yang rutin dilakukan oleh setiap geng di Bandung. Bahkan di seluruh wilayah Indonesia. Ada berbagai macam persoalan yang melatarbelakangi kegiatan ini dilaksanakan.

Ada yang ikut hanya untuk mengetahui seberapa kemampuannya.

Ada yang membalaskan dendam.

Ada yang bermusuhan antar geng sehingga melakukan balapan untuk menghindari banyak korban atas perkelahian.

Bahkan ada pula yang mencari sumber penghasilan, seperti pengedar narkoba.

Geng Alaska melakukan ini karena opsi ketiga. Seperti kesepakatan bersama, bahwa Aden lah yang menjadi perwakilannya. Sedangkan lawannya adalah Heri Ruslan dari geng Lion.

Keadaan sekitar area balapan liar sangatlah ramai. Banyak pasangan muda mudi menempelkan tubuhnya satu sama lain. Perempuan disini kebanyakan menggunakan pakaian sangatlah minim hingga membuat mata para lelaki jelalatan, seperti Angga dan Bima.

Langit Dan Lea (TERBIT) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora