24

4.3K 496 56
                                    

Holaaa, hadiah buat kalian sebelum lebaran.

Selamat Hari Raya Idulfitri. mohon maaf lahir dan batin. Semoga setelah lebaran, Virus Corona akan segera pulang ke kampung halamannya dan tak akan kembali lagi, Aamiin.

Jangan lupa pake masker dan cuci tangan kalo mau bepergian besok yaa, kalo emak stay di rumah aja kayaknya sambil ngemil ketupat dan opor, dan ikan goreng, dan cemilan bertoples-toples yang melambai-lambai pengin dibuka dari kemarin.

BTW. Emak udah kangen dan rindu berat, pengin ngantor lageeee huhuhuuu

Daaaaaaaaaaaaaaan, info yaa kalo buku-bukuku yang udah terbit, semua ada di google play. Yang minat mau koleksi dan nggak ribet, tinggal cuzz dan beli di sana, okey
Hayuuk, pada beli dooong

Happy reading,

"Hmmm, masih ingat dengan toko ini? Aku pikir Nyonya besar sedang sibuk menghitung tumpukan berliannya di rumah!" sindir Lila begitu Tara baru saja menginjakkan kaki di dalam toko mereka.

Tara mengambil satu kursi di depan meja potong, kemudian menyeretnya ke samping Lila yang tengah sibuk merangkai bunga. Dia tersenyum pada Lani, yang sedang menulis pada kartu ucapan.

"Jika aku mengatakan merindukanmu, kamu pasti menganggapku sudah gila. Tapi kamu benar-benar harus segera mengikuti jejakku. Menikah ternyata tidak seburuk yang aku bayangkan!" Aura bahagia masih terpancar jelas di wajah cantik Tara. Membuat Lila ingin melempar gunting dan menyeret pacarnya segera ke KUA.

"Itu karena kamu mendapat suami tajir melintir! Coba kalau yang mempersunting kamu, abang tukang becak di pengkolan sono!" gerutu Lila berusaha menyingkirkan tangan Tara yang sudah memeluknya erat. Mereka benar-benar seperti kembar dempet sekarang.

"Leon emang tukang becak, sih! Tapi becaknya merk BMW, Lamborghini, Bugatty Veyron, yang terakhir kemarin diuji coba becak Koenigsegg CCXR Trevita. Tinggal pilih, kamu mau diboncengin yang mana!"

"Haish! Sekarang bisa pamer! Siapa dulu coba yang maunya pisah aja! Siapa yang sukanya nangis, minta surat cerai dari Leon? Sekarang udah negerasain enaknya, udah lupa aja sama omongan sendiri!" sindir Lila dengan wajah semendung langit mau hujan deras.

"Yah, namanya juga manusia. Pasti ada masa dia khilaf, dan ada masa dia sadar sesadar-sadarnya. Mungkin dulu aku kesambet jin edan. Syukurlah, sekarang aku sudah normal kembali," cengir Tara tanpa dosa.

"Bukannya sekarang tambah edan, ya!" gerutu Lila yang memekik karena bunga di tangannya terpotong tanpa ampun.

"Hati-hati, nona! Salah potong bunga lagi, maka kerugian akan aku hitung dalam tagihanmu!" ancam Tara dengan senyum penuh kemenangan.

Lila tak tahan lagi. Dia membanting buket yang baru setengah jadi itu. Persetan dengan kerugian dan potong gaji segala macam. Dia kesal, kesaaaaal sekali dengan Tara yang meninggalkannya tanpa kabar berita.

"Eh! Kita mau ke mana?" teriak Tara begitu tangannya ditarik paksa keluar dari Toko. Lila berteriak pada Lani agar meneruskan pekerjaannya.

"Kamu harus jelasin ke aku, ke mana aja selama dua minggu ini ngilang! Bikin aku senewen aja! Kamu pikir aku nggak butuh istirahat dan pacaran apa? Dua minggu aku harus ngerjain begitu banyak pesanan sendirian, dan kamu seenaknya bilang mau potong gaji aku? Kamu punya perasaan nggak, sih?" Lila merepet seperti petasan gandeng dinyalakan. Tara hanya dapat menahan tawa, melihat kemarahan sahabatnya.

"Iya, aku minta maaf, deh!"

"Minta maaf? Begitu aja? Nggak! Nggak! Hati aku harus dibikin seneng dulu, baru aku pikirin buat maafin kamu."

Semanis Cinta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang