Bagian 8 - She's Mine.

151 5 0
                                    

Happy reading🤗

-Arga Pov-

Hari ini kegiatanku sangat padat sekali, aku harus menghadiri beberapa rapat penting bersama klien dari luar negeri. Aku juga harus rapat bersama para jajaran direksi untuk membahas kelanjutan perusahaanku. Karna hari ini begitu melelahkan, aku memutuskan untuk mengajak asistenku, Nina makan siang di restoran di pusat perbelanjaan yang kebetulan kita lewati.

Aku dan Nina sedikit membahas masalah bisnis dan jadwal apa saja yang harus kuhadiri besok. Aku tertawa ketika Nina menceritakan jokes  tentang suaminya yang jumpalitan ketika mendengar kabar bahwa Nina hamil. Acara makan ku kali ini sekaligus permohonan izin Nina untuk resigned ketika kandungannya  berusia 4 bulan.

Selesai makan, aku menyuruh Nina untuk pulang terlebih dulu karena aku ingin membeli sesuatu untuk Lexa. Akhir-akhir ini aku sering memikirkan gadis itu. Dan ya, aku mendaftarkannya kuliah karena aku tak ingin ia merasa terkekang ketika bersamaku. Dia gadis yang manis dan juga sexy. Sepertinya aku mulai menyukai gadis itu. Benar kata boy beberapa hari lalu, harusnya aku tidak terlalu larut dalam bayang masa lalu bersama Allysa. Dari informasi yang kudapat, Allysa kini sudah bertunangan dan akan melangsungkan pernikahan bulan depan.

Aku berkeliling di butik ternama langgananku. Aku mencari dress yang bagus untuk dikenakan Lexa. Aku ingin mengajaknya dinner nanti dan aku ingin ia mengenakan dress yang ku pilih. Akhirnya pilihanku jatuh pada dress hitam selutut yang sepertinya akan cantik jika dikenakan Lexa.

Setelah selesai membeli dress itu, aku segera pulang, tak sabar melihat reaksi Lexa ketika aku memberinya dress ini. Sebenarnya aku masih bingung dengan diriku sendiri, ada apa denganku? Seorang Arga akan memesan wanita atau bersantai di club ketika ia lelah, tapi mengapa Arga yang ini malah membeli dress dan mengajak wanita asing untuk makan malam? Ah, entahlah, aku pusing jika memikirkan aku yang sekarang. Mungkinkah aku sudah jatuh cinta pada gadis itu? Hm, secepat ini?

Aku terkejut saat melihat beberapa bunga dan entah tanaman apa banyak sekali di tamanku. Pak jono tidak mungkin menanam ini semua tanpa perintahku, lalu siapa? Aku segera memasuki mansion dan mencari Lexa, sepertinya dia dikamar.

"Lexa, buka pintunya, aku ingin bicara." aku tak sabar memberikan dress ini pada Lexa, tapi ia tak kunjung membuka pintunya.

"Lexa, buka pintunya. Apa kau didalam? Lexa?" lama sekali, ia tak kunjung membuka pintunya. Aku segera turun kebawah dan menanyakan pada bi iyem,

"Bi, dimana Lexa?" tanyaku.

"Non Lexa sedari tadi mengunci dirinya dikamar tuan. Setelah non Lexa pulang dari pusat perbelanjaan, non Lexa tidak keluar lagi, bahkan non Lexa melewatkan makan siangnya tuan." jawab Bi iyem. Ada apa dengannya? Apa dia sakit? Oh, Ya Tuhan aku begitu khawatir, aku segera lari menghampiri kamarnya.

"Lexa, buka pintunya atau ku dobrak." teriakku. Aku sudah mulai geram, saat hendak ku dobrak, tiba-tiba Lexa membuka pintu dan akupun terjatuh diatasnya, sebisa mungkin kutahan tubuhku agar tidak benar-benar menindihinya. Tatapan kami beradu, Oh Astaga, mata itu begitu indah, aku seperti diajak tenggelam saat menatap mata indah Lexa.

"Iih, minggir." tiba-tiba saja Lexa mendorong tubuhku. Sial, Lexa benar-benar merusak suasana. "Ada apa kau mencariku?" tanya nya dengan nada ketus. Astaga, ada apa dengannya, tidakkah ia tau bahwa aku mengkhawatirkannya.

"Kenapa kau tidak makan siang dan mengurung dirimu dikamar? Kau sakit?" tanyaku.

"Ga mood makan."

"Astaga Lexa. Kau nanti bisa sakit. Huftt, baiklah, sekarang bersiaplah, kita akan makan malam diluar." Sungguh, entah mengapa, ekspresinya sangat menggemaskan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Touch your heartWhere stories live. Discover now