Part 07-[Maybe will be disappointed]

10.7K 661 21
                                    

“Aku tahu kalau ini terlalu pengecut, tapi ini yang terbaik –menurutku.”
–Devan–

⋆┈┈。゚❃ུ۪ ❀ུ۪ ❁ུ۪ ❃ུ۪ ❀ུ۪ ゚。┈┈⋆

“Gimana?”

DEVAN harap-harap cemas dengan keadaan Secha. Dia mengakui bahwa ini semua salahnya, tapi ini diluar batas. Devan akan benar-benar frustasi jika Secha sampai meregang nyawa. Satu kata yang ingin Devan ucapkan. BODOH! Dirinya sangat bodoh.

Dokter Andri menggeleng,“Setelah saya periksa, jantung Nona perlahan melemah. Sebelum semakin melemah, sebaiknya kita segera beri tindak— ”

“Lakukan!”

Dokter Andrian mengangguk, ia segera meminta Suster untuk mengambilkan Defibrilator.

Andrian Deyansyah. Atau lebih kerap dipanggil Dokter Andri adalah seorang Dokter khusus untuk menangani Secha. Dokter tersebut dipekerjakan oleh Devan sendiri guna menangani kekasihnya disaat seperti ini.

Deon dan Nira tidak tahu, jika sang anak memperkerjakan Dokter itu untuknya sendiri. Devan menutup rapat-rapat hal tersebut.

“Tuan sebaiknya keluar dulu agar kami bisa bekerja lebih leluas — ”

Lagi-lagi, Dokter Andri tidak melanjutkan ucapannya. Devan terlebih dahulu keluar dari ruangan Rosetta.

Pria dewasa yang menjelma menjadi Dokter itu hanya menggeleng pelan setelah Devan keluar dari ruangan. Sudah terbiasa seperti itu, sejak 3 tahun lalu, dia sudah mengerti akan sifat Tuannya.

Dokter Andri segera menekan defibrilator itu ke dada Secha. Tubuh gadis itu melambung akibat reaksi. Setelah kira-kira 5 menit, Dokter Andri menyudahi kegiatan tersebut karena detak jantung Secha mulai berdetak normal.

Dia segera keluar ruangan untuk menemui Tuan nya,“Tu — ”

Devan langsung berdiri.“Bagaimana?”

“Keadaan Nona Secha sudah membaik, Anda bisa meli— ”

Ceklek!

Dokter Andri berdecak sebal. Ck! Lihatlah Tuan Mudanya, senang sekali memotong ucapan seseorang. Tapi walau begitu, Dia tidak berani menceramahi Devan. Bisa-bisa jadi gelandangan.

***

Devan mengelus lembut pipi Secha. Sungguh, melihat keadaan Secha yang lemah dengan selang infus terpasang di hidungnya membuat rasa bersalah Devan kembali muncul.

“Sayang, kapan bangun hm?”

Cup!

Devan mengecup singkat kening Secha. Panas. Itulah yang dirasakannya. Apakah Secha demam? Kenapa Dokter Andri tidak memberitahunya?

“Kamu panas banget, maafin aku yang sudah buat kamu jadi begini ....”

Devan menyobek kuat kaos yang dikenakannya. Lalu mengambil air di gayung dan menyelupkan kain sobekan itu kedalamnya. Selanjutnya, ia taruh kompresan tersebut di kening sang gadis agar demamnya mereda.

RELATIONSHIP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang