Pengalaman Dejavu

5 1 0
                                    

Aku bisa mengendalikan segala sesuatu dalam mimpi dan ini adalah kisah atau perjalananku dalam mimpi. Silakan membaca...

"Huft ... huft," aku menghela napas dan jantungku berdetuk kencang.

Dalam hatiku, "ini aku masih dalam mimpi kah?".

Aku berharap ini semua dalam mimpi karena aku terbangun dari tempat tidur dan kondisi kamar sudah terang alias siang. Masa iya aku bangun siang bolong gini, kan aku tidur tidak terlalu malam.

*Sreeetttt (aku membuka hordeng dan benar matahari itu pun muncul membuat mataku perih dan silau).

(Aku menutup kembali hordeng itu).

"Fix ini bukan mimpi"

"Anielaaaaa," teriakku kepada Aniela, berharap dia datang dan ternyata tak kunjung datang ke sini.

(Aku mencoba menutup mata lagi dan berharap ini semua adalah mimpi, dua kali aku coba tetap sama dan ketiga kalinya aku coba semua gelap).

"Huh-huh-huh,,, benar kan ini semua hanyalah mimpi. Aku keluar dahulu mau cek sekeliling"

(Aku mengumpulkan nyawa dan mengecek sekeliling rumah).

*Tik tok tik tok tik tok (suara jam terus berbunyi dan menunjukkan pukul 04.00 WIB).

Setelah mengecek sekeliling rumah, semua aman dan tidak ada hal yang dicurigakan, aman terkendali.

Aku heran dengan hal tadi soalnya tadi pertama kali aku rasakan dan itu benar-benar pengalaman yang sangat menyeramkan karena aku terbangun seperti dunia nyata bukan mimpi ditambah sinar matahari yang membuat mataku silau dan perih. Untungnya saja itu hanyalah mimpi bukan kenyataan.

*Tik tik (semua lampu aku nyalakan).

"duhh aku lapar, kira-kira ada makanan apa ya di kulkas" sambil mengecek kulkas dan isi kulkas itu hanya ada telur, air mineral, saus, susu, sedikit sayuran dan sedikit buah.

"Hah? Cuma ini? Waduh aku harus beli makanan di tukang sayur nih, udah jam 4 sih pasti tukang sayur udah ada di jam 5-an," ucapku dalam keadaan lapar.

Waktu terus berlalu, aku mempersiapkan diri untuk beli makanan di tukang sayur, mungkin tukang sayur sudah ada karena sudah jam 5-an karena tadi aku harus cek semuanya, ya sudah lah aku berangkat kalau sudah siap.

Aku sudah siap, aku hanya membawa dompet dan HP buat jaga-jaga di jalan. Oh iya aku harus keluarin motor dahulu.

(Pergi ke garasi dan keluarin motor kesayanganku)

*Cekrek,,ngeeng,,ngeeng (suara starter motor).

Okeey semua sudah siap saatnya berangkat, tidak lupa juga mengunci pintu supaya aman dan tenteram.

*Ngeeenngggg (ngebut sedikit gapapa lah ya mumpung sepi).

"Duh di mana ya tukang sayurnya, aku udah keliling perumahan gini masih belum bertemu juga. Masa iya aku harus keluar dari perumahan ini? Hmmm ya sudah lah gapapa".

Aku keluar dari perumahan ini, aku juga lewati rumah Indi dahulu dan Ibnu, tampak terlihat sepi di sana hanya terlihat cahaya lampu dan angin yang begitu dingin, maklum saja baru jam 5 pagi jadi masih hawa dingin.

tampak dari kejauhan tukang sayur dengan gerobaknya, aku langsung mendekatinya. Namun, saat aku mendekatinya, tukang sayur itu tidak ada dan aku melanjutkan perjalanan. tampak juga di sekeliling masih sepi, kendaraan hanya sedikit yang lewat tidak ramai seperti di jam-jam kerja biasanya. Saat ini aku belum memikirkan apa-apa yang jauh dari apa yang aku pikirkan.

Aku ingat bentuk gerobaknya, sedang tidak begitu besar, banyak sayuran hijau di sampingnya, dan di depan ada kotak yang kemungkinan buat simpan ikan, serta ada lampu kecil di atasnya yang lumayan terang dari kejauhan. Adapun warna dari gerobak itu adalah hijau muda, jadi masih kelihatan di malam hari. tetapi anehnya orang nya itu memakai topi hitam, kaus berwarna merah, dan celana hitam. Aku tidak melihat bagian kakinya, hanya bagian atasnya saja.

Hampir 10 menit aku mencari tukang sayur masih belum ada, hanya tadi tetapi langsung hilang, aku mencoba mencarinya lagi dan syukurnya aku mendapatkannya. Aku langsung berhenti, mematikan mesin motor, dan beli sayur untuk makan hari ini.

"Pak, sawinya berapa?"

"Itu 5 ribu aja dek"

"Ya sudah saya beli sawi 1, sop-sop an 1, dan bakso 1 ya pak"

"Okeey dek, tunggu ya," kata pedagang sayur sambil menghitung belanjaanku.

"Jadi berapa semuanya pak?"

"Semua jadi 20 ribu dek"

"Okeey pak ini ya duitnya," aku mengeluarkan uang 20 ribu dan menaruh belanjaan di motor dan berangkat.

"Makasih ya pak"

"Sama-sama dek".

Dari sana belum terlihat hal yang mencurigakan, maksudku masih aman-aman saja. Akan tetapi, ketika aku memasuki perumahanku, ada yang terlintas di pikiranku. Yaps benar, bentuk gerobaknya, benar-benar hampir sama dengan sebelumnya, tetapi bedanya cuma di orangnya saja. Bapak tadi mengenakan kaus hitam, celana hitam, dan tidak memakai topi. Sedangkan, bapak-bapak sebelumnya memakai topi, kaus merah, dan celana hitam. Berarti ini berbeda dan tidak sama, syukur lah kalau begitu.

Sesampainya di rumah aku langsung mencuci belanjaan dan memasaknya karena perutku sudah lapar dan tidak bisa diajak kompromi lagi. Menu hari ini adalah sop ayam karena aku baru cek freezer masih ada ayam 1 ekor yang sudah dipotong-potong. Untung saja sebelum aku berangkat sudah aku keluarin jadi tidak terlalu dingin deh dan bisa langsung masak.

Aku bisa masak loh karena aku waktu kecil suka bantuin mamaku masak, jadi aku tau cara masak sop dan bumbu-bumbunya, yang pasti bikin kenyang dan rasanya enak bikin nagih.

Beberapa menit kemudian aku selesai masak dan saatnya makan pagi, waktu sudah menunjukkan 07.00 WIB dan matahari sudah mulai terbit. Di saat aku makan, aku terus memikiran hal yang tadi, kira-kira sama apa gak ya, soalnya kalau dilihat sekilas itu sama dan diliat lama-lama itu berbeda. Kacau aku terus mikir hal beginian padahal ada hal lain yang harus aku lakukan.

*Ting tung (suara pesan Whatssapp masuk).

"Duhh siapa sih yang Whatssapp aku pagi-pagi gini," aku beranjak pergi dari meja makan dan mengambil HP di kamar.

(Aku membuka pesan Whatssapp dan itu adalah Ibnu yang chat ke aku).

"Ric, lu tadi ke mana?"

"Gua pergi cari tukang sayur Nu, emang mengapa? Bukannya lu tadi tidur?"

"Ohh cari tukang sayur,,, iyaa tadi gua tidur tetapi gua intip dari jendela ada lu naik motor keluar"

"Iyaa cari makan gua"

"Ohh okeey lah kalau begitu".

"Nu, lu tau tukang sayur yang gerobaknya warna hijau di depan perumahan gak?"

"Ohh iyaa tau, emang mengapa? Lu beli di sana?"

"Iyaa nu tadi gua beli di sana, harganya lumayan murah terus ada hal aneh deh masa Nu," Aku mulai membuat Ibnu penasaran soal tadi.

"A-a-apaan tuh?," Ibnu mulai penasaran.

"I-iyaa tadi kan gua cari tukang sayur terus gua udah bertemu nih, pas gua deketin dia hilang masa"

"Seriusan lu? Kok bisa sih?"

"Iyaa serius, nah pas gua cari lagi, akhirnya bertemu terus bentuk gerobaknya itu sama dengan yang sebelumnya Nu"

"Ihhh gila kok bisa? Terus lu akhirnya beli?"

"Iyaa gua akhirnya beli dan yang kedua ini agak hilang"

"Waaduhh serem juga ya. tetapi menurutku itu Dejavu Ric soalnya lu merasa kalau lu pernah beli di situ padahal lu baru pertama kali beli, walaupun beda orang misalnya itu tetep aja tempat jualan dan gerobaknya pasti sama di waktu yang bersamaan tanpa lu sadari itu Ric, jadi begitu sih menurutku"

"Mungkin aja sih Nu, gua juga gak liat jam sih pas itu dan gua baru inget tempat jualannya itu sama hahaha, bener apa kata lu Nu"

"Nahh kan bener apa kata gua,,, gua gitu loh paling pintar sejagad raya hahaha"

"Ahh bisa aja lu Nu, ya sudah ya gua mau selesain makan dahulu nih sama beres-beres rumah"

"Okeey deh Ric siaapp".

Aku menaruh HP di kasur dan melanjutkan makan di meja makan lalu beres-beres rumah seperti biasanya, tak lupa juga aku harus berolahraga dan minum vitamin supaya jiwa dan ragaku tetap sehat dan stabil, mantap.

Bagaimana? Seru bukan? Tetap ikuti perjalanan Rico ke bab selanjutnya ya, terima kasih.

I Can See You (Wait for Me)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin