“Sangat baik, kalo Om Rey gimana? Oh iya tante Reyna kemana, Om?” beo Kia yang sepertinya mencari sosok Reyna yang belum menampakkan diri.

“Tantemu lagi cuci piring. Sebentar lagi juga selesai kok. Kia kok belum bobo sih? Udah malem lho ini.”

“Kia kangen sama Om Rey sama tante Reyna juga. Jadi Kia nggak akan tidur dulu sebelum video call-an sama Om dan Tante.”

Reyhan terkekeh mendengar penuturan yang di lontarkan Kiara, gadis kecil itu. Kulit yang putih mata yang kecil dan bibir yang tipis membuat wajah Kiara terlihat manis.

“Kia kangen sama Om Rey sama tante Reyna?” tanya Reyhan langsung di angguki Kiara yang jauh disana. “Main dong kesini, Om juga kangen Kia.”

Reyna sesekali terkekeh mendengar suara keponakan tersayangnya itu yang asyik sekali berbincang dengan suaminya.

“Tapi Kia nggak tau Om sama tante sekarang tinggal dimana. Kata Oma Malla kalian udah gak tinggal di sana lagi.” Kia tampak memanyunkan bibirnya sebagai tanda ia merasa sedih karena Reyhan dan Reyna sudah pindah dari rumah orang tua Reyna. “Kia sedih tau Om,”

“Jangan sedih dong.” Reyhan tetap menampilkan senyumannya yang penuh kharismatik. “Udah beberapa hari ini Om sama tante sekarang tinggal di apartemen, ya untuk sementara aja.”

Mendengar itu membuat Sakha mengambil alih ponsel nya dari sang anak. “Jadi sekarang kalian di apartemen? Kenapa gak beli rumah aja?”

“Rumah yang akan di tempatin nanti sih sudah ada.” ungkap Reyhan sebagai awalan. “Tapi belum seratus persen jadi. Masih sembilan puluh persen. Mungkin satu atau dua minggu lagi baru bisa di tempatin.” lanjut Reyhan.

Detik berikutnya Reyna muncul dari belakang Reyhan dan ikut bergabung dalam acara video call dadakan dari Sakha.

“Hai kakakku tersayang.” sapa Reyna yang sedikit heboh. “Gimana kabarnya? Sehat semua 'kan?”

“Alhamdulillah semuanya sehat. Kamu sendiri gimana? Sehat juga 'kan?” kata Sakha yang bertanya balik pada sang adik.

Reyna mengerjap mata dan mengangguk. “Alhamdulillah sehat juga kok, Kak.”

“TANTE REYNAAA!!!” kini suara nyaring yang begitu khas kembali menyeruak gendang telinga Reyna yang bisa saja tiba-tiba mengalami gangguan pendengaran.

Spontan Reyna menutup kedua daun telinga nya begitu mendengar teriakan Kiara. “Aduh Kia suara kamu tuh berisik banget tau gak.”

“Kuping tante bisa sakit nih karena teriakan kamu barusan.” lanjut Reyna yang berpura-pura merajuk. Sebenarnya tidak sama sekali.

Wajah Kiara langsung murung setelah mendengar Reyna yang terdengar marah. Reyhan yang tepat berada disamping Reyna pun berbisik.

“Kamu beneran marah sama Kia?” bisik Reyhan yang bertanya.

Reyna ikut berbisik, “Enggak. Aku mau ngerjain Kiara doang, diem ya kamu.”

“Maaf tante, Kia terlalu semangat pas liat tante. Habisnya tadi Om Rey bilang katanya tante lagi cuci piring.” Kiara meminta maaf, gadis itu pun tidak mau kalau tante nya sampai telinga tante nya sakit karena teriakan tadi.

“Kia kangen tante Reyna.” lirih gadis mungil itu.

Melihat ekspresi Kiara yang makin menjadi jadi membuat tawa Reyna pecah detik itu juga. Kiara yang bingung mengapa tante nya tiba-tiba tertawa itu langsung bertanya.

“Kok tante malah ketawa sih?” beo Kiara.

“Ekspresi wajah kamu lucu sekali sayang. Tante jadi gemas lihatnya,” papar Reyna setelah berhenti tertawa.

Reyna AprilliaWhere stories live. Discover now