(21) KeyDit

790 33 11
                                    

Aku memeluk lututku di atas hamparan pasir pantai korea. Menatap lurus bentangan air yang begitu luas.

Setelah 3 bulan di Indonesia, akhirnya aku kembali lagi ke Korea. Melanjutkan karierku sebagai model di sini.

Aku menghirup udara sore. Menyimpannya dalam-dalam di paru-paruku. Lalu menunggu menit-menit matahari akan tenggelam ke dasar laut.

Aku tersenyum melihat pasangan-pasangan di depanku yang terlihat berpelukkkan mesra. Aku yakin mereka menunggu moment tenggelamnya matahari bersama pasangan masing-masing.

Aku memegang cincin yang menjadi liontin di kalungku. Ini milik bunda yang kemudian di berikan padaku. Aku memejamkan mata, masih sambil menggenggam cincin itu.

Merasakan Adit ada di sisiku sekarang. Merasakan Adit mengisi ruang-ruangku yang hampa. Merasakan Adit menggenggam tanganku hangat.

Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang. Lalu menaruh dagunya di atas kepalaku. Aku memegang lengannya yang berada di pundakku.

"Sunsetnya kapan?" Tanyanya dengan lembut.

Aku mendongak kebelakang melihat wajahnya. Ku tuntun ia agar duduk di sebelahku.

Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Tangannya mengelus pundakku pelan. Dan mencium puncak kepalaku lama.

"Tinggal beberapa menit lagi sunsetnya." Ucapku sambil melingkarkan tanganku di tubuhnya.

Ia menyandarkan kepalanya di kepalaku. "Gue sayang lo, pendek." Ucapnya masih sambil mengelus pundakku.

Aku semakin memeluknya erat. "Gue juga sayang lo, Dit."

~Flashback On~

"Saya terima nikahnya Sara Cantika.."

Aku memejamkan mataku. Mataku tidak mampu untuk melihat proses pernikahan ini.

Aku menunggu kalimat selanjutnya dari mulut Adit. Tapi tidak ada suara. Hanya keributan yang ku dengar.

Apa sudah selesai? Mereka sudah menikah? Oh tuhan, malangnya nasibku ini.

Aku membuka mataku. Dan pandanganku langsung tertuju pada Sara yang sudah tergeletak di paha Adit. Aku mendekati Adit dan duduk di sebelahnya.

Di mulut dan di hidung Sara sudah keluar banyak darah. Sebelah tangan Adit menggenggam lengan Sara, dan sebelahnya lagi di pakai untuk memegang pipinya.

"Sar.." Panggilku. Mata sayu Sara terpusat padaku. Senyumnya melengkung dengan manis.

Sara mengambil tanganku. "Maaf, gue selalu jadi pembuat masalah buat lo." Ucapnya sedikit terbata-bata.

"Makasih mau jadi sahabat gue Key. Makasih buat semuanya. Maaf gue udah ngerebut yang seharusnya itu buat lo." Ucapnya lagi.

Dapat kurasakan genggaman Sara mulai melemah.

"Gue udah ga kuat. Gue minta, lo sama Adit ya Key." Tangan Sara menuntun tanganku dan Adit.

Ia menggabungkan tanganku dan Adit di genggamannya. "Jangan relain dia buat orang lain ya Key. Lo harus buat dia jadi milik lo."

Lalu Sara menatap Adit yang kini memandang Sara dengan tatapan memohon. "Jangan sia-siain Keyla, Dit." Adit mengangguk.

Setelah Sara menyelesaikan kalimat itu, mata Sara tertutup perlahan. Mama dan Papanya Sara menangis seketika. Begitupun denganku. Aku memeluk tubuh Sara yang sudah kaku dan dingin.

~Flashback Off~

Aku dan Adit masih di posisi yang sama. Dan kini matahari sudah benar-benar tenggelam di dasar laut.

Pelukan Adit semakin mengerat seiring tenggelamnya matahari. Aku tersenyum senang merasakannya. Merasakan kasih sayang itu.

"Dit.."

"Hm?"

"Kenapa lo bisa suka sama gue?" Ucapku sambil bangun dari pelukannya. "Padahal lo sendiri yang bilang dulu. Kalo gue itu ga cantik, ga eksis kayak Sara."

Aku menatap Adit dengan serius. Adit balik menatapku dengan senyumannya. Adit menggenggam tanganku dan menatap dalam mataku.

"Emang iya. Lo ga cantik, lo ga eksis." Adit memberi jeda untuk ucapannya. "Tapi, lo itu punya pesona yang mencakup itu semua."

"Dan karena itu gue suka lo." Ucapnya dengan senyum manis.

Aku balas memberinya senyuman terbaikku. Lalu dalam sekejap aku memeluknya dengan erat.

"Maaf dulu gue ga peka. "Aku melepas pelukan itu dan menunduk.

Adit meraih kedua pipiku, menuntunku untuk menatapnya. "Seseorang punya tingkat kepekaannya masing-masing, Key."

"Tapi gue nyesel sama kepekaan gue yang kurang." Ucapku lagi.

Adit menarik sebelah tangannya. Mengambil sesuatu dari saku jaketnya. Dan ia menyembunyikan benda itu di balik badannya.

"Nyesel? Ya udah sekarang coba tatap mata gue." perintahnya. Dan aku langsung menatap mata Adit serius.

Kemudian sebuah kotak cincin berwarna merah kini sudah ada di depanku. Aku menatap Adit bertanya.

"Apa dengan ini penyesalan lo bisa ilang?" Tanya Adit.

Air mataku seketika turun.

Kurang beruntung apa coba? Ga nyesel lah ya cinta sama Adit.

"Mau jadi temen hidup gue?" Adit bertanya di depan wajahku. Tatapannya teduh dan nyaman.

Aku mengangguk, dan dengan itu Adit memasangkan cincin di jari manisku. Aku menarik tubuh Adit, memeluknya dengan erat. Menumpahkan semua kebahagiaan ini.

Kami menikmati malamnya korea bersama.  Aku dan Adit, juga cinta kita.

~THE END~

~Dibalik cinta yang tersembunyi, juga ada kebahagiaan yang bersembunyi.~

~~~~~~~~~~~~~~~

Hai, karena ini hari spesialku, jadi aku apdet. Maaf  ya endingnya gaje banget ini. Sumpah bingung harus bikin gimana lagi.

Yang penting KeyDit bersatu

Hidden LoveWhere stories live. Discover now