15. Tenggelam Di Air

530 231 44
                                    


Setelah sesi curhatku dengan Tara, Meredith dan Carl, aku merasa jauh lebih baik. Kucoba menyemangati diri supaya nggak berlarut-larut memikirkan masalah, karena pelajaran-pelajaran di sekolah semakin menguras energi. Nggak ada waktu untuk ber-menye-menye ria, kami sudah memasuki pertengahan semester.

Salah satu kelas yang semakin menantang adalah kelas Pengendalian Kekuatan. Sewaktu Pak Yu-Tsin menjelaskan tentang Ujian Pengendali di awal semester, kami semua membayangkan ujian itu akan seru seperti Casa Poca. Ternyata kami salah. Dua sesi kelas terakhir dihabiskan dengan menyimak dan menghafalkan penjelasan Pak Yu-Tsin tentang sejarah pengendali. Untungnya aku sudah tahu tentang semua itu dari Bu Olena. Hanya saja versi yang diceritakan Pak Yu-Tsin diubah sedikit: penjelasan tentang Pengendali Utama tidak se-dramatis versi Bu Olena. Aku tahu Pak Yu-Tsin sengaja men-"sensor" bagian ini untuk mencegah anak-anak yang lain takut padaku, dan aku berterima kasih karenanya.

Selain belajar tentang asal muasal kekuatan pengendalian, kami juga ditantang untuk memakai kekuatan kami sampai batas maksimal. Kalau mau diibaratkan sebagai ujian sekolah, Pak Yu-Tsin menargetkan kami mencapai nilai setinggi mungkin – kalau bisa, kami semua masuk kategori pengendali level lima (tapi itu malah membuat kami merasa terbebani).

Tara, misalnya. Sebagai pengendali waktu dia masih belum mampu memajukan waktu ke masa depan. Pak Yu-Tsin mengakui bahwa memajukan waktu termasuk pengendalian tingkat tinggi – bahkan pengendali dimensi level lima sekalipun tak banyak yang bisa melakukannya. Ini karena masa depan dipengaruhi masa kini: ada terlalu banyak alternatif tergantung apa yang kita lakukan sekarang. Kesannya seperti ramalan, tapi toh tetap akan di-tes saat Ujian. Minimal Tara harus mencoba. Untuk menguji Tara, Pak Yu-Tsin memakai cara yang kelihatan seperti trik sulap. Guru kami itu membawa sebuah kantong kain hitam, dan meminta Tara menebak apa yang akan muncul dari dalam kantong itu. Tara bisa memundurkan waktu untuk mencari petunjuk. Jadi Tara pergi ke masa lalu dan membuntuti Pak Yu-Tsin mulai dari kantornya sampai di kelas, tapi tidak mendapatkan petunjuk apa pun. Tara menebak tiga kali: buku catatan, pulpen dan jam tangan, tapi sayangnya semua salah. Isinya sepasang kaos kaki.

Meredith juga ditantang. Selama ini Meredith adalah pengendali paling mahir di kelas, tapi masih ada tanaman-tanaman tertentu yang belum dikuasainya, seperti tomat. Meredith memang benci tomat dan nggak pernah repot-repot belajar mengendalikannya. Selama sepuluh menit Meredith mencoba, ruang kelas dipenuhi tumpukan apel, pisang, jeruk, pir, anggur, dan kurma – dan nggak ada tomat. Di akhir kelas, si kembar yang selalu kelaparan mengumpulkan buah-buahan itu dan memakan semuanya.

Anak-anak yang lain juga ditantang. Carl belum sepenuhnya bisa mengubah wujud benda-benda terbuat dari material alam, seperti batu atau tanah. Pak Yu-Tsin meminjam ulekan batu dari kantin dan menyuruh Carl mengubahnya menjadi guci tanah liat. Selama setengah jam bergumul, Carl baru bisa mengubah ujung pegangan ulekan itu menjadi tanah liat lembut. 

Reo masih harus belajar mengatur kekuatan angin miliknya. Selama ini dia selalu memunculkan angin kencang. Pak Yu-Tsin memasang sebuah kipas angin dan meminta Reo mengendalikan anginnya sesuai level kecepatan kipas angin itu: sedang, normal dan kuat. Meski Reo lumayan berhasil, tapi dia jadi pilek karena berdiri di hadapan kipas angin sepanjang kelas. 

Antoinette kesulitan membentuk kaca dari awal. Pada pertarungannya dengan Magda waktu itu, dia hanya memakai kaca yang sudah ada. Jadi Pak Yu-Tsin menantangnya membuat sebuah bola kaca seukuran kelereng dari pasir silika. Aku tidak mencari tahu apa Toni berhasil atau enggak, karena aku sedang melatih diriku untuk tidak terlalu memedulikan cewek itu.

Sepanjang kelas, aku hanya menonton teman-temanku beraksi. Pak Yu-Tsin memberitahu anak-anak yang lain bahwa tantanganku adalah merasakan dan memahami kekuatan mereka, jadi aku dibiarkan berkeliaran sementara yang lain bersusah payah. Tapi bukannya aku nggak berusaha. Aku melakukan apa yang diminta Pak Yu-Tsin. Beberapa kekuatan seperti milik Tara, Meredith, Carl, dan Reo bisa kurasakan dengan mudah, tetapi yang lainnya memerlukan sentuhan atau dari jarak dekat. Dalam jarak jauh, aku masih kesulitan. Apalagi dalam ruang kelas yang penuh pengendali ini – chi mereka yang kuat (karena semua berusaha keras) dan bercampur aduk. Rasanya seperti terbenam di dalam sebuah kolam bola warna-warni yang besar sekali, dan diminta untuk menyebutkan setiap warna yang ada.

THE NEW GIRL 2: ILLUSION [SELESAI]Where stories live. Discover now