"Hahaha, kakak gimana sih mereka mana denger omongan kakak, ada-ada aja deh!" ucap Millie tertawa namun hatinya juga hangat mendengarkan setiap ucapan Reyhan yang mengajak calon baby mereka berinteraksi.

"Sayang kita ke hotel okey, disini terlalu panas dan sesak hmm?" ucap Reyhan membujuk Millie.

"Nggak mau, Millie maunya tidur disini! Kalo Kak Rey mau kehotel yah silahkan!" ucap Millie keras kepala yang berakhir selalu Reyhan yang mengalah.

Reyhan melepas kemejanya, terlihat kotak-kotak kesukaan Millie diperut Reyhan, tubuh Reyhan memang sangat terjaga karena pria itu selalu berolahraga setiap hari.

"Kak Rey, Millie takut ke Jakarta, takut Lussie balas dendam kayak di novel-novel yang Millie baca ituloh!"ucap Millie was-was yang justru terlihat menggemaskan dimata Reyhan.

"Nggak akan, Lussie pindah ke Amerika, lagipula kakak nggak bakalan biarin kalian dalam bahaya sedikitpun, percaya ya?"

"Uhmm ya,"

"Sayang tunggu, kakak mau keluar dulu ngambil barang-barang yang dibeli sopir!" ucap Reyhan mengecup dahi Millie, menuju keluar.

'Hoeekkk hoeekkkk'

Millie memuntahkan isi perutnya setelah Reyhan jauh dari jangkauannya, benar-benar anak mereka sangat menyayangi Daddynya, hanya ditinggal keluar Millie mengalami mual-mual lagi.

Reyhan mendengar Millie muntah, bergegas membawa semua barang dan mengunci pintu rumah kembali.

Berlari menuju kamar mandi, melihat Millie yang sudah lemas karena terus mual, tangan Reyhan mengusap punggung Millie menenangkan wanitanya.

"Hiksss Kak Rey hikss gimana sih jahat banget hiksss keluar nggak ngajakin Millie hiksss!!" tangis Millie pecah di gendongan Reyhan yang merasa bersalah dan bingung.

"Cupp cuppp sayang, maafin kakak," ucap Rey memeluk Millie membawa wanitanya keatas ranjang sempit Millie.

"Kak Rey nggak boleh ninggalin Millie lagi, baby rewel kalo jauh dari kakak!!!" ucap Millie kesal.

"Hah?"

"Kakak bodoh banget sih! Baby nggak mau jauh-jauh dari kakak huh!!"

Reyhan tersenyum senang namun juga tak berdaya menghadapi emosi wanita hamil yang berbeda-beda, kadang manja, kadang sensitif, kadang pemarah dan sebagainya.

"Kakak Rey, Millie pengen deh makan ayam geprek," ucap Millie manja memeluk Reyhan yang menegang merasakan sesuatu akan terjadi.

Benar saja, Millie meminta Rey memasak untuknya, membuat ayam geprek dan juz apel malang malam hari itu juga.

Untungnya semua bahan tersedia, dan disinilah Reyhan yang berkutat di dapur Millie yang sialnya tidak memakai kompor listrik tapi memakai kayu sebagai bahan untuk memasak!

"Sayang serius pakai kayu bakar kayak gini?" tanya Reyhan horror menatap tungku batu didepannya! Seumur hidup jangankan melihat tungku, memasak didapur saja Reyhan tidak pernah!

"Heem," jawab Millie mengangguk puas.

"Sayang, kakak beliin aja ya diluar?" tanya Reyhan hati-hati takut menyinggung perasaan wanita hamil yang terlihat senang didepannya.

"Kakak mau beliin diluar ya?" tanya Millie pelan.

"Ya sayang," jawab Rey cepat.

Millie mengangguk menatap Reyhan, wajah manis Millie perlahan berubah cemberut.

Millie berjalan ke arah kamar meninggalkan Rey yang terpaku menatap kepergian wanitanya tanpa sepatah kata apapun.

"Brukkkk" suara pintu yang tertutup dari dalam, Millie mengunci pintu kamarnya membuat Reyhan kalang kabut dan cemas menggedor pintu.

"Sayang sayang maaf sayang kakak masakin ya ssyang?" bujuk Reyhan cemas.

Tak lama suara tangis Millie pecah apalagi sambil menahan mual diperutnya karena berjauhan dari Reyhan.

"Hiksss hoekk hoeeekkk hikss,"

Reyhan semakin cemas, mendobrak pintu kamar dengan sekali tendangan pintu terbuka memperlihatkan wanitanya yang meringkuk diatas tempat tidur.

"Sayang..." peluk Rey menenangkan.

Millie mengendus aroma tubuh Reyhan kuat, mengurangi rasa mual dalam tubuhnya.

"Hiksss Kak Rey, Millie capek mual-mual mulu hiksss," tangis Millie lemah.

"Sayang, kita ke dokter okey?" ajak Reyhan sedih menatap Millie yang terlihat lemas.

"Kata dokter, di awal-awal kehamilan emang sering mual, Kak Rey ambilin obat pereda mual di atas meja tolong,"

"Sayang kamu belum makan, kakak masakin yang kamu mau tunggu," ucap Rey berdiri hendak menuju dapur namun dihentikan Millie.

"Kak Rey disini aja, Millie nggak bisa jauh-jauh dari Kak Rey!" ucap Millie sebal.

Reyhan tersenyum mendekap Millie, menarik dagu wanita mungil didepannya dan mencium bibir Millie lembut, menyesap bibir manis Millie bahkan tangan Reyhan semakin nakal menjelajahi gunung kembar Millie yang semakin berisi.

"Eunghh.." desah Millie saat telapak tangan Reyhan bermain lembut digunung kembarnya.

Reyhan mencium dagu Millie menuju leher dan terus kebawah mencapai puncak yang sangat ingin ia cicipi setelah sebulan penuh puasa.

"Enghhh.. k-kak engghhh s-stophhh," ucap Millie mengingatkan Reyhan sebelum bermain terlalu jauh.

Reyhan seakan tersadar menghentikan seluruh permainannya, mengumpat pelan sebelum menuju kamar mandi dan mandi air dingin menenangkan juniornya yang sudah sangat tegang, bohong jika Reyhan tidak tergoda dengan tubuh Millie yang semakin sexy.

Millie terkikik menatap Reyhan yang saat ini mandi dikamar mandinya, senang rasanya melihat calon suaminya frustasi.

"Sayang berhenti tertawa hmm?" ucap Reyhan sebal menatap Millie yang terus tertawa.

"Hahaha maaf Kak Rey," ucap Millie geli.

Reyhan mengeluarkan handphonenya dan menelpon Arthur untuk menanyakan nomor dokter kandungan pribadi.

Millie menatap curiga pada Reyhan yang terus berkirim pesan di handphonenya sampai tidak memperdulikan dirinya lagi.

"Kak, Millie ngomong dari tadi denger nggak?"

"Kak Rey, Millie pengen nasi kucing didepan!"

"Rey, Millie laper!"

"Oh oke." ucap Millie kesal.










Hayoloh bumil ngambek, yuk vote dan komentar makasihh

MY BABY CEO [END]Where stories live. Discover now