🌼🌼🌼🌼
"Gue suka kinerja lo." Ucap laki-laki bermasker hitam dan ber-hoodie hitam yang tak lupa kupluknya ia pakai.
"Apa sih yang gak bisa gue lakukan? Semuanya bisa." Sombong lelaki memakai jaket jeans biru.
Lelaki ber-hoodie hitam melemparkan uang segepok di dalam amplop cokelat ke arah cowok dihadapannya.
"Thanks." Ucapnya tanpa dibalas oleh pemberi uang.
Dua orang ini berada di dalam ruangan tertutup dengan cahaya redup. Bau amis dan anyir begitu menusuk hidung, ditambah jeritan orang-orang meminta tolong yang terkurung di dalam ruangan dengan tralis besi.
"Lo gak takut disini sendirian?" Tanya lelaki itu sembari menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Udah biasa."
"Emang pantes sih elo di juluki psikopat."
Lelaki yang diberi julukan itu menatap tajam alat caturnya ini. Yah, orang ini selalu menganggap orang yang disuruhnya sebgaai bidak catur untuk mencapai tujuannya.
Mendapatkan kembali gadisnya.
Bukan gadisnya lagi, melainkan wanitanya.
Senyum smirk terpatri pada bibirnya yang tertutup masker hitam. Sebentar lagi, wanitanya akan jatuh ke dalam pelukannya dan ia juga bisa menghancurkan hidup rivalnya yang sedari dulu menghalangi jalannya.
"Apa rencana lo selanjutnya?"
"Menghancurkan orang ini." Jawabnya sembari menunjuk foto cowok berseragam SMA Wijaya diatas meja.
"Gue suka taktik lo. Melalui orang-orang disekitarnya, tuh congek pasti hancur. Hahahaha... ." Tawa lelaki yang memegang amplop cokelat.
"Tapi bentar, lo yakin mau nyenggol cewek bunting itu?"
"Why not?"
"Jangan lupa backing-an dia gak main-main. Kalau lo ketahuan, bakalan mampus sampe ke akar-akarnya." Peringatnya.
"Gue gak takut."
"Terserah yang penting gue sudah peringatin elo. Dan satu hal lagi, gue gak ikut campur kalau lo nyakitin secara fisik cewek itu."
Lelaki ber-hoodie itu hanya diam atas semua peringatan lelaki dihadapannya ini. Memang benar ucapannya itu, bahwa latar belakangnya tidak main-main. Baik dari segi orang tuanya, kakek neneknya, paman dan tantenya. Satu lagi, suaminya yang sangat overprotektif. Ya perempuan hamil yang dimaksud adalah Lea
Anjing. Batinnya.
"Gue cabut dulu. Semoga tujuan lo berhasil."
"Ehm."
Gue akan hancurin lo. Langit dan Lea. Batin lelaki itu sembari menyayat foto di depannya dengan pisau lipat andalannya.
🌼🌼🌼🌼
Laki-laki bertubuh kekar masih setia mendekap wanita mungil dihadapannya. Siapa lagi kalau bukan Langit dan Lea. Setelah acara curhat dan permohonan maaf, keduanya memutuskan untuk istirahat. Dengan dalih lelah fisik dan psikis, Langit merengek meminta untuk direlaksasikan tubuhnya.
Otomatis Lea bertanya, bagaimana caranya? Jawaban yang mencengangkan bagi Lea yaitu terapi dua gunung kembarnya.
Dalam hati, Lea telah mengumpat dengan mengabsen berbagai macam binatang di kebun binatang. Lalu ia mengucap kata sabar sabar dan sabar sembari mengelus perutnya yang bertambah buncit. Ia tidak ingin ketiga anaknya mendapatkan pelajaran moral negatif darinya.
ESTÁS LEYENDO
Langit Dan Lea (TERBIT)
Novela JuvenilTERBIT!! (PART TIDAK LENGKAP) Inilah sepenggal cerita dua insan anak Adam dan hawa yang melewati lika-liku kehidupan mendewasakan diri mereka setelah terjadinya Bom. Karena bom inilah dua orang itu menjadi pribadi yang lebih baik. DON'T COPY MY ST...
Part 38.
Comenzar desde el principio
