47. REUNIAN DADAKAN

180 10 0
                                    

"Dia adalah patah hati terberat ku. Tapi dia juga adalah penyembuh dari patah hatiku. Aku mencintainya."
-Rania Callista Dirgantara-

"Apa pun yang terjadi di masa lalu, anggaplah sebagai cobaan untuk melangkah menjadi lebih baik lagi."
-Jayden Sebastian Danuarta-

🏙️🏙️🏙️

Sinar sang surya yang begitu cerah menembus jendela sebuah kamar. Sehingga karena cerahnya cahaya tersebut sampai menembus kain gorden yang menutupi jendela tersebut.

Hari ini adalah hari weekend.

Hari libur untuk orang bekerja.

Hari untuk orang beristirahat.

Dan hari di mana orang akan memilih menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, dan sahabat.

Seorang pria dan wanita masih tampak tertidur dengan pulas. Dengan posisi gadis ini tampak menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pria tersebut.

Nyaman.

Hangat.

Itulah yang di rasakannya. Tangan pria tersebut juga tampak memeluk pinggang ramping wanita ini.

Rania terbangun dari tidurnya dengan posisi mata yang masih setengah tertutup. Dia bukannya bangun tapi malah semakin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pria ini karena sinar matahari yang mengganggu tidurnya.

Kehangatan ini yang selama ini sangat dia rindukan keberadaannya. Dan wangi ini membuatnya nyaman untuk terus berada lebih lama di dalam pelukan pria ini.
Hingga dengan tiba-tiba dia teringat akan sesuatu.

Dia mencoba melihat wajah orang yang sedang bersamanya saat ini. Matanya membulat dengan sempurna saat mengetahui siapa pria yang bersamanya saat ini.

Wajah ini.

Kehangatan ini.

Wangi ini.

Ah sial!

Dia lupa bahwa saat ini dia sedang berada di rumah Jayden dan tepatnya sedang berada di dalam kamar Jayden.

"JAY---"

Jayden menutup mulut Rania menggunakan satu jarinya dengan posisi mata tertutup. "Jangan teriak. Nanti seisi rumah bakalan kebangun," ucap Jayden dengan suara khas orang bangun tidur.

Rania menelan salivanya dengan susah payah saat mendengar suara Jayden. Dia baru tau. Jika Jayden terlihat lebih tampan jika dalam keadaan sedang tidur.

"Jayden awas. Aku mau ba---" Matanya membulat dengan sempurna saat melihat Jevano sudah tidak ada di pelukannya. "Di mana Jevano?" ucap Rania.

"Ada aku di sini kenapa kamu malah nanya dia? Kamu ini pagi-pagi udah buat kesel aja," gerutu Jayden dengan kesal.

"Di mana Jevano? Apa dia udah bangun?" ucap Rania.

"Di jam segini biasanya dia udah bangun. Jadi kamu nggak perlu khawatir," ucap Jayden.

"Kenapa dia nggak bangunin aku ya?" ucap Rania.

"Aku rasa dia sengaja biarin kita berdua di sini. Jevano emang benar-benar anak yang pengertian. Aku menyayanginya," ucap Jayden yang semakin mempererat pelukannya di pinggang Rania.

"Jay aku mau bangun. Ini udah pagi. Siapa yang bakalan ngurus Jevano? Dia kan lagi sakit," ucap Rania berusaha untuk melepaskan pelukan Jayden.

Bukannya melepaskan Jayden justru semakin mempererat pelukannya pada Rania lalu berdecak kesal. "Dia udah ada yang ngurus. Tenang aja. Ini waktunya kita berdua," ucap Jayden.

MY COLD GIRL || ENDWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu