"Saya mendingan langsung ujian aja dari pada ikut beginian" Ujar Syifa memajukan bibirnya beberapa senti

Doyoung tidak menjawab, langsung memasuki mobil dan menyalakan mesin mobil

"Eh?! Tunggu pak! "  Syifa buru buru mengikuti Doyoung masuk ke dalam mobil

Hening, tidak ada pembicaraan di dalam perjalanan. Doyoung fokus menyetir, sedangkan Syifa masih dalam mode ngambek karena ia tidak suka dengan kegiatan sekolah, apalagi menginap

Doyoung yang melihat Syifa hanya bisa menahan gemas untuk tidak mencium bibirnya lagi

Seakan tersadar pada sesuatu, Syifa langsung duduk tegak dan menatap Doyoung seakan bertanya

Doyoung yang merasa di perhatikan menaikan satu alisnya

"Bapak udah gak marah? " Tanya Syifa baru ingat kemarin Doyoung marah padanya

Doyoung yang mendengar pertanyaan Syifa mengubah raut wajahnya menjadi dingin membuat Syifa kembali takut

"B-bapak mukanya jangan nyeremin kayak gitu dong... Saya takut" Ucap Syifa memberanikan diri memeluk Doyoung dari samping

Doyoung tidak menanggapi, tetap diam dengan raut wajah dinginnya yang tentu saja berbanding terbalik dengan isi hatinya yang sedang menahan tawa melihat ekspresi lucu istrinya.

Syifa yang melihat tidak ada perubahan dari wajah Doyoung berpikir ia harus kembali berusaha

"Bap-Oh iya! Saya manggil bapak pake sebutan 'Pak' ya? Kita harus ganti nama panggilan gak?" Tanya Syifa seketika lupa dengan topik awal

Doyoung mengangkat satu alisnya "Terserah" Jawab Doyoung singkat

"Em... Kalo... Doyoung aja gimana? Ga usah pake, atau mau Doyoungie?!" Tanya Syifa masih memeluk tangan Doyoung dari samping

"Terserah" Jawab Doyoung

"Ish! Jawabannya itu itu aja! Ya udah saya panggil nya Doyoungie aja ya?" Ujar Syifa hanya di balas gumaman dari Doyoung

"Doyoungie? " Ujar Syifa, tanpa sadar Doyoung tersenyum kecil

"Akh!! Ga bisa ga bisa!! Itu terlalu imut untuk muka bapak yang kayak triplek!! " Pekik Syifa heboh sendiri, membuat Doyoung mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali

Syifa yang melihat wajah suaminya kembali dingin menjadi gelagapan "E-eh? G-gak gak! Doyoungie cute bangett!"

"Doyoungie?... Akh! Saya ga bisa pak!!" Ujar Syifa histeris menenggelamkan wajahnya ke lengan Doyoung

Sedangkan Doyoung yang sudah tidak bisa menahan rasa gemas lagi dan tepat sekali lampu merah, Doyoung memberhentikan mobilnya, menangkup wajah Syifa dengan kedua tangannya dan mencium bertubi-tubi setiap sisi wajah Syifa

Sedangkan Syifa, yang mendapat serangan tiba-tiba itu tentu saja kaget kaget, pipinya di cubit gemas dan bibirnya yang di cium berkali-kali

"Pak-em... Ish pak do-em" Syifa susah berbicara karena bibirnya terus di kecup Doyoung saat ingin bicara

Syifa geram sendiri karena Doyoung tidak henti henti nya mengecup setiap wajahnya "Ish bapak!! " Kesal Syifa

Doyoung menjauhkan wajahnya dari Syifa menatap Syifa lembut

"Jadi saya harus manggil apa? Kata mama kalo manggil suami pake nama doang itu gak sopan!" Ujar Syifa

"Terserah"

"Ish! Jangan ngomong gitu dong! Bapak maunya apa? Kak? Mas? Eh, jangan mas ah, saya ga bisa, malu! Kalo aa? Oiya, bapak orang Korea, bukan orang Sunda... Jadi apa? Kakak? " Tanya Syifa yang di jawab gumaman oleh Doyoung

"Hihihi... Kak Doy! " Ujar Syifa tersenyum geli

Doyoung mencium pipi Syifa gemas, saat ingin mencium bibir Syifa lagi...

Tin Tin!

Suara klakson mobil di belakangnya menandakan lampu sudah hijau. Syifa yang melihat wajah suaminya yang menahan kesal, tertawa terbahak-bahak

"Hahahaha... Ayo pak jalan! Udah lampu ijo! " Ujar Syifa tertawa

Secepat kilat Doyoung mencium bibir mungil Syifa "Kak" Koreksi Doyoung

"Hehe... Ayo jalan kak! " Ulang Syifa memeluk tubuh Doyoung dari samping

***

Sekolah

"IPS-2 dan 3 bus satu! IPS-1 bus dua! IPA-1 dan 2 bus tiga! Terakhir IPA-3 bus empat! Silahkan ikuti wali kelas masing-masing, setiap bus sudah di tempelkan nomer busnya!" Arahan dari Bu Dini yang merupakan penanggung jawab kegiatan Refreshing

Murid-murid sibuk membawa tasnya masing-masing ke dalam bus. Setiap sit berisi dua kursi penumpang. Aulia dan Syifa satu sit di baris tengah, Nanda ada di belakang mereka sendiri, Nanda memang seperti itu, sudah berkali-kali Syifa dan Aulia menawarkan untuk bertukar, tetapi Nanda selalu menolak.

Sedangkan Doyoung... Di depan bersama Bu Tara guru bahasa Indonesia yang ternyata pendamping kelas IPA-3, setiap kelas memang memiliki dua pendamping, selain wali kelas, juga ada guru mapel yang di pilih untuk menjadi pendamping, tapi kenapa harus Bu Tara?! Sepertinya ini bukan di pilih, tapi mengajukan diri pikir Syifa kesal.

Tatapan tajamnya tidak pernah lepas dari Bu Tara yang terus mengekori suaminya, bahkan tatapan minat secara terang-terangan ia berikan pada suaminya, yang sialnya Doyoung seperti tidak menyadari itu semua

Sedangkan Aulia dan Nanda menatap temannya bingung

"Ngapa lu? " Tanya Aulia menepuk lengan Syifa

Ucapan Aulia membuyarkan lamunan Syifa "Eh? Gak" Jawab Syifa sedikit tersentak

"Kenapa sih? " Tanya Nanda mengikuti arah tatapan Syifa

"Ooh... Tara ngintilin suami lo? " Ujar Nanda tepat sasaran

"Eh, tapi keliatannya pak Doy juga risih tuh" Tunjuk Aulia melihat Doyoung yang seperti nya tidak nyaman di ikuti Bu Tara

Syifa terus menatap tajam Bu Tara, tatapan nya seperti ingin membunuh

~~~ To Be Continue

TeacherOù les histoires vivent. Découvrez maintenant