SATU

53 26 35
                                    

Happy reading guys!

°°°

"ANTA, CEPAT TURUN DAN SARAPAN!"

"IYA, MA, SEBENTAR."

"LIHAT JAM, ANTA!"

Duk

Bruk

Teriakan-teriakan itu berakhir ketika mendengar suara benda terjatuh. Tak lama kemudian, muncul seorang gadis dengan seragam yang berantakan tengah berlari menuruni tangga. Di tangan kanannya membawa sepatu, sedangkan di tangan kirinya membawa tas, dan ikat pinggang serta dasi yang dikalungkan di lehernya. Dia berjalan dengan tergesa menuju meja makan, membiarkan rambutnya terombang-ambing karena disisir dengan asal.

"Ck, kamu dari tadi ngapain, Ta, astaga," omel seorang wanita paru baya.

"Udah, Ma, diem dulu. Anta lagi keribetan nih," ucap seorang gadis tadi yang bernama Anta.

Sinta memijit pelipisnya melihat anak perempuannya. Anta yang melihat hanya cengengesan.

"Udah sana cepet sarapan. Lihat udah jam setengah tujuh."

Anta berdecak mendengar perkataan mamanya. Karena udah terburu-buru tapi ternyata baru jam setengah tujuh. Dia masuk jam delapan pun tidak masalah, paling cuma dihukum berdiri di lapangan atau membersihkan lapangan.

"Baru jam segitu, santai, Ma. Nggak bakal telat kok," sahut Anta santai sambil memasang dasinya.

"Kamu jangan niru Abang dong."

"Loh? Siapa yang niru? Beda loh, Ma, kalau Abang dulu disengaja telatnya, keluar masuk BK. Kalau aku kan nggak sengaja, nggak keluar masuk BK."

"Kamu perempuan loh, Ta."

Anta mendongak. "Kata siapa aku waria, Ma?"

Sinta melongo mendengar jawaban anaknya. Pengen rasanya dia melempari Anta menggunakan panci. Sedangkan Anta yang melihat Sinta seperti sudah sangat kesal, lantas menyambar tasnya dan segera berpamitan. Lari dari amukan singa versi mamanya.

"Anta berangkat dulu ya, Ma, mau belajar" pamit Anta menyalami Sinta, "Sama nyari pacar, kali aja dapet," sambungnya lalu berlari ketika Sinta mulai berteriak.

"ANTA, LAMA-LAMA KAMU MIRIP SAMA ABANG YA."

Anta tertawa cekikikan. Dia sudah di luar gerbang rumahnya tapi teriakan mamanya masih terdengar.

***

Sesampai di parkiran sekolah, Anta menatap sekelilingnya. And gotcha, dia melihat salah satu sahabatnya baru turun dari motor. Anta keluar dari mobilnya dan berjalan sangat pelan mendekati sahabatnya.

"DOR!" seru Anta sambil memegang telinga sahabatnya itu.

Orang yang dikageti hanya menunjukkan wajah datarnya. Tidak kaget sama sekali.

"Kok nggak kaget sih?" tanya Anta cemberut.

"Kelihatan di kaca spion motor gue."

Mendengar itu, Anta menggerutu. Gerutuan yang dipenuhi kata umpatan. Bodoh sekali dia karena lupa ada kaca spion yang menggagalkan usahanya.

"Nggak usah ngedumel gitu, ayo masuk."

"Eh, Dion," panggil Anta.

Sahabat Anta yang bernama Dion itu menoleh ke samping, menatap Anta dengan satu alis dinaikkan.

"Anterin ke kelas, ya? Biar gue nggak keliatan banget jomblonya," pinta Anta.

Dion berdecak, "Makanya cari cowok, kurang cantik sih jadi nggak ada yang mau."

So Love Triangle? (HIATUS)Where stories live. Discover now