PRAKATA

266 48 42
                                    

Hai guys!
Bertemu kembali dengan aku.
Udah pada kenal dong ya 😎

Di tahun yang baru, semoga kesengsaraan negeri akan segera berlalu. Seluruh umat di penjuru dunia menginginkan hal terbaik di tahun baru ini. Semoga Tuhan selalu melindungi, aku, kamu, dan kita semua.

Di awal tahun ini, aku membawa cerita baru untuk kalian.
Berbeda dari sebelumnya yang lebih ke romance, sekarang aku berpindah haluan.
Doakan semoga mampu menyelesaikannya ya 😄

Aku dan seseorang yang (istimewa), eh, istimewa enggak nih😂 pokoknya seseorang yang sering aku repotin dalam hidupnya.
Di sini, kami--aku dan beliau, sedang menantang diri sendiri, melawan suatu hal yang pada dasarnya ada dalam setiap tubuh manusia. Malas.
Pasti enggak cuma aku doang dong yang digelayuti rasa itu. Pasti setiap manusia pernah merasakannya.

Kami berjuang--dalam waktu yang telah ditentukan-- untuk menyelesaikan sebuah cerita. Tujuannya agar melatih diri lebih disiplin dan enggak malas.

Tantangan ini kami beri nama Bedua Challenge. Ya Karena cuma bedua, kalau lima manusia ya belima challage wkwk.
Bukan kok bukan itu artinya, mau tahu? Enggak usah deh ya 😂
Hehe

Di challenge ini, aku membawakan cerita tentang seorang gadis remaja yang mendapatkan anugrah istimewa diumur yang ke-17. Di cerita ini (mungkin) enggak ada romancenya. Mungkin loh ya, jadi harus baca kalau mau tahu hehe.

Anugrah ini membawanya ke dalam sebuah permainan takdir. Permainan yang amat menyeramkan, di mana ia tak bisa berhenti, bila berhenti ia akan mati. Gadis remaja ini ketakutan, di tengah ketakutannya, ia dipertemukan takdir oleh penjaganya. Ia dibimbing untuk berani dan bisa menyelesaikan tugasnya. Gadis ini tumbuh dengan rasa berani dan kekuatan yang jauh lebih besar dari sebelumnya.

Memusnahkan atau dimusnahkan. Tujuannya hanya itu. Apakah gadis remaja berusia 17 tahun bisa melakukannya?

Mari baca kisah yang kuceritakan dan mencaritahu jawabannya🤗

1 Januari 2021

Di Balik Mata BatinМесто, где живут истории. Откройте их для себя