3. MERAPAL TAPI BUKAN MANTRA

Mulai dari awal
                                    

"HIYA-HIYAAAA!!!"

Seisi kantin dibuat semakin menggila, ketika salah satu teman Elona memberi serangan pantun pada anak Batalyon.

Selain tempat mencari pacar, Batalyon juga tak jarang beradu dengan XLR hanya sebagai guyonan saja.

Elona menghela napas. Ia tidak pernah mendapat godaan dari anak-anak XLR begitu pun anak-anak kelasnya. Namun, tetap saja hal seperti ini mencoreng namanya. Terdengar konyol dan mengerikan.

100% yakin, anak-anak kelasnya semua berada di kantin 3 ini. Tengah menyaksikan kegilaan yang tengah berlangsung. Juga, menandai sebagai hari di mana 'kapan lagi, kan, kamu melihat seorang Elona terlihat sebagai orang yang konyol?'

"BELI-"

"Udah, gue capek!" Hanya itu namun, mampu membuat Billy bungkam tak lagi mau melanjutkan kalimatnya.

Selain malas menetap pada kebodohan yang tengah terjadi. Elona juga baru mengingat kalau kelas Agamanya dipercepat sebab, Pak Zaenal ada urusan mendadak hingga pelajarannya lebih cepat berakhir sebentar.

Ia pergi dengan sejumlah kehebohan seantero kantin.

Kalau ada ujian praktek. Tempat yang akan mereka gunakan adalah AULA besar yang ada di sekolah. Elona berjalan ke sana sendiri tanpa mau berbabibu pada teman-temannya yang masi memanggil namanya juga meladeni anak Batalyon.

Jam istirahat masih berlanjut. Masih ada sekitar 10 menit. Sedangkan kelasnya? Sudah siap berada di AULA melakukan praktek yang diperbincangkan Elona kemarin.

Tahu apa yang menyebalkan dari praktek ini? Elona harus memakai pakaian ala-ala pernikahan sungguhan. Bersyukurlah Elona sedang berbaik hati jadi ia mau melakukannya juga pakaian yang akan ia gunakan pun tidak begitu merepotkan.

Elona sudah siap dan betapa terkejutnya ia ketika melihat AULA yang tidak lagi hanya diisi oleh teman-teman kelasnya melainkan anak-anak Batalyon, XLR, juga anak kelas lain.

"Loh, kok?"

"Tes-tes, satu, dua dicoba?" Itu suara Dipo, yang mana sesuai perkataannya tempo hari bahwa ia akan menggantikan posisi Tara sebagai mempelai pria.

Demi ... ini tugas kelasnya bukan kelas Dipo namun, mengapa berujung seperti ini?

Ah, sepertinya Elona melupakan sesuatu bahwa Pak Zaenal cukup dekat dengan anak-anak Batalyon. Mengingat pria tersebut merupakan guru pembimbing olahraga basket dan sepak bola, tahu sendirikan anak Batalyon banyak bersarang di ordibasis itu.

" ... Dipo Panji Tirtayasa bin Daffin Damarion Tirtayasa saya nikahkan dan kawinkan adik kandung saya yang bernama Elona Khanza Wardana binti Adipati Wardana kepadamu ...." Itu bukan suara teman kelas Elona yang sudah dipatenkan sebagai walinya. Melainkan, suara Alastair Drie Wardana yang mana mengangetkan dirinya.

Persetanlah dengan semuanya. Intinya, yang Elona dengar sekarang adalah suara lantang nan tegas dari seorang Dipo yang merapalkan ijab qobul atas namanya. "Saya terima nikah dan kawinnya, Elona Khanza Wardana binti Adipati Wardana dengan maskawin tersebut dibayar tunai."

Setelah mengatakan itu, sontak seluruh anak Batalyon berdiri dari duduknya. Mereka ricuh mengatakan 'Sah' tak lupa menciptakan kehebohan tak terbendung. Tahu sendirikan bagaimana kondisinya supporter bola dan DBL? Mungkin seperti itulah gambaran yang terjadi di AULA saat ini.

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang