Syifa yang melihat arah tatapan suaminya menunduk malu, tapi lagi-lagi dagunya di tahan oleh Doyoung membuatnya tak bisa menghindar

Sampai sesuatu yang hangat menyentuh bibirnya, bibir mereka bertemu

Syifa mematung di tempat

Jantung keduanya berdetak hebat sama kencang nya

Tidak ada lumatan atau apapun itu, hanya terasa sentuhan di bibir yang terasa sangat lembut nan tulus.

Awalnya niat Doyoung hanya mengecup, tapi sepertinya setan sedang banyak diantara mereka, di tambah ini malam hari membuat Doyoung tidak mau melepas ciumannya pada istrinya.

Kepala Doyoung sedikit menjauh, hembusan nafasnya terasa sangat hangat menerpa wajah Syifa

"Maaf" Satu kata yang diucapkan Doyoung dengan nada yang sangat sangat lembut tetapi rendah membuat hati Syifa luluh begitu saja

Posisi mereka masih sangat dekat, bahkan gerakan bibir Doyoung tadi terasa sangat jelas pada bibir Syifa

Mereka bertatapan dengan jarak yang sangat sangat dekat. Tangan kanan Doyoung yang masih menahan dagu Syifa, sedangkan yang satunya menangkup pipi Syifa, sekali-kali dielusnya.

Lama mereka bertatapan sampai...

"ASTAGHFIRULLAH!! SIAPA ITU?!!"

Teriak seseorang berlari ke arah mereka, membuat keduanya menegang. Syifa dan Doyoung kenal suara ini. Bu Dini.

Bu Dini berlari ke arah mereka. Betapa terkejutnya ia melihat siapa kedua orang itu. Itu siswa kesayangannya dan pak Doyoung yang di kenal pendiam dan taat beribadah.

"Astaghfirullah pak Doyoung?!! Apa yang bapak lakukan?!!" Marah Bu Dini menarik tangan Syifa yang masih menegang tidak tahu harus apa

Bu Dini menangkup wajah Syifa mengelusnya sayang dengan tatapan khawatir dan bertanya-tanya

"Kenapa bisa kayak gini Syifa? Ibu tau kamu anak baik, kamu gak mungkin kayak gitu. Dia ngancem apa sama kamu?" Tanya Bu Dini sambil menunjuk Doyoung yang masih mengatur napasnya karena terkejut mendengar teriakan Bu Dini yang sangat menggelegar. Memang seorang guru.

"Dia apain kamu Syifa? Dia ngancem apa sama kamu?!" Tanya Bu Dini khawatir dan panik. Bertambah panik lah Bu Dini saat melihat Syifa ingin menjawab tapi bibirnya bergetar dan matanya berkaca-kaca. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana.

"Ada apa Syifa?! Apa yang dia lakuin ke kamu?! Jangan bilang..." Ujar Bu Dini menggantung, pikirannya benar-benar sudah negatif.

Syifa ingin menjawab tapi tak tahu kenapa bibirnya terus bergetar dan matanya berkaca-kaca, apa faktor hormon haid ia menjadi seperti ini? Syifa juga tidak mengerti

"Bu Dini biar sa-"

"Dasar lelaki bejat kamu!!" Tunjuk Bu Dini dengan tatapan marah

"Dengarkan saya dul-" Ucapan Doyoung lagi lagi terpotong

"Dasar!! Emang laki-laki itu semuanya sama aja! Mau sebaik apapun juga pasti punya sisi bejatnya!! Untung say-"

"Bu Dini tolong dengarkan saya!" Potong Doyoung tegas

Bu Dini menatap Doyoung tak percaya "Wah! Apa saya salah dengar tadi? Pak Doyoung menyela ucapan saya?! Dasar tak punya sopan santun!! Saya lebih tua dari anda pak Kim Doyoung!! Oh? Apa jangan-jangan karena bapak orang Korea, jadinya gak punya sopan santun terhadap wanita dan orang yang lebih tua ya?"

Doyoung mengusap wajah nya kasar, kenapa jadi negara nya yang di bawa-bawa?

"Bu Dini. Ibu salah paham"

TeacherWhere stories live. Discover now