Sekapur Sirih

172 6 2
                                    

Mereka melihatnya, dia berlari menyusuri lorong dan gang kecil pemukiman warga. Sepatu hak tingginya terpaksa ditinggalkan melihat pria-pria itu semakin mendekat.

"Berhenti wanita jalang!" Teriak mereka.
"Sial, kenapa aku harus lewat sini.." keluhnya.

Kakinya mulai terasa lemas dan lunglai. Matanya berkunang-kunang dan jalannya mulai tidak karuan. Rentetan suara tapak kaki memenuhi lorong sempit itu.

"Hahaha, kita akan dapat makanan gratis malam ini!"
"Bajingan, tutup mulutmu bodoh!"

Tubuhnya seakan menjadi incaran pria-pria lorong kumuh yang tak punya harta. Mereka lebih suka memaksa untuk menyalurkan hasratnya. Tak ada kata selamat, apalagi penampilannya sebagai pekerja seks komersial. Tentu hal itu semakin menggoda mata pria-pria lorong.

"Ayolah cantik, berikan kami secara gratis milikmu itu!"
"Cuihh, dasar pria tak tau diri!"

Para pria itu semakin mendekatinya. Jalan ini sudah buntu, dia terkepung diantara tubuh kekar tapi bau ini. Kini kedua tangannya sudah dalam genggaman kuat mereka. Dia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri, tapi naas. Semuanya seakan percuma menghadapi pria-pria brengsek ini.

"Tubuhmu indah juga ya, kenapa harus membayar jika kita bisa mendapatkannya gratis malam ini, hahaha!" Ujar salah satu dari mereka sembari memandangi tubuh yang indah dan molek itu.
"Lepaskan aku bodoh!" Dia terus memberontak.

Tangan pria-pria itu mulai menggerayangi tubuhnya. Dari dada, rambut, dan paha tak ada yang lepas dari cengkraman nya. Mulutnya ditutup dengan kain sarung lusuh yang hampir membuatnya tak bisa bernafas.

"Lepaskan wanita itu sekarang!" Suara berat dan tegas menyapa mereka di balik kegelapan.
"Siapa kamu, beraninya kau menantang kami!"

"Lepaskan wanita itu, atau kalian tahu akibatnya!" "Bedebah, sombong sekali kamu!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lepaskan wanita itu, atau kalian tahu akibatnya!"
"Bedebah, sombong sekali kamu!"

Merasa ditantang, pria-pria itu segera menghajar laki-laki gelap tersebut. Suara pukulan demi pukulan menggema dalam gelapnya lorong kota itu. Arca hanya bisa memandangi diam tak bergerak dengan tangan yang masih terikat.

"Arghh, cabut semua!"
"Awas kau, wajahmu akan kami ingat brengsek!"

Beberapa saat kemudian muncul sosok ber jas hitam dan berdasi seiring cahaya bulan menyinari nya. Tampak wajah yang tegas dan rambut yang tertata rapi serta kancing kemeja atasnya terbuka. Keringat mengucur dari dahi pria tersebut. Ditambah lagi sorot matanya yang tajam bak serigala dalam kegelapan.

"Terimakasih!"
"Pulanglah, ini sudah malam!"

Langkah kakinya perlahan menjauh dan kembali masuk dalam gelapnya lorong itu. Beberapa saat kemudian sorot cahaya lampu mobil menyilaukan pandangan nya, sampai akhirnya melaju menjauh.

"Sial, sepatuku hilang!" Dia melihat kakinya yang telanjang dan mengeluarkan darah segar, "sebaiknya aku pulang sekarang, ibu pasti menunggu ku!"

Wanita itu tertatih-tatih berjalan pulang ke arah rumahnya.

Bersambung...

-----------------------------------------------------------------
Catatan pujangga

Hidup sebuah pilihan, tapi pilihan bukan hanya untuk hidup. Berjalanlah seakan kau tak ada dosa, maka kau akan lupa bagaimana merasakan nikmatnya dunia.

Sekilas sekuel

"Siapa jalang ku malam ini?"
"Malam ini mantap tuan, tubuhnya masih seksi dan katanya dia belum pernah berhubungan!"
"Dia masih baru?"
.......

ARCA DABBARA [JERK STORY' ROMANCE]Where stories live. Discover now