Chapter 7-That's Girl

Start from the beginning
                                    

Dominic tidak benar-benar mendengarkan pembicaraan Chandra dan Markus. Sejak kemunculan oknum yang pernah mengotori sepatunya, Dominic sedetik pun tidak mampu mengalihkan pandangannya.

Dalam diam, Dominic memperhatikan gerak-gerik Nabilla. Mulai dari caranya berjalan, keberaniannya menepuk pundak Gangga untuk memotong ucapan cowok itu, juga caranya berbicara yang terlihat menantang meski tetap terdengar manis.

Nabilla pandai memanipulasi orang lain dengan permainan katanya, pantas saja Dominic yang biasanya pandai berdebat dibuat kualahan kemarin. Jika Juan tidak tiba-tiba muncul, mungkin Dominic sudah kalah telak karena tidak bisa membantah ucapan gadis itu.

Tanpa sadar bibir Dominic melengkungkan senyuman saat melihat Nabilla mendongakkan wajah dengan ekspresi polos, menatap Gangga tanpa rasa takut.

"Kenapa melotot gitu, Kak? Salah, ya, kalau saya minta geseran dikit? Kak Gangga menghalangi stan soalnya. Saya yang mau daftar jadi kesulitan."

Chandra dan teman-temannya kompak berseru. Antara kaget dan kagum dengan keberanian Nabilla.

Bahkan Jaeffry yang biasanya lebih banyak diam, kali ini ikut berkomentar, "Attractive girl."

Dominic tidak berniat membantah ucapan Jaeffry. Sosok Nabilla yang terlihat tidak memiliki rasa takut benar-benar membuatnya terlihat menarik. Lebih tepatnya membuat Dominic tertarik. Nabilla berhasil menimbulkan rasa penasaran Dominic.

Biasanya hal-hal yang mampu membuatnya penasaran hanyalah kumpulan kasus rumit yang harus dipecahkan dengan Undang-Undang. Mungkin ini pertama kalinya ada cewek yang mampu menarik perhatian Dominic.

Setelah kepergian Gangga, Nabilla dan Fani sempat berbincang sebentar dengan Theo, Yudha, dan Juan sebelum akhirnya pamit pergi.

"Bang, gue nyusul Nabilla sama Fani dulu, ya? Nanti gue balik," pamit Chandra.

"Gue juga," Ucap Leo, Jisabian, Najendra, dan Rendi bersamaan.

Tanpa membuang waktu kelima cowok itu langsung berlari pergi menyusul Nabilla dan Fani.

Jeno hanya bisa cengo di tempatnya melihat kelima temannya itu tiba-tiba berlari pergi meninggalkannya. Dari ekspresinya, terlihat sekali Jeno juga ingin pergi menyusul Chandra. Namun dia ragu harus pergi atau tetap tinggal bersama para seniornya.

Jaeffry mengulum bibir menahan senyuman geli melihat kegelisahan Jeno. Dengan akrab dia menepuk pelan pundak Jeno. "Susul sana."

Merasa mendapat izin ekspresi Jeno berubah cerah. Tanpa membuang waktu lagi, Jeno segera berlari menyusul teman-temannya yang lain.

Dominic, Jaeffry, Markus, Johnatan, Tama, dan Veronica langsung menghampiri Theo.

"Masih aman, kan?" Tanya Johnatan.

Yudha menggeleng. "Dia yang enggak aman. Nyaris aja gue lempar, tuh, muka pake batu. Untung cuma ada tisu di sini."

"Tisu bekas mulut gue pula," celetuk Juan membuat Markus tertawa.

"Si Gangga bener-bener belum tobat. Dia masih suka nyebarin rumor tentang Theo ke adik tingkat ternyata," Juan menggelengkan kepala. "Kurang kerjaan bener."

StuckWhere stories live. Discover now