Tujuh

68 12 1
                                    

Sebelumnya mohon maaf ada kesalahan nama, berhubung author sadarnya pas udah dapet 3 chapter, jadi author malas ngedit

Yang ga suka atau ga terima boleh skip 😇
Author juga dengan senang hati menerima segala kritik dan saran kalian

Selamat membaca

.
.
.



Semburat jingga menemani matahari kembali ke peraduan sebelum di usir secara paksa oleh rembulan.

Deretan gedung pencakar langit berdiri cengo menyaksikan hiruk pikuk kota metropolitan yang tak pernah senggang.

Semilir angin menyeruak dari kaca jendela mobil yang tidak tertutup secara sempurna.

Manik hitam memandang ke arah lain dengan rasa takjub. Tokyo jauh berbeda sejak terakhir kali dia meninggalkannya untuk mengadu peruntungan di tanah Tiongkok.

Wanita yang duduk di sampingnya juga tak kalah tercengang dengan pemandangan ibu kota. Berbagai pertanyaaan dan tuntutan untuk bercerita seperti janji Taka saat masih di Shanghai dia lupakan begitu saja. Lebih memilih mengobrol dengan udara di sekitar lewat telepati di dalam otak.

Laju taxi terusik karena lampu lalu lintas yang tak ingin di tinggalkan membuat gadis itu kembali ke dunia nyata "He, Taka apa rumah mu masih jauh?" sejujurnya dia tidak ingin segera sampai di rumah Taka, dia ingin sekali mengelilingi kota ini.

Taka yang turut tersadar pun mengangguk.

Mata sipit yang bulat berbinar "Wah benarkah?" di pikirannya, dia bisa lebih lama di perjalanan.

"Hah? Tidak tidak" Taka melambaikan tangan di depan dada, bukan melepas kepergian seseorang, tetapi menegaskan kata 'tidak' yang terucap "Sebentar lagi kita sampai"

Taxi kembali melaju saat sudah di ijinkan oleh lampu lalu lintas.

Gadis serba pink menyilangkan tangan di depan dada, bibirnya sedikit mengerucut. Wajah cantik berekspresi sebal seperti terkena harapan palsu oleh Taka.

Tak begitu lama, pemandangan deretan gedung di gantikan oleh deretan rumah. Arsitektur nya terasa asing dan tidak ada bedanya di mata sang gadis. Banyak pula belokan, maupun perempatan menuju rumah Taka, membuatnya mengurungkan niat untuk berjalan jalan sendiri. Atau  wajahnya akan terpampang di poster dengan tulisan 'orang hilang' di atasnya.

Laju taxi melambat, dan benar benar berhenti di depan sebuah kediaman yang cukup besar.

Taka dan gadis itu turun dari taxi.

Mendongak, menatap takjub tempat tinggal Taka di hadapannya "Wah, rumah mu besar sekali Taka" rasa takjub mengalahkan rasa malu. Ah, dia tidak memperdulikan kalau dirinya seperti orang kampung yang baru pertama kali berkunjung ke kota. Toh, sudah lama dia mengenal Taka, hingga menjadi sedekat ini.

Ting tong

Wanita paruh baya meyumbul dari balik pintu, wajah keriput nya tersenyum bahagia "Taka sama?" dengan segera dia membukakan pintu agar lebih lebar.

"Suzuki san" sapa Taka, tak lupa senyum lebar masih berada di wajah.

Taka sedikit menggeser dirinya, menampakkan gadis di belakangnya yang membuat pelayan bernama Tamayumi Suzuki melebarkan bola mata dan menelan kembali pertanyaaannya.

Taka menginterupsi si gadis untuk mengikutinya, membiarkan Suzuki menjalankan tugasnya walaupun Taka selalu tidak tega, karena wanita itu hampir kalah melawan usia.

romeo dan julietWhere stories live. Discover now