Lima

92 12 5
                                    

"Mori chan"

"Taka"

Sang pemilik nama menoleh. Berbalik badan dan mengambil 2 buah koper ukuran besar dari sepasang pemuda yang usianya tidak berbeda jauh.

Pria yang di panggil menggenggam sebuah kantong kresek berisi bekal untuknya jika nanti merasa kelaparan.

"Kau yakin tidak mau berpamitan dengan Toru?" tanya salah satu pria, yang bersurai ikal lebih tepatnya.

Taka menundukkan kepala sambil menggeleng, senyum menghiasi bibir berisinya.

"Beberapa hari ini aku tidak melihat kalian bertemu?" tanya salah satu pria yang di juluki Taka kepala terong.

Sejak insiden pagi hari, lebih tepatnya 3 hari yang lalu. Jangankan bertemu, Toru tidak menghubungi Taka sama sekali. Begitu pun Taka sendiri, dia tidak berani karena merasa 'bersalah'

"Apa terjadi sesuatu?"

"Tomo kun benar, tidak biasanya kalian bertengkar sampai berhari hari seperti ini"

"Aha, ha, ha pesawat nya sudah mau lepas landas aku pergi dulu" Taka berusaha mengelak tetapi tatapan 2 sahabatnya terlampau menyeramkan dan membuat bulu kuduk Taka bergidik ngeri.

"Baiklah" mengambil napas panjang "Ku rasa Toru san marah padaku" nada bicara Taka terdengar sedih. Di tanggapi dengan alis yang berkerut.

"Aku sudah bertindak berlebihan padanya" jelas Taka.

Pria berambut ikal menceletuk "Bukannya setiap hari kau menjahili Toru?"

Ryota mengangkat lengan dan melipatnya di dada, seolah meminta penjelasan secara detail kepada Takahiro.

Pandangan Taka mulai kemana mana, kepalanya yang di balut surai hitam menoleh ke kanan dan kekiri. Melihat keadaan sekitar, dan yang di dapatinya hanya lalu lalang anak manusia.

Mengangkat tangan dan menggaruk kepalanya frustasi kemudian menjatuhkan diri dalam posisi berjongkok "Aaaa, aku sudah benar benar keterlaluan kali ini. Aku tidak yakin dia akan memaafkan ku" air mata hampir jatuh membasahi pipi, namun segera di usap kasar oleh lengannya yang terbungkus mantel hitam.

"Kau menyatakan perasaan mu, Taka?"

Taka yang menunduk tersentak, dia bangkit berdiri. Menatap Tomoya dengan tatapan mengintimidasi "Apa maksud mu?"

Ryota mengangkat tangannya, menyapu udara di depan wajahnya "Kau tidak usah mengelak, kau menyukai Toru chan bukan?"

Darah panas merambat di setiap pembuluh sekitar wajah, membuat kulit menjadi semerah tomat "Apa terlihat jelas?" tanyanya sambil menakup kedua pipi menutupi semburat merah di kulit.

2 pria itu mengangguk serentak, membuat Taka semakin frustasi.

"Tidak, aku tidak akan memberitahunya. Dia masih normal, dia bukan penyuka sesama jenis"

Ryota meraih lengan Taka setelah sebelumnya saling bertukar tatap dengan Tomoya. Di bawanya tubuh Taka ke dalam rengkuhan hangat 2 keluarga tanpa ikatan darah.

"Taka, dengarkan aku" ujar Tomoya seakan memberi nasehat "Aku dan Ryota pernah melihat seorang wanita menyatakan cintanya kepada Toru" kata katanya semakin kuat dengan saksi Ryota yang sekarang sedang menganggukkan kepala "Dia bilang bahwa dia tidak pernah jatuh cinta kepada wanita"

Deg

Jantung Taka seakan berhenti mendengar penuturan Tomoya dan Ryota. Apakah itu benar? Tetapi, Toru sangat populer di kalangan wanita.

"Menurut ku itu tidak salah, Toru chan tidak pernah berpacaran dengan perempuan"

"Tapi Toru san juga tidak pernah pacaran dengan laki laki" potong Taka.

romeo dan julietWhere stories live. Discover now