Bab 14

1.9K 314 13
                                    

Happy weekend. Selamat membaca ya.

Dapet salam dari Wen Junhui cast-nya Akar. Seneng banget album terbaru Seventeen mecahin rekor baru wkwkwk.

 Seneng banget album terbaru Seventeen mecahin rekor baru wkwkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ratu membaca hasil editan naskah yang sudah Solar kerjakan. Ia rasanya ingin menjenggut rambutnya sendiri. Solar masih harus banyak belajar membuat naskah itu jadi layak untuk disyutingkan. "Gila Solar bikin gue emosi."

Nimas yang sedang menonton film di laptopnya langsung mendongak. "Separah apa hasil editannya?"

Ratu menggebrak meja kuat-kuat saking kesalnya. "Masa dia cuma ngedit typo? Kontinitinya berantakan. Ada banyak scene nggak penting yang bisa dibuang. Ini harusnya ngerombak plot." Ia kembali memukul meja saking frustrasinya.

Jo yang sedang mengedit program acara lain, jadi ikut senewen. "Biasa aja lo. Lo pikir lo doang yang sibuk?"

Emosi Ratu naik dua tingkat. "Lo kenapa ngebela dia?"

"Lo ngertiin lah Solar yang masih baru. Belum ada seminggu dia di sini. Dan lo harus inget meja ini punya kantor, bukan punya lo!"

Ratu kembali menggebrak meja kencang-kencang, kemudian keluar dari ruangan cepat-cepat.

"Dasar sensian." Jo hanya menggeleng. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya. Tidak ada Bu Dewa dan Ratu di ruangan, ia merasa akan bisa lebih cepat merampungkan tugas ini.

"Lo suka sama Solar?"

Jo menoleh pada Nimas sambil memelotot. Ia kemudian tersenyum. "Nggak, Mbak. Gue sukanya sama lo."

Mata Nimas menyipit. "Gue lagi nggak bercanda."

Jo sengaja mengeluarkan guyonan lagi. "Gue kira Mbak lagi bercanda." Lalu wajahnya berubah serius. "Kenapa Mbak Nim mikir kayak gitu?"

"Cowok kalau suka sama cewek itu kelihatan. Lo salah satunya," ujar Nimas yang tersenyum usil.

"Mbak Nim terlalu kepo deh. Emangnya kalau suka nggak boleh? Kalau nggak suka juga nggak masalah, kan?" Jo selalu merasa risih ketika ada orang lain yang ingin ikut campur urusan pribadinya.

Nimas lalu berusaha membuka mata Jo. "Lo maklumin lah Ratu yang kayak gitu. Lo kan tahu dia yang paling banyak dikasih tugas sama Bude. Dia yang paling capek di sini."

Jo terdiam sesaat. "Gue nggak akan komentar apa-apa lagi karena Mbak temen baiknya Ratu, dan gue bukan. Jadi, Mbak lanjut nonton ya." Ia memasang headphone di telinga Nimas, lalu fokus kembali ke laptopnya.

Nimas hanya menggeleng. Susah sekali membuat Jo dan Ratu punya hubungan yang seperti dulu, padahal ia sudah mencoba membuat mereka akur kembali.

.

.

Solar dan Akar tiba di kantor. Akar jalan lebih dulu tanpa memedulikan Solar yang jengkel dengan tingkahnya.

Nggak Suka? Ya, Resign Aja! [END]Where stories live. Discover now