Bagian 5 - Meet again?

959 24 1
                                    

Happy reading🤗

Sinar matahari membangunkan Alexa dari tidur nyenyaknya.

"Hmm jam berapa sih, masih ngantuk banget nih," Lexa melihat jam dinding dihadapannya yang kini menunjukkan pukul 8 pagi.

"Aaaargghhh... Hari ini aku ada janji sama CEO sialan itu. Ya Tuhan, tolong Lexa..."

Lexa bangkit dari tidurnya dan mandi. Butuh waktu 1 jam untuk Lexa selesai bersiap-siap. Lexa memakai dres hitam diatas lutut tanpa lengan dengan tali dilehernya. Memberikan kesan Sexy dan elegan.

Di sepanjang perjalanan, Lexa hanya diam dan melamun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sepanjang perjalanan, Lexa hanya diam dan melamun. Dia sengaja memesan taxi online karena dia sedang tidak fokus untuk menyetir saat ini.

"Sungguh, apa takdirku memang seperti ini? Menjual diriku untuk bertahan hidup? Apa bedanya aku dengan pelacur?" batin Lexa, tanpa ia sadari, airmata sudah nembasahi pipi mulusnya.

"Sudah sampai, mbak." suara driver itu membuyarkan lamunan Lexa,

"Ah, iya. Ini uangnya pak."

Kini Lexa sudah berdiri didepan gedung yang menjulang tinggi, langkahnya ragu untuk masuk.

"Huuuuufttt... Relax, everything's gonna be okay," Lexa berjalan santai menuju gedung tinggi itu.

Resepsionis itu sepertinya sudah tau jika Lexa akan datang ke kantor ini. Baru ingin menanyakan keberadaan Arga, resepsionis itu sudah berkata bahwa ia ditunggu oleh Arga di ruangannya.

Tok... Tok.. Tok..

"Masuk" Suara bariton terdengar dari dalam setelah Lexa mengetuk pintu. Lexa membuka knop pintu itu dengan perlahan, rasanya gugup sekali.

"Oh, kau nona? Ah, aku sudah menunggumu lama sekali. Aku sudah tidak sabar membahas perjanjian ini." Arga mengeluarkan smirk nya yang semakin membuat Lexa muak. "Duduklah"

Mata Arga tak bisa berhenti menatap Lexa sekarang. Sexy, batinnya. Kulitnya begitu mulus, oh dan leher nya yang ter ekspos jelas itu seperti menantang Arga untuk mengecupnya,memberi tanda disana.Fikirannya kini tak luput dari fikiran kotor. Membuat Lexa melenguhkan namanya, berteriak dan menggagahinya hingga pagi. Oh sungguh Arga tak sabar.

"Bagaimana keadaan mamamu?" tanya Arga mengalihkan fikiran kotornya saat ini. Sungguh, Arga bukanlah tipe orang yang pandai berbasa-basi, dia membenci hal itu.

"Sudahlah, tidak perlu berbasa-basi tuan Arga. Lanjutkan saja tentang perjanjiannya. Bukankah kau sudah tidak sabar?" Jawab Lexa.

"Oh ayolah, kita butuh berbasa-basi untuk menghilangkan kegugupanmu itu. Aku tau kau begitu gugup berhadapan denganku. Hei, santai nona, aku tidak akan menerkammu, tapi beda cerita lagi kalau nanti diranjang, haha"

'Sial, kenapa laki-laki ini begitu tampan saat tertawa. Oh tidak, apa yang kau lakukan Lexa, kau memujinya? Sungguh bodoh. Tarik kata-katamu Lexa'

"Hei,nona? Kau melamun? Oh ayolah, jangan bilang kau terpesona oleh ketampanan ku?" mendengar Arga mengatakan itu, wajah Lexa kini merah, seperti kepiting rebus saking malunya.

"Tutup mulutmu, tuan Arga. Lanjutkan saja tentang perjanjiannya." Sial, Lexa benar-benar malu, rasanya ia ingin segera pergi saja dari ruangan ini.

"Baiklah, jadi mulai hari ini kau akan tinggal dirumahku. Nanti aku akan meminta orangku untuk membantumu beberes. Dan mulai hari ini kau akan melayaniku hingga hutangmu lunas." Apa!? Jadi Lexa harus meninggalkan rumahnya? Sungguh, seenaknya sekali laki-laki ini. Oh,terkutuklah kau Arga!

"Tunggu! Apa kau bilang!? Dirumahmu!? Hei tuan, aku memintamu untuk tak menyita rumahku agar aku bisa tetap tinggal disana, dan sekarang kau malah menyuruhku untuk pindah kerumahmu? Apa kau gila!? Bahkan kita tidak pantas untuk tinggal serumah! Dan ya, bagaimana dengan mamaku? Kau pikir aku akan membiarkannya terlantar sendiri di rumah? Oh sungguh, kau benar-benar tak punya hati." Lexa benar-benar marah kali ini, dia tak habis pikir dengan apa yang ada difikiran Arga.

"Tidak ada penolakan,nona. Jika kau khawatir dengan mamamu, kau bisa mengajaknya tinggal serumah bersama kita, setidaknya rumahku tidak akan sepi lagi. Oh atau jika kau ingin, aku akan menyewakan suster untuk merawat mamamu dirumahmu, kau bisa menjenguknya sesekali." ucap Arga.

"Ya Tuhan, kau!!! Mana mungkin aku mengajak mamaku tinggal serumah bersamamu! Apa kata mamaku nanti? Pilihan kedua? Aku tak tega meninggalkan dia bersama orang asing. Alasan apa yang akan kuberikan untuk meninggalkan rumah?" Lexa benar-benar frustasi. Andai tidak ada hukum, Lexa akan membunuh orang didepannya ini.

"Kau bisa beralasan kerja atau kuliah? Aku yakin kau pandai melakukannya,nona. Sekarang pergilah, kemasi barang-barangmu dan segeralah kerumahku. Dan satu lagi, apa kau mau ikut bersamaku ke pesta nanti?" tanya Arga. Entahlah, dia tak sadar mengatakan itu. Seorang Arga meminta kepada seorang wanita agar ikut dengannya? Itu bukan Arga.

"Bukankah kau tidak menerima penolakan? Sekalipun aku berkata tidak, kau pasti akan memaksa. Untuk apa kau bertanya." jawab Lexa malas.

"Haha, kau benar nona. Baiklah kalau begitu, setelah kau selesai mengemasi barangmu, segeralah bersiap, kita akan berangkat jam 8 malam nanti. Dan nona, berhentilah memanggilku Tuan, panggil saja Arga."

"Dan berhentilah memanggilku nona, panggil aku Lexa." lalu Lexa segera pergi dari ruangan itu. Hari yang melelahkan.

(02-02-2021)

Touch your heartWhere stories live. Discover now