Tiba-tiba saja, Syifa sedikit tersentak kaget karena ada yang menyumpal telinga nya dengan earphone. Syifa mendongak melihat siapa pelakunya, dan ya, Doyoung lah pelakunya. Doyoung duduk di sebelah Syifa setelah memberikan Syifa HP-nya

"Terserah mau dengerin apa aja" Ujar Doyoung duduk menghadap ke depan

"Emang boleh?" Tanya Syifa pelan

Doyoung menggeleng. Syifa yang melihat itu mengerucutkan bibir sebal, kalau tidak boleh kenapa di kasih?! Pikir Syifa kesal

Doyoung yang melihat reaksi Syifa, terkekeh pelan "Makanya jangan sampe ketahuan"

Syifa tidak menjawab dan mulai mendengarkan musik "Bapak mau denger juga?" Tawar Syifa memberikan satu earphone pada Doyoung

Doyoung menaikkan satu alisnya dan tersenyum tipis menerima tawaran Syifa

"Enak gak pak lagunya?" Tanya Syifa menghadap Doyoung dengan mata berbinar berharap

Doyoung masih diam menatap Lamat wajah istrinya, untuk kesekian kalinya ia terpesona pada Syifa

"Enak" Jawab Doyoung pelan

Syifa tersenyum senang mendengar jawaban suaminya dan mulai memainkan jari Doyoung di atas pahanya. Itu menjadi kebiasaan Syifa, atau mungkin itu hobi barunya?

Sedangkan Nanda dan Aulia saling berpelukan menatap keduanya iri

Bahkan Nanda sudah tidak peduli dengan dirinya yang tidak menyukai berpelukan, tapi saat ini intinya ia sedang kesal bercampur iri pada temannya

"Bisa gak sih gausah menebar adegan yang menimbulkan iri dengki?!!" - Batin keduanya kesal

***

Doyoung menghembuskan napas lega karena kelihatannya istrinya ini lupa dengan kejadian tadi siang

Doyoung memerhatikan Syifa yang sedang berfoto-foto dengan kedua temannya di kebun teh, terlihat sangat senang dengan senyum cantiknya yang tidak pernah luntur

Tiba-tiba Doyoung merasakan ada tangan yang melingkari lengan nya membuatnya sedikit tersentak kaget

"Pak Doyoung lagi liat apa?" Tanya lembut seseorang, siapa lagi kalau bukan Bu Tara

"Pemandangan" Jawab Doyoung berusaha melepaskan tangan Bu Tara dari lengannya, tapi bukannya terlepas, Bu Tara malah mengeratkan pelukan di lengan Doyoung

Bisa saja sebenarnya Doyoung untuk mendorong kencang Bu Tara dengan kekuatan nya, tapi tetap saja ia  seorang lelaki, ia tidak mungkin kasar kepada wanita

"Maaf bu, saya mau ke sana" Ucap Doyoung mencari alasan. Belakangan ini kalimat Doyoung juga lebih panjang dari sebelumnya, itu juga penyebab nya Syifa. Tapi karena kalimatnya juga lebih panjang saat berbicara kepada orang lain membuat Bu Tara mengira Doyoung menyukainya dan memperlakukan nya berbeda.

"Biarin aja pak, anak-anak lagi istirahat" Ujar Bu Tara tersenyum, ia terus berharap kata 'anak-anak' akan menjadi kenyataan dengan Doyoung

Berbanding terbalik dengan Doyoung yang mendengar nya saja sudah jijik. Doyoung berusaha menyingkirkan tangan Bu Tara dengan halus

Seketika mata Doyoung membulat saat melihat Syifa menengok ke arahnya dan menatapnya tajam

Cepat-cepat Doyoung berusaha kembali melepaskan tangan Bu Tara

Dan di waktu yang sama, Bu Tara melihat kerah baju Doyoung yang kurang rapi dan langsung berinisiatif untuk merapihkan nya

Membuat Doyoung tambah panik, ia gelagapan melihat Syifa melotot mengepalkan tangannya 

"B-bu Tara, tidak usah Bu" Ujar Doyoung gelagapan

"Ini kancingnya agak berantakan pak. Saya rapihin dulu ya, itung-itung untuk latihan" Ucap Bu Tara tersenyum pede

"Eh? Itu apa pak?" Bu Tara menunjuk pipi Doyoung

"Itu ada daun kayaknya deh" Bu Tara mengambil daun di pipi Doyoung membuat Syifa semakin panas, berani beraninya wanita ular yang sialnya adalah gurunya itu menyentuh wajah suaminya!? Syifa benar-benar marah saat ini.

Aulia mengelus pundak Syifa berusaha menenangkan, sedangkan Nanda sudah tertawa kesetanan di belakang Syifa.

***

16.25

Syifa duduk di kursi panjang memandangi siswa kelas lain yang sedang bermain bola air. Giliran kelas Syifa sudah selesai, jadi kelas IPA diperbolehkan untuk istirahat.

Sedang duduk santai berusaha melupakan kejadian tadi siang yang membakar hati, tiba-tiba saja...

"SYIFA AWAS!!"

Byurrr!

Syifa membelalakkan matanya. Apa ini?! Ia baru saja selesai mandi dan sekarang bajunya habis basah terkena air, untung saja pakaian dalamnya tebal, jadi tidak terlalu menerawang, tapi tetap saja ini mencetak tubuhnya

"Syifa! Lu gapapa?!"

Seorang siswa laki-laki menghampiri Syifa dan menenggerkan jaketnya pada bahu Syifa. Lelaki itu Bintang

"E-eh? I-iya gw gapapa" Jawab Syifa. Ada sedikit rasa kecewa karena yang datang bukan suaminya... Ah tunggu, suaminya? Mengingat kejadian tadi siang membuat Syifa kembali marah

Sekilas Syifa bisa melihat Doyoung di belakang sana sedang menatapnya dingin membuat satu pikiran jahil terbersit di otak cantik nya

Syifa tersenyum manis "Gak kenapa-napa kok! Makasih ya!"

Ucapan Syifa tentu saja membuat lelaki itu bersemu merah

"Eh? Itu..." Bintang menunjuk sesuatu di atas mata syifa

"Apa? Ada apaan?" Tanya Syifa berusaha mengambil sesuatu mengikuti tangan Bintang

"Itu daun... Kayaknya tadi airnya ke campur daun deh. Mana gw ambilin" Ujar Bintang mengusap pelan bawah mata Syifa berusaha mengambil daun kecil itu

"Nah... Udah" Bintang memperlihatkan daun kecil tersebut

"Oh, makasih ya sekali lagi" Ucap Syifa tersenyum manis yang lagi-lagi membuat Bintang tersenyum malu

"S-sama-sama"

"Eh? Muka lu kok merah? Sakit?" Tanya Syifa menyentuh kening Bintang membuat laki-laki itu menegang di tempat. Sebenarnya ia tahu ini salah, tapi lagi-lagi ia kesal dan ingin balas dendam teringat kejadian tadi

"G-gw gapapa kok" Bintang menurunkan tangan Syifa yang ada di keningnya.

Dan... Terpantau Doyoung sudah panas tak jauh dari sana membuat Syifa merasa puas.

"Oh ya, lu bawa baju ganti?"

"Bawa kok, gw ganti baju deh. Oh iya... Ini?" Syifa menunjuk jaket Bintang

"Gapapa kok, pake dulu aja, nanti aja balikin nya" Ujar Bintang tersenyum

"Oh yaudadeh. Sekali lagi makasih ya Bintang!"

Syifa pergi dari hadapan Bintang dengan senyum manisnya melambaikan tangannya pada Bintang, meninggalkan Bintang yang meleleh dibuatnya

Sedangkan Doyoung yang tak jauh dari sana menatapnya dingin dengan wajah datar mengepalkan tangannya kesal, pasti istrinya ini sedang mencoba balas dendam, pikir Doyoung.

Dan lagi lagi kedua teman Syifa hanya bisa menjadi penonton jarak jauh. Mereka tertawa terbahak-bahak melihat kejadian barusan, mereka melihat dengan jelas ekspresi kesal Doyoung dan Syifa yang sengaja balas dendam pada Doyoung.

~~~ To Be Continue

TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang