Wanita Jalang

117 1 0
                                    

Sinar rembulan yang mulai pudar seiring fajar terbit. Saat sang curut perkotaan mulai menghindar dari cahaya matahari. Kelambu lusuh itu samar mulai terlihat dari retina matanya.

"Arca, bangun nak! Ini sudah pagi." Suara wanita tua mengalun lembut dari samping tempat tidurnya.
"Ibu?" Dia memastikan siapa yang di depannya kini.

Senyum yang selalu ingin dia lihat dari sosok yang ada di depannya kini. Pagi yang cerah seakan menjadi sempurna kala melihat sungging bibir itu.

"Sudahlah, cepat bangun, bukanya kamu bekerja hari ini?"

Sipit matanya masih terpejam mencoba mencari kesadaran. Raganya bergerak seakan mayat hidup yang mencari darah. Dia harus bergegas, hari ini ada pesanan pertama dia sebagai pekerja seks komersial. Yahh, dia baru beberapa hari ini melakukan pekerjaan kotor itu.

Guyuran air dingin menyentuh kulitnya yang bening. Hanya sebuah sabun batang dan shampo serta pasta gigi yang mulai menipis. Cukup lama dia berada dalam kamar mandi. Dia tak ingin pelanggan pertamanya ini kecewa hanya karena aroma tubuhnya.

"Ibukk, aku berangkat dulu ya!"
"Kamu gak makan dulu nak, nanti kamu di kantor lemes lho!"
"Ngak ah Bu, ini Arca udah kesiangan, takut dimarahin manager!"

Dia bergegas mengambil sepatunya dan berpamitan. Wanita itu hanya bisa memandangi kepergian putri kecilnya dulu. Kini dia sudah dewasa, pekerjaan dan kondisi yang mengurangi kebersamaan itu.

Ramainya jalanan kota sedikit membuat macet pagi ini. Dia menghentikan sebuah angkot tanpa melihat isi penumpang-penumpang nya.

"Hai manis, mau kemana nih?"
"Mau ke kantor bang, maaf sebelumnya!" Sembari menyingkirkan tangan itu.
"Cantik-cantik kok ngantor, jadi lont* abang aja gimana?"

Dia sedikit terkejut mendengarnya. Wajahnya mulai pucat sekarang. Dia juga baru sadar, jika dalam angkot ini semuanya berisi pria-pria dengan perawakan preman.
'Mati aku, bisa-bisa hilang dulu perawanku di sini' batinnya.

Dia berharap segera sampai di tujuannya. Meski terbilang cukup dekat, tapi perlakuan mereka sudah tidak wajar. Sopir dan kernet angkot pun hanya bisa terdiam dan tak berani ikut campur.

"Bang, kiri bang!"
"Baik neng!"

Dia sudah tidak tahan lagi dengan bajingan-bajingan itu. Dia lebih memilih jalan kaki saja daripada jadi korban gratisan tangan-tangan kotor mereka.
'Aku udah dibayar 80 juta tau, enak aja minta gratisan.' gerutunya dalam hati.

"Cantik, besok kalau mau, telepon Abang ya!"
"Bodo, dia aja gak punya nomor mu!"

Angkot itu menjauh dari tempatnya. Tapi kalimat barusan masih terus saja membekas dalam lamunannya. Bisa-bisanya kaum sampah seperti mereka dibiarkan hidup di muka bumi ini. Seharusnya mereka musnah sejak purbakala dulu.

"Ah, sudahlah, boss pasti udah nunggu nih!" Dia kembali bergegas menyusuri jalanan itu.

"Ah, sudahlah, boss pasti udah nunggu nih!" Dia kembali bergegas menyusuri jalanan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kau tak harus menyuruhku menjelaskan bagaimana kehidupan wanita jalang bukan. Pujangga seperti diriku juga tak habis pikir apa yang terjadi pada mereka. Saat sang perempuan muda itu berjalan terburu-buru dengan sepatu hak tinggi bak model catwalk yang tiada peduli.

"Siapa jalang ku malam ini?"
"Malam ini mantap tuan, tubuhnya masih seksi dan katanya dia belum pernah berhubungan!"
"Dia masih baru?"
"Iya tuan, jadi dia masih polos!"

Lelaki itu berdecak kagum dengan apa yang akan dia dapatkan malam ini. Berdasi dan berkemeja kancing atas yang terbuka. Sinis tatapannya menangkap sebuah senyum kebencian dari balik sebuah kesetiaan.

Biadab, wajahmu tak pernah lepas dari kebohongan!

Bersambung...

-----------------------------------------------------------------
Catatan pujangga

Karsa memang tak perlu kau tunjukkan/ biarkan musuh kucing itu bangga akan gonggongan mereka sendiri//

Sekilas sekuel

Lelaki itu hanya tersenyum dan memandangi sejauh jendela apartemennya menangkap bayang kota dalam kornea matanya.
"Diamlah di sini, kau akan jadi jalangku mulai malam ini dan seterusnya!"
.......

ARCA DABBARA [JERK STORY' ROMANCE]Where stories live. Discover now