Wirasaksena -17-

9.9K 1.6K 208
                                    

Tau kan bagaimana Juna yang selalu bersikap seolah tak peduli tapi nyatanya adalah yang paling perhatian diantara empat sepupu itu ??

Iya, Juna terbangun di jam dua pagi hanya untuk mengecek bungsu diantara penghuni rumah itu sudah pulang atau belum. Dan yang didapatinya membuatnya mendesah. Nathan belum pulang.

Dia menggeleng pelan. Meraih laptop juga kertas-kertas dalam flip bag dan kotak pensilnya kemudian melenggang ke arah ruang keluarga. Dia tidak mungkin bisa tidur lagi jika seperti ini. Sekalipun memejamkan mata kalau pikiran melalang buana ya percuma saja.

Jadi dia memutuskan mengerjakan tugasnya saja sambil harap-harap Nathan akan segera membuka pagar rumah.

"Satu jam lagi kalau tidak pulang awas saja. Mobil barunya gue bakar sekalian" katanya sambil mulai membuka lembar-lembar tugasnya.

Hampir setengah jam lamanya deru mesin mobil baru terdengar membuatnya mengangkat pandangan. Menyikap lengan bajunya kalau-kalau otot dibutuhkan disini. Menjewer telinga Nathan contohnya.

Dia keluar berkacak pinggang di depan pintu. Persis ibu-ibu yang tengah menunggu anak bebalnya pulang ke rumah.

"Bagus ya baru pulang"

Mobil yang baru sampai di depan pagar itu bahkan belum masuk ke garasi tapi suara Juna sudah menggelegar terdengar.

"Bukain Jun"

Juna mendengus tapi tak urung membukakan pagar sekaligus garasi agar mobil putih itu segera masuk ke dalam.

"Nathan mana kok Lo yang nyetir ??"

"Tuh molor"

Juna menggelengkan kepala. Adiknya ini memang bukan anak malam. Mana kuat terjaga lebih dari jam 12. Padahalkan dia mahasiswa kedokteran. Harus siap begadang.

"Teler dia ??"

"Kagak lah!!"

Juna lagi-lagi mengangguk, mengisyaratkan Zayn mendekat dengan tangan kanan.

"Bantuin nih kasian kalau dibangunin nanti pusing"

"Iya pak bos"

Zayn kemudian berjongkok di tepi mobil, tepat disebelah pintu mobil penumpang. Menunggu Juna yang akan memindahkan Nathan ke punggungnya.

Tapi belum juga Zayn mengambil posisi yang pas untuk berjongkok, dagunya di tarik paksa Juna agar menghadap padanya. Dia mendongak dengan jarak yang agak jauh.

"Mata Lo kenapa bengkak ??"

"Abis nangis"

"Dia juga nangis ??" Tunjuknya pada Nathan yang masih juga terlelap seakan tidak terganggu sedikitpun.

"Hmm"

Juna mendengus kemudian, membantu mengangkat Nathan dengan pelan ke atas punggung Zayn.

"Sebelum tidur kompres dulu matanya biar gak bengkak"

Zayn mendengus, jika seperti ini sungguh Juna benar-benar mirip ibu-ibu.

"Iyaaaaa"

Zayn pelan-pelan meletakkan tubuh Nathan setelah sampai di kamar. Ingin merebahkan tubuhnya di sebelah Nathan tapi Juna lebih dulu menarik kerah bajunya.

"Tadi gue bilang apa ?? Kerjain sekarang"

Zayn berenggut pelan, dengan langkah terhentak dia melangkah ke dapur mengambil sebongkah es untuk kompres mata.

Sedangkan Juna malah diam disana. Melepaskan sepatu juga jaket Nathan agar lebih nyaman. Yah itu tugasnya sebagai sulung. Merepotkan.

🥀🥀🥀

Wirasaksena ✓Where stories live. Discover now