6. How Do You Do~.

45 28 22
                                    

Menagis lah wahai jiwa yang lelah
Tak apa,
Semua akan berlalu bagai butiran salju,
Yang disambut hangatnya musim
semi.

______________________________________
Taman belakang gedung Dekan sangat rindang berbeda dengan taman lainya yang dipenuhi bunga serata berbagai tanaman hias, taman ini penuh dengan berbagai jenis pohon rindang, rumput hijau seluas jangkauan mata. Mungkin hal ini yang membuat suasana taman nampak sepi.

Tidak bisa dihindari berbagi rumor mistis tentang jin penjaga taman, sering sekali menjadi buah bibir dan anehnya banyak yang mepercayai. Tapi tidak dengan Hanzel, suasana sepi justru terasa klop untuknya.

Hanzel tengah sibuk berkelana dalam berbagai hal menegangkan berpetualang bersama novel fantasinya, berbeda dengan wanita pada umumnya yang menyukai novel bergenre romace, novel Fantasi dan action terasa sangat klop dengan dirinya sama seperti tanan sunyi ini .

Pendengaran terusik, imajinasi buyar, kenikmatan dalam menjelajahi dunia fantasi rusak sudah. Hanzel melempar novel fantasi ke sisi kursi taman, matanya mencari sumber suara namun seolah sang tuanya tau akan maksudnya kini suara itu terhenti menyisakan siulan burung kecil dan hembusan angin mengoyah ranting pohon yang menyapa gendang telinga dengan hangat.

Hanzel kembali memungut novel tadi, membuka setiap lembarnya dengan teliti, maniknya menyelidik pada halaman mana petualangannya terakhir.

Namun belum juga menemukan halaman yang dimaksud, telinganya kembali terusik oleh lengkingan jerit putus asah seorang wanita, suara terdengar nyaring, apa karena taman belakang gedung Dekan sepi hingga ia tak memiliki rasa malu berteriak sekeras ini?

Kini fokus telah lenyap berganti dengan rasa Penasaran menggebu-gebu, tak biasanya jiwa kepo meronta sekuat ini, hingga membuat Hanzel kalut mengikuti hasrat keinginan tahuan tak wajar ini.

Maniknya mengintip dibalik pohon yang cukup rindang, terlihat jelas seorang wanita Cantik dengan rambut hitam panjangnya bersama seorang lelaki, namun posisi yang tak menguntungkan hingga hanya bisa melihat punggung lelaki itu.

Suara nyaring itu kembali terniang cukup keras solah bermaksud mengundang perhatian meski sejujurnya tempat ini begitu sepi.

"huaahh..., kenapa jadi begini sih?", ucap wanita berambut panjang terikat rapih.

"Gue nggak bermaksud menyakiti hati lu, tapi sejujurnya hubungan lu dan Gue jauh dari kata PDKT atau apapun itu, " nampak sosoknya kini sedang menarik nafas dalam dihumbuska.

" lu ke-PDan, ke-GRan mana mungkin, akh.. Sebenarnya Gue dekat denganmu karena lu itu Fran anak ter-jenius dikelas tak lebih dari itu terlebih lagi penampilan lu yang... " kini mata wanita itu menjelajah dari ujung rambut hingga ujung kaki lelaki dihadapannya tatapan merendahkan.

Sungguh malang nasibnya, bahkan wanita itu tak berusaha menjaga perasaannya barang secuil pun benar-benar membabat habis harga dirinya, terlebih lagi pengakuan yang menjadikan sang lelaki sebagai objek pencetak nilai yang diperas otaknya.

Kini lelaki itu sendirian, terduduk lemas dengan tatapan kosong nampak begitu menyedihkan, tapi tunggu wajahnya tidak asing. Otak Hanzel kembali Mencoba mengigat sosok lelaki berkacamata itu hingga pada akhirnya menemukan titik titik terang, benar dia sosok yang dua kali menolongnya.

HeaAin Problem (REVISI)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα