Bab 27 Bagian 2

1.6K 282 28
                                    

Btw sekarang sudah jelas ya, nanti Solar bakal jadian sama Jo atau Akar. Kita lihat nanti Solar milih siapa wkwk.

Selamat membaca.

.

.

"Lebay," komentar Akar saat melewati Solar.

"Berisik lo, Jambu Mete! Gue nggak ngomong sama lo!" balas Solar yang langsung membuat Mas Jamal dan Jo terpingkal-pingkal.

"Bener juga sih! Kepalanya mirip jambu mete!" kelakar Jo yang terus tertawa.

Akar hanya memutar matanya kesal.

Tiba-tiba saja ekspresi Jo berubah mengkal. "Kar, lo kenapa jadi judes sama Solar?" Ia menoleh pada Ratu yang memasang wajah masam. "Ratu yang nyuruh lo jutekin Solar? Ratu lo dengerin!"

"Seinget gue lo nggak pernah sinis gitu sama orang, Kar. Solar nggak salah apa-apa sama lo juga, kan?" Nimas ikut memprotesnya. Menurutnya Akar sudah keterlaluan. Ia kemudian melirik Ratu. "Tu, baikan sih sama Solar. Masa marah lo nggak kelar-kelar?" Ia paling tidak tahan di ruangan ada yang bermusuhan dalam waktu lama.

Akar sengaja tak menggubris, dan memilih keluar ruangan bersama Ratu.

"Solar, lo sama Ratu kayaknya harus ngomong baik-baik deh. Nggak bagus kalian berantem gitu. Pas awal lo masuk kalian kan kelihatan akrab," Mas Jamal memberikan nasihat yang ia harap bisa diterima Solar. Kalau memberi tahu Ratu, Mas Jamal tidak yakin calon supervisor itu akan mendengarkannya.

Solar memutar matanya malas. "Mas, yang ngedorong gue sampai luka itu Ratu. Yang judes terus ke gue Ratu. Gue tuh nggak ada ngapa-ngapain. Sori kalau gue tadi ngelawan, habisnya dari kemarin ocehan dia ke gue nggak ngenakin banget."

Nimas keheranan karena urusan Solar dan Ratu tidak selesai-selesai. "Kenapa Ratu sampai segitunya ya? Pasti alasannya kuat banget. Walaupun temperamental, kemarahan Ratu biasanya ada alasan."

"Kayaknya gara-gara Akar cium gue, tapi gimana bisa Ratu tahu?" Solar lalu teringat janjinya pada Akar. Ia segera menutup mulut dengan mata yang nyaris mental dari rongga. "Mampus gue keceplosan!"

"Lo dicium Akar? Kyaaaaa!" Nimas memekik kencang seperti seorang fangirl yang baru bertemu dengan artis favoritnya.

"Wahaha, gila lo, Solar. Lo pasti ngebohong, kan? Secara penampilan, lo bukan tipenya Akar. Akar suka cewek kayak Ratu, pinter dandan, pakai lipstick warna merah. Kalau bohong jangan di siang bolong begini!" Mas Jamal terpingkal-pingkal karena menurutnya Solar mimpi di siang hari.

Jo menunduk di depan Solar; menunjukkan ekspresi paniknya. "Solar, bilang kalau tadi itu bohong!"

"Kalau nggak percaya, tanya aja sama Akar," ujar Solar tidak peduli. Ia sudah melupakan soal ciuman itu.

"Kyaaaa!" Nimas kembali memekik.

Jo langsung mencubit pipi gembil Nimas. "Mbak, Nim. Kenapa lo jadi teriak melulu?"

Nimas menghempas tangan Jo. "Lo bayangin aja ada persaingan sengit di sini. Bakalan seru, tahu!"

"Kebanyakan nonton drama Korea lo, Mbak Nim."

Sementara itu Solar kembali melanjutkan kegiatannya. Sekarang ia hanya akan fokus pada mimpinya. Setidaknya dalam beberapa bulan ke depan, ia harus sudah tahu bagaimana cara menulis skenario yang benar dan bisa memikat penonton. Lalu, sebentar lagi ia akan liburan ke Korea Selatan. Ah, ia jadi tidak sabar. Nanti ia jangan sampai lupa minta izin dulu sama Bu Dewa.

.

.

Ratu sedang berdiskusi bersama Bu Dewa dan Pak Bakar. Ia memperhatikan cara bicara bosnya yang begitu santun dan penuh senyuman pada pemilik PH ini.

Nggak Suka? Ya, Resign Aja! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang