21. Distance

1.5K 248 34
                                    

Freya menatap murid-murid Hogwarts yang berlalu-lalang dari Menara Astronomi. Gadis itu menopang dagunya dengan tangannya. Ia langsung menuju menara setelah Profesor Moody mempersihlahkan dirinya dan Neville untuk keluar dari kelasnya, setelah Profesor Moody meminta maaf kepada dirinya dan Neville akan kejadian beberapa menit yang lalu. Neville lebih dulu keluar dari ruangan Profesor Moody karena ada hal yang ingin ditanyakannya.

"Profesor Moody?" Panggil Freya. Profesornya itu berbalik menatapnya.

"Ya, Ms. Potter?" Freya menegakkan kepalanya.

"Aku bertanya-tanya dalam pikiranku, tentang bagaimana kau tahu aku... juga Potter?" Tanya Freya ragu. Ia melangkah mendekat agar ia bisa berbicara pelan dan obrolan mereka tidak terdengar kemana-mana.

Profesor Moody mengangguk-angguk. "Tentu saja dari Remus. Aku juga anggota Ordo kalau kau lupa. Dumbledore juga mengatakan ulang padaku."

Freya menganggukk mengerti. "Begitukah? Baiklah. Tapi tolong jangan beritahu siapapun apa lagi Harry, Profesor."

"Baiklah." Mata palsu Profesor Moody bergerak-gerak. Freya berbalik, bermaksud meninggalkan kelas Profesor Moody, ia melirik sekilas ke belakang. Profesor Moody tampak meminum sesuatu yang entah apa itu. Dia selalu meminumnya kapanpun.

Freya menghela nafasnya. Ia masih teringat-ingat cahaya hijau tadi. Seakan kilasan masa lalu itu memutar ulang dibenaknya. Membuat kepalanya sedikit nyeri.

Freya memejamkan matanya dan mengurut pelipisnya dengan pelan. Kemudian, gadis itu membuka matanya kembali. Hal pertama yang muncul dihadapannya adalah sebuah tangan yang tengah memberikannya sebungkus coklat. Freya berbalik, menatap sang pemilik tangan yang berdiri di belakangnya. George Weasley.

"George?" Freya memasang wajah heran.

Laki-laki itu berdiri dihadapannya kini, dengan seutas senyuman. "Makanlah, ini akan membuatmu sedikit membaik." Ujarnya menirukan ucapan Remus. George meletakkan sebungkus coklat itu di telapak tangan Freya.

Freya sebenarnya masih kesal, tapi ia memilih untuk mengabaikan rasa kesalnya itu. Kalau dipikir-pikir juga, toh, Freya sebenarnya gak punya alasan khusus untuk marah dengan George karena pria itu duduk bareng dengan Alicia Spinnet di kereta.

"Berani sekali kau memakai kata-kata ayahku." Ejek Freya sembari membuka bungkusan coklat itu. Ia membaginya menjadi dua dan memberikan setengahnya pada George.

George menerima setengah coklat yang sudah menjadi milik Freya itu dan memakannya. Keduanya bersandar di sisi balkon. Sama-sama melihat pemandangan indah dari atas menara.

"Kenapa kau datang kemari, George?" Tanya Freya.

George mengangkat bahunya. "Menghiburmu, tentunya."

Freya tergelak. "Menghiburku dari?"

"Ron bilang kalian diajarkan 3 mantra tak termaafkan. Saat dia bilang bahwa Profesor Moody membunuh hewan dengan mantra membunuh di depan matamu, aku langsung bergegas mencarimu."

Gadis itu mengangguk paham. "Well, kalau begitu terima kasih sudah menghiburku, George. Aku jadi agak baikan setelah memakan coklat yang kau beri."

George mengacak-acak rambut Freya yang membuat gadis itu mendelik tajam karena rambut rapinya kini terlihat kusut. "Sama-sama. Aku tahu coklat akan selalu membuat menjadi lebih baik karena itu mengingatkanmu pada—"

"Ayahku, Remus. Ya!" Ujar Freya semangat.

Sedetik kemudian George seakan menyadari sesuatu. Ia mengernyit bingung. "Saat liburan musim panas lalu, kau bilang padaku kan, kalau James, Remus, dan Sirius itu berteman?" Freya mengangguk-anggukkan kepalanya. "—jadi, pada dasarnya. Kau tinggal dengan teman kakak laki-lakimu, kan. Bukan keluargamu?" Ucap George dengan nada menuntut.

Freya [xGeorge Weasley]Where stories live. Discover now