5. Boggart

2.2K 338 28
                                    

Malam itu, entah kenapa Freya tidak bisa tidur. Ia bergerak-gerak di atas ranjangnya, berusaha untuk mencari posisi yang nyaman agar ia bisa terlelap. Namun, tetap saja, matanya tidak mau terpejam juga.

Freya bangkit, ia membawa selimut rajut –yang dibuatkan Molly untuknya dan bantal kecil. Ia turun menuju ruang rekreasi. Mungkin, hangatnya perapian bisa membantunya untuk tidur. Freya membaringkan tubuhnya di sofa dan menarik selimutnya sampai leher, kemudian menatap langit-langit ruang rekreasi yang temaram.

Kenangan akan masa lalu mulai berputar-putar di benaknya. Kenangan yang sudah ia lupakan selama puluhan tahun. Atau lebih  tepatnya, kenangan itu dimanipulasi.

Setelah mendengar cerita dari Remus, Freya semakin yakin. Remus mengatakan, ingatannya tentang orang tuanya yang dibunuh oleh pelahap maut, itu semuanya hanya manipulasi. Remus dan Profesor Dumbledore menanamkan ingatan palsu ke dalam otak Freya, yang katanya untuk melindungi gadis itu. Bahkan kenangan masa kecil seperti ia dan Remus jalan-jalan pertama kal ke Diagon Alley saat berusia 2 tahun pun itu juga manipulasi. Kenangan hari-hari ketika ia masih kecil sudah tinggal bersama Remus, itu juga manipulasi. Semuanya. Karena—ia baru saja tinggal bersama Remus selama 5 tahun terakhir. Remus menemukannya dalam keadaan hilang ingatan dan membawanya pulang ke rumah. 

Freya sudah ingat semuanya sekarang. Ia ingat bagaimana ekspresi wajah Remus ketika menatapnya. Wajahnya khawatir sekaligus lega. Freya juga bersyukur sekarang, setidaknya, ada yang menyambutnya saat ia kembali. Tak bisa ia bayangkan jika Remus tak ada, ia tak tahu harus kemana.

Freya memejamkan matanya, ia menghembuskan nafasnya dengan sedikit kasar.

“Kau sepertinya suka sekali tidur disini, ha?”

Freya melirik sekilas dari ekor matanya. Tentu saja ia tahu suara siapa itu.

George duduk di lantai, tepat disamping sofa, berhadapan dengan Freya.

“Ya, begitulah. Ranjangku rasanya sangat keras, membuatku sangat tak nyaman.” Freya tersenyum sambil merapatkan selimutnya, ia sedikit kedinginan.

George memperhatikan selimut yang digunakan Freya. “Mom juga membuatkan satu untukku, persis. Tapi Fred tidak dapat.” Katanya heran.

Freya menatap selimut yang ia pakai, memang ada inisial ‘F’ disana. “Aku rasa ini memang untuk Fred, tapi mom lebih menyayangiku, jadi ia memberikannya padaku. Mungkin kalau Mom tidak membuatkan juga untuk Ginny, punyamu itu pasti sudah diberikan padanya.”

“Wahhh… wahh… lihatlah, anak kesayangan Mom ini sombong sekali rupanya, setelah mencuri barang yang seharusnya milikku.” Fred muncul dari belakang dan ia ikut bergabung bersama George dan Freya.

“Awww…. Fred!” Pekik Freya.

“Apa?” Tanya Fred, sok polos.

“Duhh! Kau duduk di atas kakiku, dummy!” Ujarnya. Fred dengan seenak jidatnya  duduk di sofa dan menindihkan bokongnya itu di atas kaki Freya. Freya menarik kakinya, “—kenapa kalian disini, sih? Seharusnya kalian itu tidur.” Gerutunya.

George menatap heran pada Freya. “Hei, Nona. Kami bisa mempertanyakan hal yang sama denganmu.”

“Lagi pula, wajar kalau anak laki-laki masih terjaga dan berkeliaran di ruang rekreasi jam segini.” Sahut Fred.

“Yaps! Kau beruntung hanya bertemu kami.”

Freya mendengus. “Terserah. Aku mau tidur disini malam ini. Kamarku dingin dan kasurnya entah kenapa membuatku tak nyaman.” Freya kembali berbaring.

“Kau benar-benar tak takut kalau tidur disini, ya? Seseorang  bisa saja menggerayangimu saat kau tidur!” Fred mengangguk, membenarkan ucapan George.

Freya [xGeorge Weasley]Where stories live. Discover now