11. Apa?

37 3 0
                                    

~𝓬𝓮𝓻𝓲𝓽𝓪 𝓼𝓮𝓫𝓮𝓷𝓪𝓻𝓷𝔂𝓪 𝓽𝓮𝓵𝓪𝓱 𝓭𝓲𝓶𝓾𝓵𝓪𝓲~
(≡^∇^≡)
.
.
.

S

eorang laki-laki tanpa baju seragam atasnya sekarang sedang menatap langit sembari menghisap putung rokoknya. Cuaca hari ini tidak terlalu panas dan juga tidak mendung. Laki-laki itu menatap langit yang berwarna biru disana tanpa ada warna putihnya. Tunggu, apakah langit selalu seperti itu? Ia mengingat dulu ketika sekolah dasar ketika di suruh menggambar oleh gurunya, dia selalu menggambar 2 pegunungan dengan jalan di tengah tengah dan langit berwarna putih bergulung-gulung di atasnya.

Kini ia baru menyadari bahwa langit juga bisa berwarna biru semua seperti ini.

"Aneh, kenapa biru semua. Awan putih nya kemana?"
Selama 17 tahun dirinya hidup berada di dunia ini pertama kalinya ia peduli dengan sesuatu. Saking tidak pedulinya, bahkan dia tidak tau bahwa langit diatas bisa berwarna biru saja seperti ini.

Dengan bangganya ia tersenyum tipis.

"Fenomena alam kah?"
Dengan cepat ia merogoh ponselnya lalu menekan tombol kamera dan memfoto objek diatas yang sangat menarik perhatiannya.

Ia segera memasukkan kembali ponselnya dan menatap kembali langit itu. Dia yang awalnya tertarik dan merasa senang, beberapa detik kemudian ia merasa sedih.

"Apa kabar, Ma?"
Lirihnya sangat pelan.

Hingga dorongan kasar pintu rooftop membuat dirinya terlonjak kaget.

Sial.

Munculah dua orang laki-laki dengan wajah yang tidak bisa ditebak berjalan ke arahnya.
Dengan sigap dia berdiri dan mengambil baju seragamnya disamping kursi yang dia duduki.

Bugh.
Elang terpental sejauh 3 meter kebelakang ketika mendapat satu pukulan dari ketua osisnya.

"Bangsat."
Dengan marah ia bangkit lalu memukul kembali Bintang namun segera di cegah oleh Erik yang berada di belakang tubuh Bintang.

Tanpa basa-basi Elang menendang Erik hingga tubuh laki-laki itu terjatuh.

"Maksut lo apa dateng-dateng langsung mukul gua, HAH?"
Elang meraih kerah seragam Bintang, kedua laki-laki itu saling melempar tatapan tajam.
Erik bangkit dari duduknya lalu menendang bagian tubuh samping Elang hingga cengkeraman nya terlepas.

"Gak usah ikut campur urusan gue."
Ucap Elang memperingati Erik.

Elang tetap Elang. Sosok laki-laki yang sangat tidak suka jika ada orang mencampuri urusannya. Tidak peduli siapapun itu. Tidak peduli dengan Bintang dan Erik yang posisinya adalah kakak kelasnya. Dan Bintang adalah ketua osis disini.

"Gue gak mau basa-basi. Lo apain Bulan?"
Bintang mengucapkan dengan nada datar. Elang yang melihat itu sedikit terkejut tentang apa yang ia lihat sekarang.

Sosok ketua osis yang ramah, berkharisma, dan dewasa ini menjadi sosok yang dingin, serius, dan bar-bar.

"Gk usah ikut campur urusan gue."
Ucap Elang setelahnya. Ia menatap tajam mata Bintang.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Miracles in DecemberWhere stories live. Discover now