8

4.5K 633 37
                                    

Updateeeeeee

Kita jalan-jalan ke Jejepangan dulu yaaaa, jangan lupa itu tanda bintang di sebelah kiri bawah dipencet biar makin berkilau ini cerita yaaaa

Untuk masalah yang meneror Tara di awal cerita, makk belum mau ngasih tau yaa. 

Kalian punya imajinasi, siapa kira2 yang cucok buat cast mereka?


Ryu Takeda memang tidak sakit. Dia memang hanya mengalami batuk dan flu berat. Namun kondisinya sekarang sudah berangsur baik. Setidaknya itu yang dikatakan oleh pelayan pribadinya.

Lelaki itu menyambut putranya dengan senyum sumringah, dan pelukan hangat. Seakan sudah berabad-abad lamanya mereka tidak berjumpa. Namun senyumnya langsung lenyap, ketika melihat kehadiran Tara di sana.

Tara mengangguk hormat, tapi ayah mertuanya itu mengabaikannya. Dia bahkan langsung menggandeng tangan Leon untuk masuk ke dalam rumah. Tara hanya menghela napas, merasa kehadirannya memang tidak diinginkan.

Bagaimana tidak? Kehidupan Leon memang sangat jauh berbeda dengan kelasnya. Istana mewah milik keluarga Takeda sudah menjelaskan segalanya. Mereka berasal dari keluarga bangsawan, sekaligus pengusaha yang sangat sukses. Seharusnya Leon memang menikahi seorang putri bangsawan. Bukan wanita biasa seperti dirinya.

"Kenapa kamu tersenyum begitu?" tanya Leon ketika menoleh, dan mendapati istri kecilnya itu tengah tersenyum tidak jelas.

Dua orang pelayan memakai yukata mengantarkan mereka menelusuri selasar panjang menuju bangunan utama. Tara tidak berusaha menyembunyikan rasa kagumnya, pada ukiran kayu rinci rumit di setiap sudut tempat itu.

"Aku sedikit menyesal karena tidak menjadi gadis matre. Andai aku seperti itu, aku akan membuatmu menjadi pohon emasku!"

"Sayangnya, kamu memang tidak seperti itu." Leon menyahut dengan nada dingin. Selain untuk mencegah perjodohan itu, tidak ada alasan lain bagi Leon untuk menikahi Tara. Masa lalunya tidak pernah membuatnya seputus asa itu.

"Keluargamu benar-benar masih keturunan bangsawan kuno?"

"Nenek moyangku memang berasal dari klan Edogawa. Namun mereka menyingkir jauh dari Ibukota, dan mendirikan bisnis sendiri. Mereka tidak pernah tertarik dengan urusan politik."

"Lalu kenapa kamu sampai terdampar di negaraku?"

"Ibuku berasal dari Bandung."

"Beneran? Jadi, si Akang masih keturunan Sunda?" ledek Tara yang tak habis pikir, jika Leon masih memiliki darah Indonesia.

Leon mendengkus entah karena apa, "Ibuku keturunan Belanda yang sudah berbaur dengan warga setempat. Dia sangat cantik dan lembut."

Tara berhenti berjalan mendadak. Dia menoleh pada Leon, yang terlihat kaget dengan perbuatan Tara. "Mengapa berhenti? Ayah sedang menunggu kita di Istana Phoenix?"

Tara menatap lelaki itu dengan pipi memerah. Dia terlihat sangat kesal, "Tadi apa yang kamu katakan Akang Leon?"

"Jangan memanggilku seperti itu!"

"Jangan menyela ucapanku! Kamu tadi mengatakan jika Ibumu adalah keturunan Belanda, dengan paras cantik dan lembut. Apa sekarang kamu ingin mengatakan jika wanita Indonesia itu sangat jelek dan kasar?"

Leon tampak menyadari kesalahannya. Namun Tara yang sedang murka, sekali lagi mengangkat satu tangan, menyuruh dirinya diam. "Jangan karena nenek moyangmu dulunya menjajah negeri kami, maka kamu bisa berbicara seenaknya seperti itu. Buktinya kamu mencari nafkah di negaraku, bukan di negeri di mana ibumu berasal!"

Semanis Cinta (Selesai)Where stories live. Discover now