BLL | 46

13.5K 1.2K 112
                                    

Ares menatap kesal Arial yang terus menjauhkan Bianca darinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ares menatap kesal Arial yang terus menjauhkan Bianca darinya. Semalam, Arial-lah yang melempar Ares dengan sandal saat hampir mencium bibir Bianca. Tak hanya itu, Arial juga menyidang Ares dan Bianca karena perbuatan tidak senonoh.

"Jauh-jauh!" Arial memukul tangan Ares yang hendak menyentuh Bianca. Ares mengepalkan tangannya kesal. Kalau saja Arial bukan kakak sepupu kekasihnya, bisa ia pastikan saat ini Arial sedang berada di rumah sakit dalam kondisi kritis.

Ares menatap Bianca memelas, seolah meminta pertolongan. Gadis itu hanya cekikikan melihat penderitaan Ares. Biar saja, salahnya membuat Bianca cemburu kemarin.

"Ayo Ca, Abang anterin sekolah," Arial merangkul Bianca, menggiring gadis itu keluar dari rumah.

"Ica berangkat sama gue!" ucap Ares. Ia hendak menahan pergelangan tangan Bianca, namun Arial lagi-lagi menepisnya.

"Bersihin dulu otak lo, baru gue izinin deket-deket adik gue lagi!" ucapnya, lalu menarik tangan Bianca menuju mobil.

Ares mengerang kesal. Ia segera berjalan menuju mobilnya, berniat menyusul Arial dan Bianca. Lihat saja, begitu sampai sekolah nanti, Ares tak akan membiarkan Bianca berjarak lebih dari satu meter darinya.

***

"Bolos aja yuk, Ca?"

Bianca menatap kesal abangnya. "Ica ada UPRAK hari ini, Bang."

Arial berdecak. "Ntar Ares deket-deket kamu, lagi. Padahal Abang pingin liat muka sengsara dia lebih lama."

Bianca terkekeh. "Abang ada-ada aja. Kasian tau pacar Ica."

"Punya pacar kok mesumnya nggak ketulungan," cibir Arial. "Inget ya, Ca. Kalo dia mau cium bibir kamu lagi, kamu tarik aja bibirnya, terus kamu geplak jidatnya!"

Bianca mengangguk lucu. "Udah ya, Bang, Ica telat ntar."

"Nanti pulang Abang yang jemput. Jangan mau kamu ikut si Ares!" kata Arial lagi. Begitu Bianca menghilang dari pandangannya, barulah Ares tancap gas untuk menyelesaikan urusannya.

***

"Heh, jangan kabur!"

Ares memeluk tubuh Bianca dari belakang, menarik gadis itu mendekat. Bianca meronta, minta dilepaskan dari penjara Ares.

"Nggak kabur! Aku cuma mau beli makan."

"Nggak boleh. Titip si Brian aja."

"Lah, kok gue?!" seru Brian tak terima. Ia baru saja datang membawa dua mangkuk bakso untuk dirinya dan Nela. Ia hendak duduk, namun saat mendapati tatapan tajam dari Ares, Brian mengurungkan niatnya untuk menolak.

"Yah, boleh deh. Itung-itung pajak jadian," ucapnya tanpa sadar. Beberapa detik berlalu, tatapan Bianca dan yang lainnya langsung tertuju pada Brian.

BETWEEN LOVE AND LIES ✓Where stories live. Discover now