12▪︎Man On The Moon - Part 1

936 161 0
                                    

"aku tak bohong, lagi pula five masih muda. Tempat bersenang-senang untuk anak muda banyak. Taman bermain? Mall? Diskotik? Atau bahkan mungkin five sedang bermain dengan seorang wanita di salah satu hotel di kota ini. Coba saja kalian cari" allicya memandang cha cha dengan pandangan remeh.

☂️☂️☂️☂️☂️☂️☂️☂️☂️

"dimana number five?" klaus dicekik dengan benang oleh cha cha. Sedangkan allicya terlihat tak sadarkan diri tak jauh dari posisi klaus. "jangan. Stop..." klaus berusaha menghentikan ulah cha cha padanya dengan suara tercekik nya. "aku hampir sampai" "itu tadi.." "ya"

"tak ada. Cekikan untuk mengeluarkan darah kan" klaus berusaha mengeluarkan suaranya "apa yang lucu, assholes" hazel memukul kepala klaus dengan kencang.

"yah, pertama kau habis kan 10 jam terakhir menghajarku tanpa ampun dan tak mendapatkan apa pun, bahkan kalain membuat adik malang ku tak sadarkan diri disana" klaus melirik allicya yang tak jauh dari pandangannya.

"tak ada yang memberitahu apa pun. Nyatanya aku satu-satunya orang dirumah itu yang jika hilang tak akan disadari. Kalian menculik orang yang salah, ya kecuali allie tapi sepertinya dia ikut kalian dengan suka rela. Ahahaha" lagi lagi hazel memukul kepala klaus

"buat dia berhenti bicara" "lakukan waterboard saja" cha cha menaruh handuk di atas muka klaus dan menekannya sedangkan hazel menuangkan air pada handuknya.

"aahhh aku membutuhkannya. Terimakasih terimakasih" klaus meminum air yang dituangkan hazel kepadanya. "aku sangat kepanasan" hazel dan cha cha berdiskusi di kamar mandi.

"astagah ini kejam. Sebenarnya ada apa dengannya?" "Dia aneh seperti saudaranya" "dan orang lain dirumah itu. Dengan contoh lain pengaturan yang di lakukan pria pengeksploitasi" 

"oh come on jangan ini lagi" "mereka harus nya meperingati kita ini bukan tugas tak biasa. Apa? Bayaran resiko?" "ayolah, kita lakukan tuganya dan ganti ketugas lain. Seperti biasa. Ingat trinidad? Saat itu kita bekerja keras untuk itu, dua hari dua malam" "mana mungkin aku lupa trinidad"

"baguslah, ayo pergi"

Diego tertidur di depan sebuah rumah, sang pemilik rumah itu keluar dan melihat diego yang terlihat tiduran di depan pintu rumahnya kakinya terselonjor kebawah tangga. "apa-apaan, kali ini siapa yang kau buat marah?" 'keberi sesuai apa yang kudapatka" "kau tak menjawab pertanyaan ku" wanita itu menyerahkan kopi yang dibawanya pada diego.

"bagaimana perkembangan pekerjaanmu?" "sangat menarik, ada dua orang yang bertopeng anak-anak, bungkus peluru yang langka. Sidik jari dari kasus yang belum selesai tahun 1930, dan aku baru tau sopir truk derek dari toko donat tak punya satu pun keluarga." "anak laki-laki itu"

"bukan anak nya"

"anak yang mungkin jadi saksi mata satu-satunya dan kini jadi misteri" kini terdiam mengerti siapa anak yang sebenarnya di maksud oleh detektif disampinya ini. "oke jadi apa yang terjadi" diego beralih memandang patch "what?" "kau bisa telfon hanya untuk mengetahui perkembangan kasus nya. Kenapa kesini?"

"tidak apa-apa hanya.. my mom, dia mati tadi malam" "shit, diego. I'm so sorry" patch beralih duduk di sebelah diego "aku ingat betapa dekatnya kalian. Ada yang bisa kubantu?"

"aku hanya tak tau bagaimana caranya" diego memandang patch dengan wajah yang sedih "itu kah alasannya semua ini? Hey ceritakan yang terjadi, siapa pelakunya" patch memegang lengan diego agar berusaha lebih tenang dengan perasaannya.

"anggap saja aku tak melihat wajah mereka dengan jelas." "kau mengejar orang bertopengkan" "aku tak mengejar mereka. yang satu wanita. Jadi berhenti berlaga membandingkan gender" "aku berkata dengan jelas jangan mengikuti mereka"

Another World || 1 (The Umbrella Academy)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt