Keempat inti Alaska mengendarai kuda besi mereka dengan kecepatan standart. Standart bagi mereka, bukan bagi orang lain.
Tidak membutuhkan waktu lama, keempatnya sampai di basecamp dimana halamannya telah dipenuhi oleh anggota Alaska bersama tunggangannya. Tanpa basa basi sang ketua memberi titah untuk segera berangkat menuju peristirahatan terakhir sahabat mereka.
Tempat peristirahatan terakhir yang biasanya terkenal angker, sekarang jauh berbeda karena adanya geng Alaska area Bandung memenuhinya. Tidak ada tawa maupun per-bacotan un-faedah dari mereka. Hanya ada keheningan dan rasa sedih mengelilingi mereka.
Inti Alaska jongkok dengan Langit dan Arjuna berada di posisi kiri makam sedangkan Angga dan Bima berada diposisi kanan makam. Nisan itu tertulis nama seseorang yang teramat mereka sayangi.
Adenosine Hermansyah (Aden)
Itulah nama yang tertulis disana beserta tanggal lahir dan tanggal meninggalnya.
Suasana sedih begitu terasa ketika Angga tidak kuasa menahan air sungai kecil melewati pipi kirinya. Anggaplah dia cengeng, namun apa daya ketika seseorang yang sudah dianggap saudara sendiri pergi secara tragis dengan meninggalkan banyak misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini.
🌼🌼🌼🌼
Langit termenung di balkon kamarnya setelah memastikan sang istri telah tertidur lelap. Tidak lupa ia menutup pintu balkon agar angin malam tidak masuk ke dalam kamarnya.
Ingatannya kembali ke waktu sesaat sebelum salah satu sahabatnya pergi dengan cara yang tragis.
Flashback On
"Hello everybody.. babang tampan sudah datang!" Teriak Aden memasuki basecamp Alaska.
"Heh kambing congek, baru datang aja lo, udah ditungguin dari tadi. Molor mulu kerjaan lo." Sewot Angga karena lelah menunggu salah satu sahabatnya ini.
Aden hanya bisa cengengesan. Pasalnya apa yang dikatakan oleh Angga merupakan kebenaran. Ia pun menghampiri inti Alaska yang berada di ruang tengah basecamp.
"Tiga jam kemudian." Sindir Bima sembari bersalaman ala lelaki dengan Aden.
"Sorry. Biasa harus calling-calling sama my princess dulu kalau kagak bisa mampus gue." Balas Aden.
"Keburu lumutan." Langit membalas uluran tangan salah satu sahabatnya itu.
"Sorry banget ya bro."
Saat ini inti Alaska lengkap yaitu Langit, Arjuna, Aden, Dito, Angga dan Bima. Mereka berada di basecamp untuk membahas balapan besok lusa yang akan diwakilkan oleh Aden.
"Emang kenapa adek lo gak tinggal di Bandung?" Penasaran Dito.
"Dia gak tinggal di Bandung."
"Kenapa?"
"Sebenarnya itu keputusan bersama. Kan di Solo ada kakek nenek yang tinggal berdua aja, bonyok mutusin adek gue harus tinggal disana. Katanya sih buat nemenin kakek nenek dan supaya adek gue gak kena pergaulan bebas kalau tetep stay disini."
YOU ARE READING
Langit Dan Lea (TERBIT)
Teen FictionTERBIT!! (PART TIDAK LENGKAP) Inilah sepenggal cerita dua insan anak Adam dan hawa yang melewati lika-liku kehidupan mendewasakan diri mereka setelah terjadinya Bom. Karena bom inilah dua orang itu menjadi pribadi yang lebih baik. DON'T COPY MY ST...
Part 40.
Start from the beginning
