Bab 30

5.1K 1K 38
                                    

Bab 30 - - End Season 1

Kalau ini komik manhwa, pas banget dibikin end season 1, terus authornya hiatus berapa lama buat ngerjain Season 2. Uyeeee....

Btw, para komikus ciamik Indonesia, ngga ada apa yang mau bikin komik based on cerita Clara dkk?
Kayak novel di korea kan banyak tuh yang dijadiin komik.

Kalian bantu doongssss share cerita ini ke temans temans kalian biar ada kesempatan ekranisasi buat Clara jadi bentuk komik terus jadi anime deh kalo bisa....
Gyahahahahaha

Dah lah.
Selamat membaca. Koreksi typo ya!

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Tanah bergetar begitu ledakan dengan skala lebih besar daripada sebelumnya terjadi. Kubah yang terdapat di ballroom meledak hingga puing-puing berterbangan. Suara jeritan para bangsawan terdengar dan mereka semakin berlari untuk menjauhi istana.

Aku membuat tameng yang terbuat dari tanah untuk melindungiku dan juga Valerie yang baru saja memadamkan api terakhir sebelum ledakan besar itu terjadi. Suara geraman dari makhluk bencana terdengar memekakan telinga hingga membuat bulu kudukku berdiri.

"Clara-"

"Tidak apa-apa. Kita akan baik-baik saja." Aku lalu membuka tameng. Melihat keadaan di luar dan menemukan Duncan masih bertarung dengan mahkluk yang terlihat seperti singa dengan selubung berwarna hitam yang menaunginya. Jangan bilang bahwa itu adalah bencana Singa Hitam yang seharusnya keluar di babak pertengahan game Cherry Blossom?

Oh. My. God.

Bagaimana bisa?

Dari sisi lain aku juga melihat Theodore dengan sihir elemen api miliknya bertarung bersama dengan Duncan. Tidak hanya mereka, aku juga melihat sosok Maximus yang membantu pertarungan itu dengan elemen bumi.

Lingkaran sihir besar lalu terlihat di langit. Berwarna keemasan dengan ukiran simbol dari ke empat elemen. Aku menyisir sekeliling dan menemukan sosok seorang kakek dengan janggut panjang seperti sosok Albus Dumbledore yang sedang merapal mantra. Mencoba untuk mengalahkan sang bencana yang sedang mengamuk.

Duncan terlihat kepayahan untuk menahan bencana itu meski sudah dibantu oleh kestaria lainnya. Kemudian, seolah gerakan menjadi lambat, serpihan bangunan berterbangan menuju sang kakek yang merupakan Mage dan hampir membunuhnya.

"Tidak!" Aku bereaksi tanpa sadar. Membuat tameng untuk melingkupi tubuh sang Mage sehingga dia bisa selamat. Di saat yang sama, mantra yang dia ucapkan telah selesai namun karena pandangannya terhalang oleh tameng yang aku ciptakan, serangan itu meleset sementara mana miliknya akibat pertarungan panjang mulai berkurang drastis.

Secret of Villainous WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang