BAGIAN TIGA PULUH DUA

5.9K 445 87
                                    

HAPPY READING

"Orang yang cantik tidak selamanya orang baik. Tapi orang baik selalu cantik"


Motor yang dikendarai Gibran berhenti tepat di parkiran sekolah. Dia membuka helm nya dan terkekeh geli saat melihat tangan Naya memeluk nya dengan erat. Padahal ini sudah sampai disekolah.

"Nay" Panggil Gibran terkekeh geli. Dia menepuk pelan tangan Naya yang melingkar diperutnya.

"Kalo mo meluk gue bilang" Kekeh Gibran lagi.

Bugh

Naya memukul punggung Gibran dengan kuat membuat lelaki itu meringis karena sakit. Naya memukulnya dengan sangat kuat.

"Gibran bego!" Maki Naya sambil turun dimotor nya.

"Lo kalo mo mati jangan bawa-bawa gue dong! Gue bukan boneka! Kalo kita celaka terus mati gimana? Gue ogah mati, mana masih muda lagi" Cerocos Naya membuat Gibran tertawa pelan.

Gemes banget sih batinnya.

"Ih ketawa lagi, ga waras nih" Ucap Naya menatap Gibran dengan tajam.

"Ya Allah Nay, gue udah jago bawa motornya. Liat lo masih hidup kan?" Ucap Gibran sambil terkekeh melihat wajah Naya.

"Gue ga mau bareng lo lagi, malaikat di Prank" Setelah mengatakan itu Naya pergi meninggalkan Gibran diparkiran. Lelaki itu tertawa kemudian berlari kecil mengikuti Naya.

"Maaf Nay, gue minta maaf" Ucap Gibran sambil menyamai langkah kakinya dengan Naya.

Saat ini mereka berdua berada dikoridor sekolah.

"Ga" Ketus Naya. Sampai saat ini Naya masih takut.

"Mau apa? Gue bakal beliin demi dapat maaf dari lo Nay" Ucap Gibran lagi.

Naya menggeleng gelengkan kepalanya dan menatap tajam Gibran.

"Martabak? Batagor? Nasigoreng? Bakso? Ayam geprek? Bobba? Ice Cream? Samyang? Atau Novel?" Ucap Gibran dan menahan tawa nya karena melihat Naya yang begitu lucu saat menatapnya dengan tajam.

Naya tersenyum miring. "Semuanya gimana?" Kekehnya.

Tanpa pikir panjang Gibran menganggukan kepalanya.

"Deal" Ucap Gibran dan Naya menganggukan kepalanya kemudian tertawa sangat keras.

"Kapan lagi makan gratis" Kekehnya menabok pelan lengan Gibran. Banyak pasang mata melihat kedekatan Naya dengan Gibran. Apalagi Gibran belum pernah dilihat mereka.

"Aduh Nay" Ringis Gibran.

"Maaf" Ketus Naya kemudian tertawa geli.

Dan mereka berdua pun berjalan berdampingan ke ruang kepala sekolah. Naya mengantar Gibran ke ruangan kepsek karena lelaki itu belum tau letak ruangan kepsek itu dimana.

Disisi Lain.

Daniel menatap tajam Naya dan Gibran. Dia melihat Naya begitu bahagia. Tidak, dia tidak akan membuat Naya bahagia. Dia akan membuat Naya sensara didunia ini. Karena sudah berani main api dibelakangnya, padahal dia tidak tahu saja gambar itu hanya di edit.

KANAYA [TAMAT]Where stories live. Discover now