Aku semakin mempererat pelukanku dan menenggelamkan kepalaku diantara rambutnya yg tergerai kesana kemari.

Kurasakan tubuh illy yg bergetar, dan sedikit isakan yg sepertinya ditahan. Aku diam mendengarkannya lebih jelas, ku sentuh pipinya yg ternyata sudah basah.

Prilly Prov.

Mendengar suara pintu yg terbuka aku memejamkan mataku, bagaimana dia bisa membukanya sementara pintunya terkunci dan ali juga tidak mendobraknya.

Suara ali begitu lirih berbisik ditelingaku, tubuh kekarnya lekat memelukku dengan tetes demi tetes air berjatuhan mengenai telinga dan pipiku. Aku berusaha terus memejamkan mataku dan menahan tangisku saat ali meminta maaf, namun hatiku begitu lemah hingga mudah luluh dan kembali memerintahkan airmataku untuk meluncur.

Kini isakanku semakin kencang membuat dadaku terasa sakit karena menahan tangis sedari tadi. Ali memelukku lebih lekat lagi, kurasa pelukan ini pelukan sesalnya karena sudah membentakku.

Kurasakan jemari ali menyentuh pipiku lembut, menghapus airmataku. Astaga! Wajar saja ali tau aku menangis, pasti tubuhku bergetar dan isakkanku terdengar jelas di ruangan yg senyap ini.

"Hai sayang. Kamu jangan nangis, maafin aku ya aku udah jahat sama kamu. Kamu mau apa? Mau nampar aku? Mau apa sayang lakuin aja asal kamu ga giniin aku. Aku ga bisa ga ada kamu. I'm so sorry barbie. I miss you." Lirihnya ditelingaku lalu mengecup pucuk kepalaku.

Aku masih saja diam dalam tangisku.

"Sayang, ga mau maafin aku? Aku tau aku salah udah bentak kamu. Maafin aku sayang. Aku ga mau kamu kaya gini." Lirihnya menyandarkan kepalanya di atas kepalaku.

Aku mencoba mengumpulkan suaraku.

"Ho..ney." lirihku terbata karena semakin aku bersuara tangisku akan semakin kencang.

"Ssstt udah ga usah nangis lagi. Balik badan dong sayang." Ucapnya lembut menarik badanku mengarah ke pelukannya. Ali menangkupkan dagunya dikepalaku dan menenggelamkan kepalaku di dada bidangnya, mengarahkan tanganku agar memeluknya lalu ali memelukku erat sambil mengusap punggungku.

"Udah sayang nangisnya, maafin aku ya udah kelewatan kaya gini." Ujarnya lagi dan aku hanya menggangguk pelan dalam pelukannya.

"Pasti sesak ya dadanya,pasti sakit deh dadanya kalo nangisnya sampai kaya gini. Maafin aku ya sayang." Sesalnya lagi sambil terus mengusap punggungku.

"Kita bobo disini aja. Kamu bobo ya sayang. Udah jangan nangis terus aku jadi ngerasa bersalah banget. Aku sayang kamu, ali love illy and always love you my barbie." Tuturnya lalu mengecup pucuk kepalaku lama, beralih ke keningku kemudian turun ke kedua mataku, pipiku hidungku dan mengecup bibirku. Hanya sebuah kecupan! Ali kembali memelukku, pelukan yg nyaman dan mampu menenangkanku. Dengan mata yg mulai lelah dan kehangatan ditengah dinginnya ac aku mulai kehilangan sadarku dan masuk kealam mimpiku.

-SKIP-

Suara genderang pintu kamar membuatku ingin melepas telingaku sejenak. Aku mulai menggeliat merenggangkan ototku. Terik matahari menusuk bola mataku membuatku harus mengerjapkan mata beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya diluar sana.

"SIAAAPAAA!" Teriakku parau masih dalam pelukan ali.

"Mila. Lo gila hah? Mau bangun jam berapa bokap nyokap lo udah mau nyampe!" Teriaknya. Astagfirullah Mama papa, aku melirik jam diatas dinding sudah jam 10.

"Honey, bangun honey." Panggilku mengguncang tubuhnya pelan.

"Mmm." Sahutnya masih memejamkan matanya.

"Honey mama papa mau nyampe." Ucapku lagi. Ali langsung membuka matanya dan bangun dari tidurnya lalu melirik ke arah dinding.

"Astaga jam 10 sayang. Aku mandi dikamar, kamu disini. Nanti baju kamu aku bawain. Jangan lama mandi jam 11 mama nyampe." Cerocos ali kemudian mengecup bibirku kilat lantas berlari keluar kamar.

Jalan Pulang CintaWhere stories live. Discover now