4.1. Larangan Ibu

340 50 0
                                    

Inggris menjadi tuan rumah Piala Dunia Quidditch setelah 30 tahun terakhir!. Pertandingan final diadakan Senin malam antara Irlandia melawan Bulgaria. Aku yakin semua penyihir menantikan hal ini. Hatiku melonjak kegirangan setelah menerima surat dari Ron. Keluarganya mengundangku untuk nonton bersama dan berangkat dari The Burrow- alamat rumah mereka. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dari menonton Piala Dunia bersama teman-teman bukan?. Hermione dan Harry juga akan ada di sana.

"Bu, bolehkah aku bermalam di The Burrow?" ijinku pada ibu.

"Kau punya alasan untuk itu?" tanya ibu tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Tentu saja. Keluarga Ron mengundangku untuk menonton Piala Dunia bersama. Aku yakin di sana juga ada Harry dan Hermione. Boleh ya?" bujukku.

"Ibu juga mendapat tiket khusus dari kementrian. Bisakah kau menemani ibu saja?, Abela bisa menghabiskan waktu dengan teman-teman setelah musim panas. Sedangkan waktumu dengan ibu tidak lama lagi" tanggapan ibu, kali ini menatapku setelah menutup bukunya.

"Bagaimana ibu bisa mendapatkan tiket itu?" tanyaku penasaran.

"Yah, hasil penelitian ibu banyak membantu mereka. Jadi bagaimana?. Abela juga punya pilihan untuk bertemu mereka di stadion. Maksud ibu, tidak perlu sampai menginap" kata ibu.

"Okay. Aku akan menjelaskan pada mereka" aku hanya bisa menurut.

"Lalu, ibu sudah menyiapkan sesuatu untukmu" kata ibu dengan beranjak dari sofa.

Pandanganku hanya mengikuti langkah ibu dan menunggu apa yang dia maksud itu. Ibu keluar dari kamarnya dengan membawa sesuatu. Mini dress ditunjukkannya padaku. Mini dress itu memiliki warna hitam pada bentuk korset sampai bawah dress. Lalu bagian lengan, dada, sampai pangkal leher disambung dengan kain transparan yang menambah kesan feminin dan manis.

"Ibu tidak memintaku pakai itu untuk menonton acara olahraga kan?" tanyaku dengan kengerian.

"Kenapa tidak?" desak ibu.

"Ya Tuhan. Apa ibu serius?. Aku lebih memilih pakai kemeja yang ibu belikan dua tahun yang lalu" rewelku padanya.

"Kita diundang sebagai tamu khusus. Setidaknya pakai pakaian yang pantas untuk menghormati. Kau akan terlihat cantik memakai ini " jelas ibu tidak bisa dibantah.

Dia menenyerahkan mini dress itu padaku dan mulai membaca buku tebalnya lagi. Aku hanya pasrah memandangi mini dress yang ada di pangkuanku ini. Aku membalas surat Ron dengan rasa penyesalan.

Tidak lama setelah aku mengirim balasanku, Hedwig- burung hantu milik Harry mengetuk jendela kamarku dengan paruhnya. Aku persilahkan Hedwig masuk dengan rasa gemas. Dia menjadi lebih gemuk dari terakhir aku melihatnya. Aku memberinya cemilan dan minuman, dia melahapnya dengan cepat. Selagi Hedwig menikmati santapannya, aku membuka surat dari Harry yang dibawa olehnya.

Dear Abela

Aku, Ron, dan Hermione melakukan banyak hal di The Burrow. Terbang dengan sapu untuk mencari *jembalang, mengobrol sampai malam, bermain game, lalu membuat Percy kesal dengan bantuan Fred & George. Bahkan aku berkenalan dengan dua kakak tertua Ron- Charlie dan Bill. Tapi masih tidak benar rasanya jika tidak ada kau bersama kami. Wish you were here Bela. Aku harap kau benar menemui kami Senin malam besok.

Sampai Ketemu

Harry

Setelah membaca surat dari Harry, aku hanya bisa tersenyum menahan rindu pada teman-temanku- tidak sabar untuk bersenang-senang lagi dengan mereka. Selama musim panas aku juga menggunakan banyak waktuku untuk memikirkan Draco Malfoy. Beberapa momen dengannya di tahun sebelumnya di Hogwarts terulang begitu saja di otakku. Aku tidak tahu kenapa dan ingin tahu jawabannya.

---

*Jembalang: hama yang bisa bicara. Tinggal di lubang jembalang- biasanya ditemukan di kebun dengan ilalang tinggi. Bertubuh kecil, kulitnya kasar, kepalanya besar bitak menonjol persis kentang.

ANYONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang