22. Confession

1.6K 267 52
                                    

Freya sesenggukan. Ia terduduk lemas dihadapan jasad James. Ia begitu terkejut mendapati kakak laki-lakinya langsung terbujur kaku begitu cahaya hijau menyambarnya. Freya tak tahu mantra apa yang diucapkan 'sang pembunuh kakak' saat itu. Yang ia ingat hanyalah cahaya hijau itu.

James terbaring di lantai, tapi matanya menatap kosong ke arah Freya. Seolah, James memastikan keselamatan adiknya. Ia ingin melihat adiknya untuk terakhir kali. Meski ia tahu, mungkin setelah ini, baik Freya, Lily maupun Harry akan mati.

Namun ternyata, sosok pembunuh James, yang Freya tahu adalah Kau-Tahu-Siapa yang sering disebut kakaknya, mendekati Freya. Freya terus menunduk. Gadis kecil itu tak berani menatap sosok yang memakai jubah panjang itu. Ia terus menatap shock ke arah James.

"Imperio!" Voldemort mengacungkan tongkatnya ke arah Freya. Freya meringis dan langsung berdiri. Freya semakin terisak ketakutan memandang wajah mengerikan dihadapannya.

Voldemort, mengangkat tubuh gadis kecil itu ke udara. "Anak tolol dan cengeng... Sepertinya... aku tak sengaja memasukkan sihir hitam yang kuat ke dalam tubuhmu." Ucap Voldemort.

Freya tak memperdulikan ucapan Voldemort itu. Ia masih terisak nangis. Tubuhnya juga sakit karena mantra kutukan itu.

"Kau... harus dikubur jauh-jauh. Selamanya..." Kata Voldemort lagi. Kemudian tubuh Freya digerakkannya, keluar pintu rumah kediaman Potter yang terbuka lebar.

"Please... please..." Ujar Freya dengan suara kecilnya. Wajahnya memerah menahan rasa takut dan sedih. Ia masih melihat jasad James. Ia tak tahu apa yang akan dilakukan sosok wajah menyeramkan itu padanya.

Voldemort tampak tertawa. "Glacius Sempra." Cahaya biru menyilaukan mata Freya. Terakhir yang ia lihat hanyalah jasad James. Karena sedetik kemudian, ia merasakan dingin pada tubuhnya dan ia kehilangan kesadarannya.

Voldemort telah merubahnya menjadi patung es. Voldemort merapalkan mantranya lagi, sehingga tubuh Freya yang sudah membeku itu terlempar keluar dengan cepat dan jatuh serta terkubur dalam di Danau Hitam. Tidak akan ada yang bisa menemukan gadis itu disitu, pikir Voldemort. Karena Voldemort sendiri sadar, di dalam tubuh gadis kecil itu sangat banyak sihir hitam yang tanpa sengaja ia masukkan saat membunuh James Potter.

Ia memberitahu seluruh pengikutnya tentang Freya. Tapi tak pernah memberitahu dimana ia mengubur atau menyembunyikan Freya hidup-hidup. Freya terus tenggelam sampai ke dasar laut hitam karena beban tubuhnya yang sudah berubah menjadi es. Bahkan Merpeople yang di dalam danau hitam sana memandang heran akan patung es berwujudkan manusia itu.

***

Fred memperhatikan Freya yang duduk di meja Ravenclaw saat makan siang. Tidak hanya hari ini saja. Sejak awal semester, Freya mulai suka duduk disana. Lebih tepatnya, Freya sudah jarang bergabung dengan Fred dan George. Laki-laki itu kini menoleh kepada kembarannya yang tengah menyantap makan siang. Fred merasa mungkin George dan Freya sedang bertengkar sehingga gadis itu sudah jarang bicara dengannya. Fred tak tahu bertengkar karena apa pastinya, George tak pernah mau bercerita setiap Fred menanyakannya. George pasti langsung mengganti topik.

Freya menghabiskan liburan musim panasnya di The Burrow, cukup bagi Fred menyadari kalau sebetulnya kedua orang ini saling suka. Entah apa alasan keduanya jadi menjaga jarak. Ia juga heran pada George yang terlihat memanfaatkan Alicia untuk menjauh dari Freya. Apa yang salah dengan kembaran idiotnya ini?

Fred menyenggol perut George dengan sikutnya. "George..." Panggilnya.

"Apa?" Tanya George dengan mulut yang makanan.

"Sampai kapan kau akan menjaga jarak dengan Freya?" Tanya Fred. Well, sejujurnya dia kesepian juga, tidak ada manusia yang bisa ia bully. Selain itu, George menjadi lebih sering menempel padanya karena laki-laki itu biasanya menempeli Freya, Fred jadinya tidak bisa leluasa saat akan berbicara dengan Angelina. Sedikit bersyukur teradang kalau ada Alicia.

Freya [xGeorge Weasley]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang