01. Rumah Lama

180 37 408
                                    

Seorang gadis dengan koper besar di tangan tengah memandang rumah besar yang akan menjadi tempat tinggalnya sekarang

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


Seorang gadis dengan koper besar di tangan tengah memandang rumah besar yang akan menjadi tempat tinggalnya sekarang. Rumah dengan gaya modern dan dibuat dari kayu terlihat mewah dengan pekarangan luas yang ditumbuhi berbagai tumbuhan. Di samping kanan rumah, ada pohon besar rindang dengan dahan menjulang.

"Sayang, ayo masuk," titah seorang pria berperawakan tinggi dengan kemeja kotak-kotak melekat pada badannya.

Gadis yang mengenakan baju panjang berwarna cokelat susu dengan rok hitam panjang menarik kopernya ke dalam. Di susul koper-koper besar lainnya yang baru saja diturunkan dari mobil. Mereka hanya membawa koper tanpa barang untuk mengisi rumah. Karena rumah yang akan ia huni sudah dilengkapi dengan perabotan.

Ia terkejut saat masuki rumah, matanya tak berkedip saat melihat bagian dalam rumah yang akan ditempati. Interior rumah itu hampir seluruhnya mengenakan kayu. Dan tentu saja, meski mengenakan kayu, ia tahu bahwa harganya tidaklah murah.

"Sayang, kamu kamarnya di atas, ya. Kamu pasti suka pemandangannya," ucap Pria itu dengan senyum terpancar dari wajahnya yang tampan. Meski sudah kepala empat, wajahnya tetap rupawan, seolah bertambahnya umur tak mempengaruhinya.

Gadis itu membawa kopernya ke kamar. Di bantu oleh Pak Karsun--penjaga rumah-- karena kopernya cukup banyak dan berat. 

"Sudah, Pak. Taruh di situ saja, biar nanti saya bereskan sendiri," ucapnya sopan.

Sepeninggalan Pak Karsun, Gadis itu meneliti kamar yang akan ia tempati. Ada kasur besar yang ada di tengah, lemari kayu dengan ukiran, dan ada beberapa rak serta kursi sebagai pelengkap. Jangan lupakan meja rias yang elegan dengan kaca besar di tengahnya.

Gadis itu berjalan ke arah balkon, pintu menuju balkon diapit oleh jendela besar. Di sana, ada kursi, meja, serta tanaman sebagai penghiasnya. Dengan rakus, ia menghirup sebanyak-banyaknya oksigen yang bisa ia hirup.

"Segarnya, sangat berbeda dengan di kota," gumamnya.

Tak berlama-lama ia kembali masuk dan merapikan barang bawaannya. Baju, buku, serta beberapa foto ia letakkan dengan rapi. Tak lupa ia menyusun isi dari kotak berwarna merah muda yang berukuran sedang di atas meja rias.

Ada pelembab, bedak, dan barang-barang kecantikan lainnya. Barang-barang itu adalah hadiah dari bundanya di ulang tahun ke-17nya kemarin, katanya sebagai gadis remaja ia harus bisa merawat diri. Sebelumnya, ia tak pernah mengenal barang tersebut, karena ia tak memedulikan hal tersebut.

"Akhirnya selesai," ucapnya seraya merebahkan diri di kasur.

Karena perjalanan yang cukup jauh dari kota ke desa ditambah dengan membereskan barang-barang. Rasa lelah serta kantuk menguasai dirinya. Perlahan, matanya terpejam dan dengkuran halus mulai memenuhi ruangan.

👻👻👻

Dengan setelan baju tidur dan sandal rumahan berwarna merah muda, serta rambut yang masih basah ia berjalan menuju dapur. Cacing-cacing di perutnya sudah berdemo meminta untuk segera diberi makan.

Di Balik Mata Batinजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें