Bab 20

6.9K 1.1K 45
                                    

Cieee yang kemarin akhirnya pada komentar 🤣.
Nih di cemooh sama Max 🤣

 Nih di cemooh sama Max 🤣

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.














Sisa hari ini kuhabiskan untuk bercengkrama dengan Arthur dan Maximus. Aku bisa melihat sisi lain Arthur yang terlihat bebas dan bersemangat ketika berbicara dengan Maximus. Terlihat pula betapa nyaman dan percaya Maximus ketika menghadapi Arthur. Lalu, jika mengingat betapa bermusuhannya Arthur dengan Duncan, maka hal itu bisa membuat Arthur masuk ke dalam kubu politik Maximus di masa depan.

Arthur secara terang-terangan bahkan mengindikasikan agar aku memikirkan mengenai masa depanku bersama dengan Maximus. Berkali-kali membuat kesempatan untukku dan Maximus saling berbalas kata maupun berusaha membuat wajahku (atau wajah Maximus) memerah malu. Para Hero yang nantinya akan bertekuk lutut kepada Valerie bukan incaranku. Jelas saja aku akan mencari pria di luar liga milik Valerie.

Alih-alih aku pulang ke penginapan menggunakan kuda sewaan, Arthur dan Maximus bersikeras dan memaksaku untuk membuat mereka mengantar kepulanganku dengan kereta kuda sehingga di sinilah kami berada, berada di dalam kereta kuda Maximus dengan aku dan dua pria tampan yang duduk di seberangku.

"Bagaimana bisa kalian berkeliaran begitu saja? Bukankah kau mengatakan bahwa aturan Akademi sangat ketat?" Aku menyipit menatap Arthur yang menggaruk tengkuknya. Hal itu adalah salah satu kebiasaan Arthur ketika dia gugup atau berbohong.

"Itu benar. Tetapi kita pergi bersama Maximus."

Aku masih menyipit tajam. "Kau akan langsung kembali ke akademi begitu kau mengantarku, bukan?" Aku mengamati matanya ketika Arthur mengangguk. Ketika aku tidak menemukan kebohongan di sana, aku baru menghela napas lega dan beralih menatap Maximus yang terlihat mengamati kami dengan raut tertarik.

"Apa?"

"Aku hanya takjub bagaimana Arthur bisa sangat menuruti perintahmu."

"Hei-"

"Karena dia adikku." Bantahan Arthur berhenti ketika kusela.

"Dan kau juga takut dengan Arthur ketika dia marah."

"Percayalah Max. Kau akan menjadi seorang penakut jika kau melihat apa yang bisa Clara lakukan ketika dia marah."

"Setidaknya aku tidak menghancurkan rumah seperti kau terakhir kali, Art."

Arthur sedikit meringis sebelum membalas. "Yeah. Tapi kau mengangguku selama satu bulan penuh dan membuatku menderita tiga bulan selanjutnya hanya karena aku meminjam bonekamu untukku berlatih."

Aku sedikit mengernyit selama satu detik sebelum ingatan itu kembali. "Beth itu istimewa. Kau tidak bisa menusuknya dengan sihir kecilmu dan membuatnya berlubang. Kau harus melakukannya dengan mainan kuda milikmu." Jelasku dengan mengumpkan harga diri. Beth adalah nama boneka yang telah Arthur jadikan korban untuk berlatih sihir miliknya ketika dia kecil.

Secret of Villainous WomanWhere stories live. Discover now