Apa ia bercanda? Sungguh? Ini kan hari pernikahannya, belum sampai 5 jam berlalu sejak ia resmi menjadi seorang suami, dan sekarang ia sudah mencoba mencium wanita lain? Sungguh aku bersyukur aku tidak jadi berakhir dengannya, takdir memang benar tidak membuatku kembali bertemu dengannya.

Puas dengan makian ku, aku berencana untuk langsung pergi saja untuk pulang, tapi alih-alih aku malah bertemu dengan si pengantin wanita yang sedang menganggur tanpa tamu yang menyelamatinya, kebetulan sekali bukan? Dan disaat yang sama, aku mendapat ide.

"Selamat ya atas pernikahan mu!" ucapku menyapanya

"Thanks" ia langsung berdiri "sepertinya kita belum mengenal, aku Alexa, kau?"

"Ali," aku tersenyum padanya "dengar, tidak bermaksud menghancurkan hari special mu ini, tapi sepertinya kau harus tahu sebelum terlambat," ucapku cepat

"Apa?" ia memiringkan kepalanya

"Sepertinya suami mu itu tidak setia."

"Kau yakin? Atau cuma tebakan?" ucapnya tidak percaya denganku

"Tentu saja aku yakin, hal tersebut baru saja terjadi," ucap ku, "dengan ku."

"Mengapa kau memberitahu ku? Tidakkah kau ingin melanjutkan hubungan kalian di belakang ku?" ucapnya

"Tidak." ucap ku yakin, "senang berkenalan dengan mu, Alexa!" lanjut ku lalu pergi

"Ali, tunggu!" panggilnya mengejar ku, "kau masih belum memberitahu ku mengapa kau memberitahu ku."

"Sesuatu yang melenceng harus diluruskan, Alexa. Kalau kau tidak percaya, kau bisa hadapi Greyr dan bertanya padanya, kalau ia berkata tidak, terbukti sudah dia pembohong dan aku yakin hal tersebut akan terulang," ucapku lelah.

Ia mengangguk, "mengapa kau?"

"Kita punya perjanjian saat sebelum kelulusan SMA, kalau kita bertemu lagi, kita akan mencoba," balas ku ingin cepat-cepat pergi

"Mencoba berhubungan maksud mu?"

"Ya, semacam itulah," aku mengangkat bahu ku, "tapi karena ia jelas sudah menikah, hal itu tidak akan terjadi, karena dasarnya, aku membenci orang berselingkuh," ucap ku tidak sabaran ingin segera pergi

"Di hari pernikahan kita," ia tertawa pelan, "apa yang ia lakukan?"

"Tidak banyak, ia hanya mencoba mencium ku, tapi itu sudah termasuk penyelewengan di mata ku," ucap ku. Saat hendak melanjutkan kalimat ku, HP ku berbunyi dari dalam tas, "tunggu sebentar, aku harus menjawab ini," gumam ku sambil menatap layar HP ku.

Di sana tertera nomer international +1, dan ini nomer landlines, bukan HP, jadi hanya ada 2 pilihan, firma hukum atau teman sekamar ku dulu. Saat ku angkat, aku di transfer ke sambungan lain. Setelah menunggu beberapa detik, suara familiar akhirnya terdengar.

"Ms. Alice," sapa mantan bos ku saat magang kemarin, "this is Gorge Henson, from Barnes & Saxman," lanjutnya

"Yes, sir?" balas ku

"Sorry to bother you, it appears that we have a little problem," ucapnya tegas

"Don't mean to be rude, sir," aku mengestur pamit pada Alexa, "but may I know what is that got to do with me?" tanya ku sambil berjalan ke tempat yang lebih sepi

"You remember Mr. Nabiel Rockham?" tanyanya

"Sure," balas ku singkat

"He's back, and now insisted on only wanting to talk and work with you, because he likes you and your working ethics," jelasnya

"But sir, I was just an intern at the time, why did he want me now?" ucapku penuh tanya

"I did told him that, but like I said, he insisted," ucapnya sedikit terganggu "I'd like you to come to the office about 12 p.m tomorrow, can you do that?"

Jam 12 siang di sana itu berarti jam 12 malam di sini, dan sekarang jam 11 pagi yang artinya 12 jam lagi, sepertinya itu mustahil, kecuali kalau pintu teleportasi itu nyata.

"Sir, I'm about 42 hours away from the office right know, I don't think that's possible!" balas ku tidak goyah

"Catch a flight as soon as possible, I want you here by the day after tomorrow at 10 a.m!" perintahnya. Mungkin ia lupa aku tak lagi bekerja dengannya, tapi mengapa aku harus menolak peluang pemulai karier?

"Don't worry sir, I assure you, I will be there!" aku hanya perlu menemukan penerbangan yang berangkat hari ini juga atau setidaknya penerbangan pertama besok pagi.

Saat aku berbalik dan hendak kembali ke pesta untuk pamit, aku menemukan Alexa sedang berdiri di belakang ku, menunggu ku menyelesaikan pembicaraan di telepon dengan mantan, atau bisa dibilang, calon, bos ku.

Ia bertanya di mana aku bekerja dan apa pekerjaan ku, saat aku menjawab tentang pekerjaan ku, seorang pengacara, ia terlihat tidak mempercayainya, ia mengatakan kalau aku sama sekali tidak terlihat seperti pengacara, mungkin bisnis, tapi tidak pengacara. Mengapa tidak ada yang mempercayai kalau aku ini memiliki gelar hukum? Apa aku terlihat seperti wanita lemah yang tidak memiliki kemampuan argumentasi? Bagaimana kau pikir aku bisa berakhir kerja magang di firma hukum ku kemarin, hah? Aku ini jago berdebat, asal tahu saja.

**

Aku berhasil memesan kursi terakhir penerbangan ke Connecticut—ah, aku tidak tahu ternyata banyak orang yang memiliki tujuan sama dengan ku—terakhir dan termurah, walaupun aku harus bangun sangat pagi untuk mengejar pesawat tersebut, tapi sepertinya cukup layak bersusah payah di akhirnya.

Saat aku memberitahu orang tua ku tentang diri ku yang akan kembali pergi, mereka tidak begitu senang, tapi saat ku ingatkan kalau mereka tidak senang dengan keputusanku, mengapa mereka mengizinkan ku sekolah keluar, mereka langsung berubah pikiran dan menawarkan untuk mengantar ku berangkat ke bandara.

Dan disinilah aku sekarang, di pintu masuk depan counter check-in, kembali mengucapkan perpisahan dengan orang tua ku, dan menitipkan salam perpisahan untuk adik-adik ku yang tidak mau bangun dan memilih untuk tetap tinggal di rumah. Tidak sesusah seperti saat aku berangkat pertama, tapi yakin aku akan merindukan mereka lagi sama seperti sebelumnya.

Love Me Not.Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon